Monday, March 11, 2019

1992. AISYAH TIDAK BERSALAH











AISYAH TIDAK BERSALAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bahwa Aisyah (istri Nabi Muhammad) tidak bersalah ketika dituduh selingkuh?” Syaikh Shafiyyurahman menjelaskannya.
1.    Jika Nabi Muhammad keluar daerah untuk menempuh suatu perjalanan dalam peperangan atau kegiatan lainnya, maka beliau selalu mengajak salah satu istrinya untuk mendampingi selama perjalanan.
2.    Pada suatu hari, Nabi Muhammad bersiap berangkat perang dan Aisyah mendapatkan giliran untuk mendampingi, maka Aisyah ikut berangkat bersama rombongan.
3.    Selama dalam perjalanan, Aisyah (istri Nabi Muhammad) duduk di dalam keranda (tempat berlindung selama perjalanan) yang dinaikkan di atas seekor unta.
4.    Ketika peperangan selesai, Nabi Muhammad memberikan tanda rombongan akan kembali ke Madinah, waktu itu Aisyah pergi agak menjauh dari rombongan untuk melepaskan hajat.
5.    Setelah selesai, Aisyah kembali mendekati unta tunggangannya, ternyata kalungnya hilang terjatuh, lalu Aisyah kembali ke tempat buang hajat untuk mencari kalung yang terlepas.
6.    Sewaktu Aisyah kembali ke rombongan, pasukan Islam sudah meninggalkan lokasi, dan keranda untuk mengangkut Aisyah sudah dinaikkan di atas unta.
7.    Para pengawal menduga Aisyah sudah berada di dalamnya, karena tubuh Aisyah sangat ringan, sehingga para pengawal tidak mengetahui kerandanya kosong ketika mengangkatnya.
8.    Aisyah yang tertinggal tetap bertahan di tempat perhentian semula, dengan harapan pasukan akan kembali menjemputnya.
9.    Shafwan bin Muaththal adalah anggota yang bertugas menyisir pasukan dan bertanggung jawab untuk membawa benda apa pun yang tertinggal, sedang berkeliling.
10. Shafwan bin Muaththal mengenali Aisyah (istri Nabi Muhammad) berada di padang pasir sendirian dan berkata, “Innalillahi”.
11. Shafwan merendahkan untanya untuk dinaiki oleh Aisyah, Shafwan menuntun untanya mengejar rombongan Nabi Muhammad, selama dalam perjalanan mereka tidak berbicara apa pun.
12. Rombongan Nabi Muhammad beristirahat berteduh di bawah pohon saat tengah hari yang terik, Shafwan dan Aisyah menyusul datang.
13. Abdullah bin Ubay (tokoh munafik Madinah) mendapatkan kesempatan emas, dengan cepat dia menyebarkan isu bahwa Aisyah (istri Nabi Muhammad) berselingkuh dengan Shafwan.
14. Umat Islam gempar, Nabi Muhammad menghadapi masalah yang pelik, karena selama sebulan wahyu tidak turun, maka Nabi tidak mengambil keputusan apa pun.
15. Abdullah bin Ubay adalah kepala suku Khazraj, yang akan dinobatkan menjadi Raja Madinah.
16. Ketika Nabi Muhammad datang di Madinah, Abdullah bin Ubay kalah pamor, sehingga dia batal menjadi Raja Madinah.
17. Sejak saat itu, Abdullah bin Ubay menjadi tokoh munafik, memang dia tidak berani melawan Nabi secara langsung, tetapi selalu bekerja sama dengan musuh Nabi.
18. Penduduk asli Madinah adalah suku Aus dan suku Khazraj, Saad bin Muadz adalah kepala suku Aus, sedangkan Abdullah bin Ubay adalah kepala suku Khazraj.
19.  Suku Aus dan suku Khazraj yang memeluk Islam disebut kaum Ansar, sedangkan para pendatang dari Mekah yang tinggal di Madinah disebut kaum Muhajirin.
20. Pada zaman itu, di Madinah juga bermukim kelompok Yahudi  (Bani Nadhir, Bani Qaynuqa, dan Bani Quraizhah).
21. Sejarah masuknya orang Yahudi di Madinah, karena Kaisar Romawi mengusir kaum Yahudi, lalu mereka menuju Madinah, menurut Taurat (kitab yang mereka percayai) akan datang seorang rasul di daerah perkebunan kurma.
22. Kaum Yahudi lebih cerdas dari penduduk Arab asli, sehingga mereka menguasai ekonomi.
23. Penduduk asli Madinah terdiri atas dua kabilah bersaudara (Bani Aus dan Bani Khazraj).
24. Bani Khazraj bersahabat dengan suku Yahudi Qaynuqa, dan Bani Aus berteman dengan suku Yahudi Quraizhah, tetapi kamu Yahudi sering mengadu domba Bani Aus dengan Bani Khazraj.
25. Kaum Yahudi selalu menyampaikan kepada Bani Aus dan Bani Khazraj bahwa rasul baru akan muncul di Madinah, mereka akan mengakui dan menjadi pengikut rasul baru, yang akan berperang melawan suku Aus dan suku Khazraj.
26. Setelah rasul yang ditunggu benar-benar datang, ternyata kaum Yahudi mengingkarinya dan mereka tidak mengakuinya, tidak seperti yang digembar-gemborkan dahulu, padahal kaum Yahudi sangat mengenal nabi baru seperti mereka mengenal anaknya sendiri,
27. Kaum Yahudi tidak mau mengakui Nabi Muhammad sebagai rasul, karena rasul baru ternyata bukan berasal dari bangsa Yahudi, mereka mengiginkan rasul baru harus dari bangsa Yahudi.
28. Aisyah memasuki rumah, ketika Nabi Muhammad sedang duduk sendirian, Aisyah belum mengetahui kabar yang beredar bahwa dirinya dituduh berselingkuh.
29. Aisyah merasa gundah, karena sikap Nabi Muhaamd berubah terhadapnya, ketika Aisyah hendak bicara, Rasulullah  malah berpaling ke arah yang lain.
30. Aisyah sakit sebulan, minta izin kepada Nabi Muhammad untuk pulang ke rumah orang tuanya.
31. Akhirnya, Aisyah mengetahui berita yang tersiar bahwa dirinya dituduh selingkuh, segera Aisyah mengurung diri di rumah orang tuanya (Abu Bakar).
32. Ketika Nabi Muhammad berkunjung ke rumah Abu Bakar, beliau disambut dengan baik oleh keluarga Abu Bakar, tetapi Aisyah masih bersedih.
33. Nabi Muhammad bersabda, “Wahai Aisyah, berita itu rupanya telah sampai kepadamu. Jika engkau masih suci, niscaya Allah akan membersihanmu, tetapi apabila engkau telah berbuat dosa, bertobatlah dengan penuh penyesalan, niscaya Allah akan mengampuni dosamu.”
34. Aisyah menjawab sambil menangis, “Demi Allah, aku tahu engkau telah mendengar kabar ini. Ternyata engkau mempercayainya, seandainya aku katakan bahwa aku tetap suci, niscaya Allah mengetahui kesucianku. Tentunya engkau tidak akan mempercayaiku.”
35. Aiysah melanjutkan, “Tetapi, jika aku mengakuinya, sedangkan Allah mengetahui bahwa aku tetap suci, maka engkau akan mempercayai perkataanku. Aku hanya dapat mengatakan apa yang disampaikan Nabi Yusuf bahwa bersabar adalah lebih baik”.
36. Beberapa saat kemudian, wahyu turun kepada Rasulullahi, dan Aisyah dinyatakan tidak bersalah.

37. Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 11.

إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
     Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golonganmu juga. Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagimu bahkan ia adalah baik bagimu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

38. Umar bin Khattab berkata, “Wahai Rasulullah, wahyu sudah datang, izinkan saya  menebas leher Abdullah bin Ubay, karena dia menyebarkan berita bohong.”
39. Nabi Muhammad bersabda, ”Wahai Umar, janganlah kamu membunuh orang munafik itu, karena nanti akan beredar kabar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya.“

Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 20174.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment