WAHYU
KE-16,17,18
Oleh:
Drs. H. M. YusronHadi, MM

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang wahyu ke-16, 17, dan 18 dalam Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Wahyu
ke-16 adalah surah At-Takatsur (surah ke-102) ayat 1-8.
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ
حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
ثُمَّ
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
كَلَّا
لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
لَتَرَوُنَّ
الْجَحِيمَ
ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Bermegah-megahan
telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke
dalam kubur, jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu),
dan jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui”.
“Jangan begitu, jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar
akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan
ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”.
2. Dalam
penjelasan surah ini diterangkan bahwa maksud “bermegah-megahan ”adalah dalam hal
banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan semacamnya, sehingga melalaikan dari
ketaatan kepada Allah, sedangkan yang dimaksud “ainul yaqin” adalah melihat dengan
mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat.
3. Wahyu
ke-17 adalah surah Al-Ma'un (surah ke-107) ayat 1-7.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ
بِالدِّينِ
فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
وَلَا
يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّينَ
الَّذِينَ
هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
ذِينَ هُمْ
يُرَاءُونَ
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan member makan
orang miskin”.
“Maka kecelakaan bagi orang-orang yang salat,
(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria, dan
enggan (menolong dengan) barang berguna”.
4. Dalam
penjelasan surah ini diterangkan bahwa maksud “ria” atau sombong atau congkak adalah
bangga melakukan amal perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, tetapi untuk
mencari pujian atau kemasyhuran dalam masyarakat, sedangkan yang dimaksudkan “barang
berguna” menurut ulama artinya membayar zakat.
5. Wahyu
ke-18 adalah surah Al-Fil (surah ke-105) ayat 1-5.
أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
وَأَرْسَلَ
عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ
سِجِّيلٍ
فَجَعَلَهُمْ
كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya
mereka (untuk menghancurkan Kakbah) sia-sia? Dia mengirimkan kepada mereka burung
yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah
yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”.
6. Dalam
penjelasan surah ini diterangkan bahwa yang dimaksud dengan “tentara bergajah” adalah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman
yang hendak menghancurkan Kakbah, tetapi sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut
diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka
musnah.
7.
Dalam wahyu ke-16 sampai ke-18 tidak terdapat
kata “Allah”, nanti kata “Allah” akan muncul dalam wahyu ke-19 yaitu surah
Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1-4.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
اللَّهُ الصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakan, “Dia Allah, Yang Maha Esa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak mempunyai anak
dan tidak dilahirkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.
DaftarPustaka
1. Shihab,
M.Quraish. LenteraHati. KisahdanHikmahKehidupan. PenerbitMizan, 1994.
2. Shihab,
M. QuraishShihab. Wawasan Al-Quran. TafsirMaudhuiatasPerbagaiPersoalanUmat.
PenerbitMisan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.
com online
0 comments:
Post a Comment