AKHIRAT WAJIB DIKEJAR
TAPI DUNIA CUKUP JANGAN LUPA
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya
orang Muslim miskin masuk surga
lebih dulu.
Sebelum orang Muslim kaya.
Selisihnya 500 tahun.”
Rasulullah bersabda.
Bahwa orang
miskin sabar dan tekun ibadah.
Lebih mulia
kedudukannya di sisi Allah.
Daripada orang muslim kaya.
Di akhirat kelak.
Orang kaya lebih lama
dihisab.
Mereka ditanya tentang
hartanya:
1. Dari
mana diperoleh.
2. Untuk
apa dipakai.
Ada 4 virus sumber melarat, yaitu:
1. Miskin.
2. Bodoh.
3. Malas.
4. Musyrik.
Pada dasarnya.
Tiap orang lahir
miskin.
Karena tidak punya
apa-apa.
Lahir sebagai orang
miskin atau kaya.
Hal itu bukan pilihan.
Menjadi orang miskin
bukan hina.
Dan orang kaya bukan
mulia.
Tapi semuanya ujian.
Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-89) ayat 15-16.
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ
فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ
Adapun manusia jika
Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan
berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ
فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Adapun jika
Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinaku".
Al-Quran surah
Al-Qasas (surah ke-28) ayat 77.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ
وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ
إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) seperti Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berbuat kerusakan.
Ayat di atas bisa
dipahami.
Bahwa bahagia akhirat harus dicari.
Tapi urusan dunia.
Hanya sekadar jangan lupa.
Manusia harus bekerja
keras mengubah nasibnya.
Al-Quran surah
Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 11.
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ
حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا
فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan jika Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Ayat di atas bisa
dipahami.
Bahwa yang mengubah nasib
manusia adalah Allah.
Tapi manusia harus
berusaha mengubahnya lebih dulu.
(Sumber republika).
0 comments:
Post a Comment