Monday, October 5, 2020

5698. SENI DALAM ISLAM


 

SENI DALAM ISLAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

1.   “Budaya” secara sempit dapat dipahami sebagai "seni", dan dapat pula dipahami secara luas sehingga mencakup segala aktivitas dan budi daya manusia serta seluruh pengetahuan dan pengalamannya yang menjadi pedoman tingkah laku manusia.

 

2.  Adapun “seni budaya Islam” tidak mudah untuk merumuskannya, meskipun demikian, isyarat maknanya dapat ditemukan dalam satu surah Al-Quran, yaitu surah yang berbicara dalam konteks seni.

 

 

3.  Al-Quran surah Asy-Syam (surah ke-91) ayat 1-6.

 

      وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا

    

      Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya.

 

 

4.  Al-Quran surah Asy-Syam (surah ke-91) ayat 7-10.

 

      وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

   

     Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

 

 

5.  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 74.

 

   وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

 

     Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikanmu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum `Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.

 

 

6.  Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 64.

 

      وَيَا قَوْمِ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ

  

 

 Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkan dia makan di bumi Allah, dan kamu jangan mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.

 

 

7.  Nabi Saleh diutus oleh Allah kepada kaum Tsamud dengan diberikan sebuah mukjizat, yaitu seekor unta betina yang hidup dan muncul keluar dari celah batu gunung yang gersang.

 

8.  Kemudian kaum Tsamud diperintahkan memberi makan dan minum serta merawat “karya seni ciptaan Allah”, tetapi mereka membunuh unta betina itu sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka.

 

 

9.  Karena kaum Tsamud dikalahkan oleh karya seni “unta hidup yang muncul dari bebatuan” ciptaan Allah, maka timbul keangkuhan kaum Tsamud, sehingga mereka membunuh unta itu, maka mereka dihukum oleh Allah.

 

10.      Demikian ayat Al-Quran ini menguraikan dengan penuh keserasian dan keindahan  secara runtut pemandangan alam, manusia, dan ilham yang menghasilkan budaya atau seni, baik yang terpuji maupun tercela, serta contoh karya seni yang sempurna, yakni yang hidup dan memberi kehidupan serta kewajiban untuk menjaganya.

 

 

11.      Itu sebagian ciri seni budaya bernafaskan Islam yang diisyaratkan dalam A-Quran surah Asy-Syam (Matahari), dan memberian nama ini seakan sebagai isyarat karya seni dan budaya harus selalu bagaikan matahari dengan aneka sifat dan fungsinya.

 

12.      Para seniman dan budayawan bebas melukiskan apa pun, asalkan ciri di atas terpenuhi, maka karyanya dapat dinilai sebagai seni budaya bernafaskan Islam, serta tidak terlarang melukiskan atau menggambarkan kelemahan manusia.

 

 

13.      Al-Quran juga melukiskan kelemahan manusia, bahkan cumbu-rayu dan hubungan seksual dijelaskan dengan bahasa yang halus, terselubung, tidak menimbulkan rangsangan atau mengundang tepuk tangan bagi orang yang berselera rendah.

 

14.      Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 23.

 

 

   وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

 

     Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata,”Marilah ke sini” Yusuf berkata,”Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak  akan beruntung.

 

 

15.      Sekarang ini, banyak karya seni budaya yang hidup dan gambar pun bisa dihidupkan melalui bioskop dan televisi, tetapi sering gambar hidup itu mematikan kesadaran religius penontonnya, dan menuntun penonton ke dalam kebinasaan.

 

16.      Menurut Al-Quran di atas, karya seni budaya yang diilhami kedurhakaan sungguh sangat merugi dan wajar jika mendapat azab dari Allah.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online

 

 

0 comments:

Post a Comment