Sunday, June 30, 2019

2520. RIBA-2


RIBA -2
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang riba yang dimaksudkan oleh  Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Kata “riba” dari segi bahasa artinya “kelebihan”, sehingga bila kita hanya berhenti kepada arti “kelebihan” tersebut, logika yang dikemukakan oleh kaum musyrik cukup beralasan.
2.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275 hanya menjawab pertanyaan mereka dengan menyatakan “Tuhan menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
3.   الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

      Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

4.    Pengharaman dan penghalalan terhadap sesuatu pasti terdapat “sesuatu hal” yang membedakannya, dan “sesuatu hal” itu yang menjadi penyebab keharamannya.
5.    Dalam Al-Quran ditemukan kata “riba” terulang sebanyak 8 kali yang terdapat dalam 4 surah, yaitu:
1)    Al-Baqarah (surah ke-2) ayat ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.
2)    Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.
3)    An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.
4)    Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
6.    Surah ke-1, ke-2, dan ke-3 adalah Madaniyah (turun di Madinah), setelah Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah.
7.    Surah ke-4 adalah surah Makkiyah (turun di Mekah), ketika Rasulullah masih di Mekah, sebelum hijrah ke Madinah.
8.    Artinya secara urutan kronologis ayat tentang riba adalah berikut:
5)    Ke-1: Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
6)    Ke-2: Ali Imran (surah ke-3) ayat 130, yang secara jelas melarang riba yang berlipat ganda.
7)    Ke-3: An-Nisa (surah ke-4) ayat 161, yang berisi kecaman terhadap orang Yahudi yang memakan riba.
8)    Ke-4: Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.

9.     Ayat tentang riba yang turun ke-1 adalah Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
      Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).
10. Ayat Al-Quran tentang riba yang turun ke-2 adalah Ali Imran (surah ke-3) ayat 130, yang secara jelas melarang riba yang berlipat ganda.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

11. Ayat Al-Quran tentang riba yang turun ke-3 adalah sura An-Nisa’(surah ke-4) ayat 161, yang berisi kecaman terhadap orang Yahudi yang memakan riba.
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
      Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
12. Para ulama berpendapat bahwa ayat terakhir tentang riba yang turun kepada Nabi Muhammad adalah surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.
13. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275.
14.        الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

      Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
15. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 276.
16.        يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ

      Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
17. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 278.
18.        يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

     Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
19. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 279.
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ
      Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
20. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 280.
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
      Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

21. Para ulama berpendapat tahap pengharaman terhadap riba mirip dengan pengharaman terhadap minuman keras.
1)    Pada tahap ke-1, sekadar menggambarkan adanya unsur negatif minuman keras.
a.    Unsur negatif riba, yaitu Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.
2)    Pada tahap ke-2, isyarat tentang keharaman minuman keras.
b.    Isyarat keharamannya riba, yaitu An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.
3)    Pada tahap ke-3, secara jelas dinyatakan keharaman minuman keras salah satu bentuknya.
a.    Secara jelas keharamannya riba, yaitu Ali Imran (surah ke-3)  ayat 130.
4)    Pada tahap terakhir, diharamkannya minuman keras secara total dalam berbagai bentuknya.
a.    Diharamkannya riba secara total, yaitu Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 278.
22. Para ulama cenderung hanya menetapkan dan membahas ayat pertama dan terakhir menyangkut riba, kemudian menjadikan kedua ayat yang tidak jelas kedudukan tahapan turunnya sebagai tahapan pertengahan.
23. Hal ini tidak banyak berpengaruh dalam memahami pengertian atau esensi riba yang diharamkan Al-Quran, karena ayat Al-Nisa' (surah ke-4) ayat 161 adalah kecaman kepada orang Yahudi yang melakukan praktik riba.
24. Surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 130 menggunakan redaksi larangan secara tegas terhadap umat Islam agar tidak melakukan praktik riba secara “adh’afan mudha’afah” (berlipat ganda).
25. Sebagian ulama berpendapat Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39 adalah ayat ke-1 yang berbicara tentang riba, tetapi tidak berbicara tentang riba yang diharamkan, sehingga mereka menyebut riba halal atau mubah.
26. Para sahabat ada yang menafsirkan riba dalam ayat tersebut sebagai “hadiah” yang dilakukan oleh orang yang mengharapkan imbalan berlebih.
27. Sebagian ulama  lain menafsirkan perbedaan penulisan dalam mushaf Al-Quran, yaitu kata “riba” pada surat Ar-Rum ditulis tanpa menggunakan huruf Arab “wau”, sedangkan dalam surah lainnya menggunakan huruf Arab “wau”.
28. Para ulama berpendapat pembahasan secara singkat tentang riba yang diharamkan Al-Quran dapat ditampilkan dengan menganalisis dan memahami kata kunci pada ayat tersebut.
1)    Kata kunci ke-1 : “adh’afan mudha’afah” (berlipat ganda).
أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ
2)    Kata kunci ke-2 : “maa baqiya minar ribaa” (tinggalkan sisa riba).
مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا

3)    Kata kunci ke-3 : “falakum ru’usu amwaa likum, laa tazhlimuuna wa laa tuzhlamuun” (maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya).
فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ
29. Dengan memahami kata kunci tersebut, diharapkan dapat ditemukan jawaban tentang riba yang diharamkan Al-Quran, yaitu “Apakah hal yang menjadikan kelebihan tersebut hukumnya haram”.
29.
Daftar Pustaka
1.            Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.            Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.            Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.            Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5.            Tafsirq.com online.      


0 comments:

Post a Comment