MUHAMMADIYAH
TAK BERMAZHAB TAPI BERMANHAJ
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
MUHAMMADIYAH.OR.ID.
Manhaj Muhammadiyah adalah prinsip Muhammadiyah dalam
mengaktualisasikan agama Islam.
Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan.
Manhaj Muhammadiyah punya 2 pengertian, yakni:
1.
Salafiyah.
2.
Tajdidiyah.
Muhammadiyah dalam segi akidah adalah salafiyah yang tidak berafiliasi aliran mana pun.
Dari segi fikihnya, Muhammadiyah orientasinya bukan mazhab, tetapi fikih
manhaj.
Muhammadiyah tidak menolak mazhab
fikih.
Tarjih bukan suatu mazhab, tapi manhaj.
Tarjih orientasinya pada dalil dan istidlal bukan qoul
minal aqwal,” ujar Yunahar, Kamis
(1/6) dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY).
Dalam segi akhlak, Muhammadiyah tidak mengikuti aliran tasawuf tertentu.
Tapi tidak mengatakan tasawuf itu sesat.
Muhammadiyah memakai istilah ihsan.
Yakni: engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya,
seandainya engkau tidak melihat-Nya, maka Allah melihatmu.
Manhaj salaf Muhammadiyah mengikuti manhaj salaf Rasyid Ridha.
KH. A. Dahlan terpengaruh Tafsir Al-Manar.
Yang menjadi sumber inspirasi KH. Ahmad Dahlan:
1.
Muhammad bin Abdil Wahab dalam hal pemurnian tauhid (syirik,
takhayul, khurafat), ibadah, dan bid’ah.
2.
Semangat pembaruan dari
Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
3.
Semangat modernisme
Islam dari Muhammad Abduh.
4.
Semangat salafi dari Rasyid Ridha.
5.
lkut organisasi
Sarikat Islam belajar kebangkitan dari HOS. Cokroaminoto.
6.
Semangat organisasi dari
Budi Utomo.
Dari semuanya KH. A. Dahlan banyak belajar ditambah sifat ketawaduan
beliau.
Sehingga menjadi manhaj dalam
Muhammadiyah.
Dalam gerakan tajdid, Muhammadiyah punya 2 pengertian, yakni:
1.
Pemurnian dalam akidah dan
ibadah.
2.
Dinamisasi dalam muamalat.
(Sumber Suara Muhammadiyah,
Kamis, 01 Juni 2017 )
0 comments:
Post a Comment