Sunday, June 30, 2019

2521. RIBA-4


RIBA-4
(Seri ke-4)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kesimpulan riba yang dimaksudkan oleh  Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Kesimpulan terakhir tentang pengertian riba pada masa turunnya Al-Quran adalah:
1)    Riba adalah kelebihan yang dipungut bersama jumlah utang yang mengandung unsur penganiayaan dan penindasan.
2)    Bukan sekadar kelebihan atau penambahan jumlah utang.
2.    Kesimpulan di atas diperkuat dengan praktik Nabi Muhammad yang membayar utang beliau dengan memberikan penambahan atau memberikan nilai lebih.
1)    Abu Hurairah memberitahukan bahwa Rasulullah pernah meminjam seekor unta dengan usia tertentu kepada seseorang, kemudian orangnya datang kepada Rasulullah untuk menagihnya.
2)    Rasulullah mencari unta yang sesuai umurnya dengan unta yang dipinjamnya, tetapi beliau tidak menemukannya, maka Rasulullah memerintahkan untuk memberikan unta yang lebih tua kepada orang yang meminjamkan.
3)    Rasulullah memberikan unta yang lebih tua untuk membayar utangnya, artinya Rasulullah  membayar utang beliau lebih tinggi daripada harga pinjamannya.
4)    Rasulullah mengembalikan utangnya dengan memberikan unta yang lebih mahal dibandingkan dengan nilai asli utangnya.
5)    Nabi Muhammad memberikan unta yang lebih bagus sambil bersabda,“Inna khayrakumah sanukum qadha’an” (Sebaik-baik kalian adalah orang yang sebaik-baiknya membayar utang).
6)     Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Jabir pernah memberikan utang kepada Rasulullah, ketika Jabir mendatangi Rasulullah, maka utang Jabir dikembalikan oleh Rasulullah dengan memberikan kelebihan.
3.    Memang ada riwayat yang menyatakan bahwa “kullu qardin jarra manfa'atan fahuwa haram” (setiap piutang yang menarik atau menghasilkan manfaat adalah haram).
4.    Tetapi hadis ini dinilai oleh para ulama hadis sebagai hadis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya, sehingga tidak dapat dijadikan dasar hukum.
5.    Syekh Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar, setelah menjelaskan arti riba yang dimaksud dalam Al-Quran menjelaskan:
1)    Tidak termasuk dalam pengertian riba, apabila seseorang memberikan kepada orang lain harta atau uang untuk diinvestasikan sambil menetapkan baginya dari hasil usaha tersebut dalam kadar tertentu.
2)    Karena transaksi ini menguntungkan pengelola dan pemilik harta.
3)    Riba yang diharamkan adalah yang merugikan salah satu pihak karena terpaksa, dan menguntungkan pihak lain yang serakah dan tamak”.
4)    Dengan demikian, tidak mungkin ketetapan hukumnya sama dalam pandangan Allah Yang Maha Adil dan dalam pandangan orang berakal yang berlaku adil.”

Daftar Pustaka
1.            Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.            Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.            Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.            Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5.            Tafsirq.com online.      


0 comments:

Post a Comment