SALMAN AL-FARISI
oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang Salman Al-Farisi?” Syaikh Shafiyurrahman menjelaskannya.
1. Salman
Al-Farisi lahir di desa Desa Jayyu, Asfahah di Persia, Iran tahun 568 Masehi dan
meninggal tahun 657 Masehi di Irak.
2. Salman
Al-Farisi (ketika Madinah dipanggil Abu Abdullah) adalah anak kesayangan
seorang pemimpin desa yang beragama Majusi (menyembah api).
3. Salman
remaja bertugas menjaga api, agar terus menyala.
4. Salman
menuju ladang, terdengar suara kebaktian di gereja, Salman tertarik belajar agama
Kristen.
5. Rombongan
orang Kristen berasal dari negeri Syam datang mengunjungi orang tua Salman.
6. Ayahnya
melarang Salam bergaul dengan mereka, lalu dikurung dalam rumah.
7. Salman
Al-Farisi berhasil mengikuti rombongan pedagang kembali ke negeri Syam.
8. Salman
Al-Farisi tinggal di kompleks gereja di Syam sebagai pelayan jemaat gereja bersama
seorang uskup.
9. Ternyata
uskup orang jahat yang menyalahgunakan jabatannya, memerintahkan orang
bersedekah, tetapi hasilnya untuk kekayaan pribadi uskup sendiri.
10. Uskup
meninggal, masyarakat akan melakukan prosesi pemakaman.
11. Salman
Al-Farisi membuka rahasia bahwa uskup orang
jahat, ditunjukkan tempat penyimpanan perhiasan tersembunyi.
12. Ditemukan
7 kotak berisi emas dan perak, masyarakat marah, mayat uskup dilempari batu dan
menunjuk uskup baru.
13. Uskup
baru orang baik, tekun beribadah dan berbudi pekerti luhur.
14. Uskup
yang baik meninggal, sebelum wafat uskup memberikan rekomendasi kepada Salman
Al-Farisi untuk menjumpai seorang uskup di Al-Maushil.
15. Salman
Al-Farisi mendatanginya dan menjelaskan masalahnya.
16. Uskup di Al-Maushil orang yang bagus, sikap
dan perilakunya terpuji.
17. Sebelum
uskup meninggal telah memberikan rekomendasi agar Salman Al-Farisi menjumpai seorang
uskup di Nashibin.
18. Salman
menjumpai uskup di Nashibin yang baik hati.
19. Sebelum
meninggal, uskup menyarankan Salman Al-Farisi menemui seorang uskup di Ammuriyah,
Romawi.
20. Salman
Al-Farisi datang ke Romawi menjumpai uskup yang ditunjuk.
21. Salman
Al-Farisi telah memiliki sejumlah sapi dan kambing.
22. Sebelum
uskup wafat telah berwasiat akan muncul nabi
baru di negeri Arab yang membawa ajaran agama
Ibrahim.
23. Uskup
memberikan ciri-ciri tempat nabi baru di wilayah Arab yang diapit gunung
berbatu hitam dan banyak ditumbuhi pohon kurma.
24. Uskup
berpesan, “Jika kamu sanggup, pergilah ke sana.”
25. Uskup
menyampaikan tanda-tanda kenabian yang dapat disaksikan dari luar.
a. Ke-1:
Nabi baru tidak mau menerima sedekah.
b. Ke-2:
Tetapi dia mau menerima hadiah.
c. Ke-3:
Mempunyai stempel kenabian, berupa benjolan kecil di punggung belakang, di
antara kedua bahunya.
26. Beberapa
waktu kemudian rombongan pedagang dari Arab datang.
27. Salman
Al-Farisi menjumpai mereka ingin ikut pergi ke negeri arab.
28. Rombongan
bersedia membawa ke negeri Arab dengan imbalan beberapa ekor sapi dan kambing.
29. Ternyata,
rombongan pedagang Arab berbuat jahat, Salman Al-Farisi dijadikan budak dan diperdagangkan
di pasar perbudakan.
30. Salman
Al-Farisi dibeli orang dan dibawa pulang ke Madinah.
31. Di
Madinah banyak tumbuh pohon kurma, tetapi Salman Al-Farisi belum yakin itu
wilayah nabi baru.
32. Salman
Al-Farisi dibeli kaum Yahudi Bani Quraizah dan dibawa ke daerah Bani Quraizah
di Madinah.
33. Salman mulai yakin itu daerah yang dituju seperti
yang disampaikan seorang uskup di Ammuriyah.
34. Nabi
Muhammad masih berada di Mekah, Salman Al-Farisi bekerja sebagai budak untuk
majikannya.
35. Nabi
Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah dan tiba di Quba.
36. Salman
Al-Farisi berada di atas sebuah pohon kurma, ketika seseorang berteriak kepada
temannya, “Orang-orang sedang berkumpul di Quba menyambut kedatangan nabi dari
Mekah”.
37. Salman
Al-Farisi hampir terjatuh dari atas pohon ketika mendengar teriakan orang
tersebut.
38. Pertemuan
ke-1.
1) Pada
sore hari Salman Al-Farisi mendatangi Nabi Muhammad di Quba dengan membawa beberapa
makanan.
2) Salman
Al-Farisi berkata, “Aku mendengar kabar bahwa engkau orang baik dan mempunyai sahabat
yang membutuhkan bantuan. aku membawa sedekah untuk kalian.”
3) Nabi
Muhammad menerima sedekah itu, diberikan dan dimakan para sahabat, tetapi Nabi Muhammad
tidak ikut makan.
4) Salman
Al-Farisi bergumam, “Ini adalah tanda pertama bahwa nabi baru tidak mau makan harta sedekah.”
5) Salman
Al-Farisi izin pulang kembali ke rumah majikan.
39. Pertemuan
ke-2.
1) Nabi
Muhammad pindah ke Madinah.
2) Salman
Al-Farisi mendatangi Nabi Muhammad dengan membawa beberapa makanan.
3) Salman
Al-Farisi berkata, “Saya melihat engkau tidak makan harta sedekah. Saya datang
membawa hadiah untukmu, terimalah hadiah khusus dariku untukmu.”
4) Nabi
menerima hadiah itu dan ikut makan bersama para sahabat.
5) Salman
Al-Farisi bergumam,”Ini adalah bukti kedua bahwa nabi baru mau makan harta hadiah.”
40. Pertemuan
ke-3.
1) Nabi
Muhammad mengantar jenazah sahabatnya di pemakamam Baqi, Madinah.
2) Nabi
Muhammad duduk bersama para sahabat.
3) Salman
Al-Farisi memilih duduk di belakang Rasulullah.
4) Salman
Al-Farisi ingin melihat stempel kenabian di punggung Rasulullah.
5) Rasulullah
menyadarinya, beliau melepaskan baju dari punggungnya.
6) Salman
Al-Farisi melihat stempel tanda kenabian yang berada di antara punggung Nabi seperti
yang disampaikan uskup di Ammuriyah.
7) Salman
Al-Farisi menangis mendekat, merangkul, dan mencium Rasulullah.
8) Nabi
Muhammad bersabda, “Berbaliklah, menghadap kepadaku dan ceritakan semuanya.”
9) Salman
Al-Farisi bercerita tentang riwayat hidupnya yang berangkat dari Persia, Iran hingga
di Madinah, Arab Saudi untuk mencari nabi baru.
10) Rasulullah dan para sahabat mendengarkan
dengan saksama.
11) Salman
Al-Farisi pamit kembali bekerja sebagai seorang budak.
12) Salman
Al-Farisi tidak ikut Perang Badar, dan Perang Uhud, karena masih berstatus seorang
budak.
41. Rasulullah
bersabda,”Wahai Salman, tulislah perjanjian dengan majikanmu agar kamu bebas.”
42. Salman
Al-Farisi menulis perjanjian dengan majikannya untuk terlepas dari status budak
dengan menanam 300 pohon kurma dan membayar 40 ons emas.
43. Rasulullah
bersabda, “Wahai para sahabat, bantulah saudaramu Salman Al-Farisi untuk
membebaskan dirinya.”
44. Semua
para sahabat berebut membantu, Rasulullah ikut menanam pohon kurma dengan
tangan beliau sendiri.
45. Rasulullah
membawa emas sebesar telur ayam seberat 40 ons diberikan kepada Salman untuk
ongkos membayar kebebasan dirinya.
46. Salman
Al-Farisi menjadi orang merdeka dan langsung terlibat dalam Perang Khandaq (Perang
Parit).
47. Salman
Al-Farisi mengusulkan ide yang cemerlang, membuat parit mengelilingi Madinah untuk
menghambat pergerakan pasukan kafir.
48. Pasukan
kafir frustasi, berjumlah lebih banyak dengan senjata lengkap, tetapi hanya mampu
berputar-putar saja.
49. Pasukan
Islam hanya bertahan, pengepungan berlangsung lebih dari sebulan.
50. Mendadak muncul angin topan, pasukan kafir
kocar-kacir, mereka kembali ke tempat asal masing-masing.
51. Umat
Islam selamat, sejak saat itu, Salman Al-Farisi selalu terlibat dalam peperangan
membela Islam.
Daftar
Pustaka
1. Al-Mubarakfury,
Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Hisyam,
Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
5. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment