AISYAH TIDAK BERSALAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bahwa Aisyah (istri
Nabi Muhammad) tidak bersalah ketika dituduh selingkuh?” Syaikh Shafiyyurahman
menjelaskannya.
1. Jika Nabi Muhammad keluar daerah untuk
menempuh suatu perjalanan dalam peperangan atau kegiatan lainnya, maka beliau
selalu mengajak salah satu istrinya untuk mendampingi selama perjalanan.
2. Pada suatu hari, Nabi Muhammad bersiap
berangkat perang dan Aisyah mendapatkan giliran untuk mendampingi, maka Aisyah
ikut berangkat bersama rombongan.
3. Selama dalam perjalanan, Aisyah (istri
Nabi Muhammad) duduk di dalam keranda (tempat berlindung selama perjalanan) yang
dinaikkan di atas seekor unta.
4. Ketika peperangan selesai, Nabi Muhammad memberikan
tanda rombongan akan kembali ke Madinah, waktu itu Aisyah pergi agak menjauh
dari rombongan untuk melepaskan hajat.
5. Setelah selesai, Aisyah kembali mendekati
unta tunggangannya, ternyata kalungnya hilang terjatuh, lalu Aisyah kembali ke
tempat buang hajat untuk mencari kalung yang terlepas.
6. Sewaktu Aisyah kembali ke rombongan, pasukan
Islam sudah meninggalkan lokasi, dan keranda untuk mengangkut Aisyah sudah
dinaikkan di atas unta.
7. Para pengawal menduga Aisyah sudah berada
di dalamnya, karena tubuh Aisyah sangat ringan, sehingga para pengawal tidak
mengetahui kerandanya kosong ketika mengangkatnya.
8. Aisyah yang tertinggal tetap bertahan di
tempat perhentian semula, dengan harapan pasukan akan kembali menjemputnya.
9. Shafwan bin Muaththal adalah anggota yang
bertugas menyisir pasukan dan bertanggung jawab untuk membawa benda apa pun
yang tertinggal, sedang berkeliling.
10. Shafwan bin Muaththal mengenali Aisyah (istri
Nabi Muhammad) berada di padang pasir sendirian dan berkata, “Innalillahi”.
11. Shafwan merendahkan untanya untuk dinaiki
oleh Aisyah, Shafwan menuntun untanya mengejar rombongan Nabi Muhammad, selama
dalam perjalanan mereka tidak berbicara apa pun.
12. Rombongan Nabi Muhammad beristirahat berteduh
di bawah pohon saat tengah hari yang terik, Shafwan dan Aisyah menyusul datang.
13. Abdullah bin Ubay (tokoh munafik Madinah)
mendapatkan kesempatan emas, dengan cepat dia menyebarkan isu bahwa Aisyah (istri
Nabi Muhammad) berselingkuh dengan Shafwan.
14. Umat Islam gempar, Nabi Muhammad
menghadapi masalah yang pelik, karena selama sebulan wahyu tidak turun, maka
Nabi tidak mengambil keputusan apa pun.
15. Abdullah bin Ubay adalah kepala suku
Khazraj, yang akan dinobatkan menjadi Raja Madinah.
16. Ketika Nabi Muhammad datang di Madinah, Abdullah
bin Ubay kalah pamor, sehingga dia batal menjadi Raja Madinah.
17. Sejak saat itu, Abdullah bin Ubay menjadi
tokoh munafik, memang dia tidak berani melawan Nabi secara langsung, tetapi
selalu bekerja sama dengan musuh Nabi.
18. Penduduk asli Madinah adalah suku Aus dan
suku Khazraj, Saad bin Muadz adalah kepala suku Aus, sedangkan Abdullah bin
Ubay adalah kepala suku Khazraj.
19. Suku
Aus dan suku Khazraj yang memeluk Islam disebut kaum Ansar, sedangkan para
pendatang dari Mekah yang tinggal di Madinah disebut kaum Muhajirin.
20. Pada zaman itu, di Madinah juga bermukim
kelompok Yahudi (Bani Nadhir, Bani
Qaynuqa, dan Bani Quraizhah).
21. Sejarah masuknya orang Yahudi di Madinah,
karena Kaisar Romawi mengusir kaum Yahudi, lalu mereka menuju Madinah, menurut
Taurat (kitab yang mereka percayai) akan datang seorang rasul di daerah
perkebunan kurma.
22. Kaum Yahudi lebih cerdas dari penduduk
Arab asli, sehingga mereka menguasai ekonomi.
23. Penduduk asli Madinah terdiri atas dua
kabilah bersaudara (Bani Aus dan Bani Khazraj).
24. Bani Khazraj bersahabat dengan suku Yahudi
Qaynuqa, dan Bani Aus berteman dengan suku Yahudi Quraizhah, tetapi kamu Yahudi
sering mengadu domba Bani Aus dengan Bani Khazraj.
25. Kaum Yahudi selalu menyampaikan kepada
Bani Aus dan Bani Khazraj bahwa rasul baru akan muncul di Madinah, mereka akan
mengakui dan menjadi pengikut rasul baru, yang akan berperang melawan suku Aus
dan suku Khazraj.
26. Setelah rasul yang ditunggu benar-benar
datang, ternyata kaum Yahudi mengingkarinya dan mereka tidak mengakuinya, tidak
seperti yang digembar-gemborkan dahulu, padahal kaum Yahudi sangat mengenal
nabi baru seperti mereka mengenal anaknya sendiri,
27. Kaum Yahudi tidak mau mengakui Nabi
Muhammad sebagai rasul, karena rasul baru ternyata bukan berasal dari bangsa
Yahudi, mereka mengiginkan rasul baru harus dari bangsa Yahudi.
28. Aisyah memasuki rumah, ketika Nabi Muhammad
sedang duduk sendirian, Aisyah belum mengetahui kabar yang beredar bahwa dirinya
dituduh berselingkuh.
29. Aisyah merasa gundah, karena sikap Nabi Muhaamd
berubah terhadapnya, ketika Aisyah hendak bicara, Rasulullah malah berpaling ke arah yang lain.
30. Aisyah sakit sebulan, minta izin kepada
Nabi Muhammad untuk pulang ke rumah orang tuanya.
31. Akhirnya, Aisyah mengetahui berita yang
tersiar bahwa dirinya dituduh selingkuh, segera Aisyah mengurung diri di rumah
orang tuanya (Abu Bakar).
32. Ketika Nabi Muhammad berkunjung ke rumah
Abu Bakar, beliau disambut dengan baik oleh keluarga Abu Bakar, tetapi Aisyah
masih bersedih.
33. Nabi Muhammad bersabda, “Wahai Aisyah,
berita itu rupanya telah sampai kepadamu. Jika engkau masih suci, niscaya Allah
akan membersihanmu, tetapi apabila engkau telah berbuat dosa, bertobatlah
dengan penuh penyesalan, niscaya Allah akan mengampuni dosamu.”
34. Aisyah menjawab sambil menangis, “Demi
Allah, aku tahu engkau telah mendengar kabar ini. Ternyata engkau
mempercayainya, seandainya aku katakan bahwa aku tetap suci, niscaya Allah
mengetahui kesucianku. Tentunya engkau tidak akan mempercayaiku.”
35. Aiysah melanjutkan, “Tetapi, jika aku
mengakuinya, sedangkan Allah mengetahui bahwa aku tetap suci, maka engkau akan
mempercayai perkataanku. Aku hanya dapat mengatakan apa yang disampaikan Nabi
Yusuf bahwa bersabar adalah lebih baik”.
36. Beberapa saat kemudian, wahyu turun
kepada Rasulullahi, dan Aisyah dinyatakan tidak bersalah.
37. Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat
11.
إِنَّ
الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ
ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ
الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golonganmu juga. Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagimu
bahkan ia adalah baik bagimu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan
dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.
38. Umar bin Khattab berkata, “Wahai Rasulullah,
wahyu sudah datang, izinkan saya menebas
leher Abdullah bin Ubay, karena dia menyebarkan berita bohong.”
39. Nabi Muhammad bersabda, ”Wahai Umar, janganlah
kamu membunuh orang munafik itu, karena nanti akan beredar kabar bahwa Muhammad
membunuh sahabatnya.“
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid
Nabawi. Madinah 20174.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Mekah. Mekah 2017
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment