Thursday, December 30, 2021

12143. RUDAL NUKLIR OTOMATIS MEMBALAS MESKIPUN RUSIA HANCUR

 





RUDAL NUKLIR OTOMATIS MEMBALAS MESKIPUN RUSIA HANCUR

 

 

Sistem secara otomatis menembakkan ratusan rudal nuklir.

 

Tanpa perintah.

Atau campur tangan manusia.

 

Pasukan militer Rusia kini PUNYA 700 “pembawa” senjata nuklir.

 

Yaitu pesawat pengebom strategis, kapal selam nuklir.

Dan silo rudal balistik antarbenua.

 

Bhwa beberapa di antara “pembawa” senjata nuklir.

Ada yang dapat beroperasi secara mandiri.

 

Dan menyerang target musuh potensial.

 

Bahkan jika seluruh wilayah negara hancur.

Akibat serangan nuklir.

 

 

Sistem ini disebut Dead Hand.

Atau  ‘Tangan Mati’.

 

 

Sputnik

Sistem Perimeter atau Dead Hand.

 

Sebagaimana julukannya di AS dan Eropa.

 

Yaitu sistem kontrol otomatis.

Untuk serangan nuklir balasan.

 

Sederhananya.

Jika wilayah Rusia hancur.

Setelah serangan nuklir.

 

Maka sistem Perimeter otomatis.

Akan menyerang wilayah musuh.

Dengan rudal nuklirnya sendiri.

 

Setelah Perang Dingin.

Komando militer Soviet menyimpulkan.

Bahwa negara ini hanya butuh 1 rudal nuklir.

 

Untuk menghancurkan pos komando.

 

 Yang mengoperasikan fasilitas nuklir.

 

Selain itu.

Alat perang radio elektronik.

Akan berkembang.

Dan berpotensi memblokir.

Saluran kontrol standar kekuatan nuklir strategis.

 

Sehingga militer butuhk cadangan andal.

 

Untuk menjamin serangan balasan.

Dari semua silo rudal antarbenua.

 

Dengan rudal nuklir.

 

Untuk memenuhi tugas itu.

 

Para insinyur Soviet memutuskan.

Membuat rudal balistik antarbenua (ICBM).

 

Yang kelak dipakai memicu semua silo proyektil atom lainnya.

 

Di wilayah Soviet.

Dan mengirimkannya ke arah musuh.

 

Rudal baru akan ditempatkan.

Dalam silo yang baru dibangun.

Yang mampu menahan serangan nuklir langsung.

 

Dengan koordinat penerbangan dan sinyal radio.

 

Yang akan dikirim ke rudal selama penerbangannya.

 

UR-100N yaitu rudal balistik antarbenua.

Yang diberi kode SS-19 Stiletto oleh NATO.

 

Dipilih sebagai dasar senjata baru.

 

Para insinyur menciptakan hulu ledak baru.

 

Yang dilengkapi alat transmisi radio kuat.

 

Konstruksi dimulai pertengahan 1970-an.

 

Pada akhir decade.

Prototipenya dikirim.

Untuk proses uji coba militer.

 

Tes pertama menunjukkan.

Bahwa rudal mampu terbang 4.500 kilometer.

Pada ketinggian 4.000 meter.

 

Dan berhasil mengirim sinyal radio ke objek lain.

Selama penerbangannya.

 

Selama 5 tahun.

Komando militer melakukan “tes pertempuran”.

 

Untuk melihat.

Apakah senjata baru mampu membuka silo sungguhan.

 

Dan mengirim rudal nuklir paling kuat.

 

Dari negara itu ke titik ditentukan.

 

Pada November 1984.

 

Roket komando diluncurkan dari Republik Sosialis Soviet Belarus.

 

Dan berhasil mengirim perintah peluncuran ke peluncur silo.

Di dekat Baikonur di Kazakhstan.

 

ICBM R-36M yang lepas landas dari silo.

 

SS-18 Satan, menurut kodifikasi NATO.

 

Berhasil mencapai targetnya di area tertentu di Kura.

 

Sebuah area pengujian di Kamchatka.

Setelah semua tahap diuji.

 

Senjata baru membuktikan.

 

Bahwa ia mampu melintasi seluruh wilayah Soviet.

 

Sambil mengirimkan perintah operasional.

Sepanjang perjalanannya.

 

Ke rudal balistik antarbenua lainnya.

 

Pada 1985.

Sistem baru diadopsi oleh militer.

Dan masih dipakai hingga kini.

 

Untuk melindungi wilayah Rusia.

 

Dead Hand tak hanya terdiri atas rudal.

 

Tapi juga radar di sepanjang wilayah Rusia.

 

Dan satelit yang mengumpulkan info dari ruang angkasa.

 

Yaitu kompleks sistem computer.

 

 Terus-menerus menganalisis berbagai parameter.

 

Mulai aktivitas seismik, tingkat radiasi.

 

Dan memantau data dari sistem peringatan rudal.

 

Yang ditempatkan di sepanjang wilayah tersebut.

 

“Sistem ini dimodif bertahun-tahun.

 

Awalnya, Rusia terintegrasi dalam sarana baru intelijen radio-listrik.

 

Seperti radar kelas Voronezh.

 

Yang mampu mendeteksi peluncuran rudal.

Hingga 7.000 kilometer.

 

Para insinyur memodif hulu ledaknya.

 

Untuk menahan alat perang elektronik baru.

 

Yang mematikan sinyal radio,” kata Ivan Konovalov.

Direktur Pengembangan Yayasan untuk Promosi Teknologi Abad Ke-21.

 

 

Rudal Dead Hand kini menanti.

Untuk menerima blok rudal hipersonik.

 

Blok-blok ini akan memungkinkan rudal-rudal itu terbang.

 

Dengan kecepatan 5-7 kilometer per detik.

 

“Rudal baru akan diintegrasikan ke dalam militer.

Bersama ICBM kelas Sarmat yang baru.

 

Rudal Sarmat akan ditambahkan ke militer pada pertengahan 2020-an.

 

Rudal Dead Hand versi hipersonik.

Yang dimodifikasi akan bergabung di sampingnya,” kata sang pakar.

 

(Sumber RussiaBeyond)

0 comments:

Post a Comment