KONDISI DARURAT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang kondisi darurat sehingga memaksa seseorang melanggar sesuatu yang diharamkan?”
Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskannya.
1. Dalam syariat Islam, wilayah yang diharamkan
sangat sempit dan sedikit, sedangkan wilayah yang dihalalkan dan mubah (boleh)
sangat luas terbentang.
2. Semua jalan menuju yang diharamkan, yang
terang maupun tersembunyi diperkeras dan
ditutup rapat.
3. Setiap hal yang memungkinkan akan membawa
kepada hal yang diharamkan, hukumnya termasuk haram.
4. Semua sikap, kebijakan, sarana dan prasarana yang
dapat membantu terjadinya perbuatan haram, hukumnya juga haram.
5. Tetapi Islam tidak lupa terhadap kepentingan
hidup dan kelemahan manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
6. Ajaran Islam menghargai kepentingan umat manusia
dan menyadari kelemahannya.
7. Ajaran Islam
membolehkan seorang muslim dalam keadaan darurat dan sangat terpaksa melanggar
hal yang diharamkan, tetapi sekedar untuk menjaga diri dari kebinasaan.
8. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat
173.
إِنَّمَا
حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ
بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ
عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya), sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
9. Berdasarkan ayat di atas, para ulama
membolehkan umat Islam dalam keadaan darurat terpaksa melanggar yang terlarang.
10. Boleh melanggar larangan, tetapi dengan catatan:
“ghaira baghin wala 'aadin” (karena terpaksa, tidak sengaja, dan tidak melewati
batas).
11. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksudkan
tidak sengaja adalah tidak mencari kelezatan dan kenikmatan.
12. Tidak melewati batas artinya tidak melewati
batas ketentuan hukum.
13. Para ulama memberikan pedoman prinsip: “adh-dharuratu
tuqaddaru biqadriha” (darurat diperkirakan menurut ukurannya).
14. Artinya setiap manusia boleh melanggar yang diharamkan
dalam kondisi darurat, tetapi harus berusaha mengatasinya secara maksimal untuk
menghindari perbuatan haram.
15. Dalam keadaan darurat boleh melanggar yang
diharamkan, tetapi jangan mempermudah syarat darurat.
16. Allah berkehendak mempermudah dan tidak mempersulit
manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.
17. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ
الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ
أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
batil). Karena itu, barangsiapa di antaramu hadir (di negeri tempat tinggalnya)
di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
18. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 6.
19. يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ
الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا
صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ
اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ
وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
20. Allah berkehendak memberikan keringanan kepada
manusia, karena manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah.
21. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 28.
يُرِيدُ
اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Daftar Pustaka.
1. Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal
dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina
Ilmu, 1993
2. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment