Friday, January 25, 2019

1835. NA'AT DAN MAN'UT






NA’AT DAN MAN’UT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang na’at dan man’ut dalam bahasa Arab?” Tim Badar Online menjelaskannya.
1.    Tabik (tabi’),  اَلتَّابِعُ   adalah kata yang mengikuti hukum perubahan (i’rab) dari kata sebelumnya.
2.    Tabik (tabi’) dapat diartikan “pengikut”.
a.    Jika kata sebelumnya adalah rofak (dammah), maka tabik juga mengikutinya menjadi bentuk rofak (dammah).
b.    Jika kata sebelumnya adalah nashob (fathah), maka tabik juga mengikutinya menjadi bentuk nashob (fathah).
c.    Jika kata sebelumnya adalah majrur (kasrah), maka tabik juga mengikutinya menjadi bentuk majrur (kasrah).
3.    Tawabik (tawabi’),  اَلتَّوَابِعُ   adalah bentuk jamak dari “tabik” (tabi’),  اَلتَّابِعُ  
4.    Tabik (kata yang mengikuti) dibagi dalam 4 kelompok.
a.    Sifat (na'at)
b.    Penegas (taukiid)
c.    Pengganti (badal)
d.    Kata sambung (athof).

5.    Na’at adalah tabik (kata yang mengikuti) dengan memberikan tambahan “keterangan sifat” untuk kata yang diikutinya.
a.    Kata yang diikuti disebut “man’uut”,  مَنْعُوْتٌ
b.    Kata yang mengikuti disebut “na’at”,   نَعْتٌ
6.    Na’at adalah tabik (kata yang mengikuti) dengan memberikan keterangan sifat kepada “man’ut” (kata yang diikutinya).
7.    Na’at juga dapat diartikan “sifat”.

8.    Contoh penggunaan na’at (kata yang mengikuti) dan man’ut (kata yang diikutinya) dalam sebuah kalimat.
جَاءَ إِمَامٌ عَادِلٌ      (jaa-a i-maa-MUN ‘aa-di-LUN) = (Seorang pemimpin yang adil telah datang)
a.    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “i-maa-MUN”,  إِمَامٌ  = pemimpin   (berbentuk rofak/dammah dan  mufrad/tunggal)
b.    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “aa-di-LUN”, عَادِلٌ  =  adil    (juga mengikuti berbentuk rofak/dammah dan mufrad/tunggal)
9.    Contoh penggunaan na’at (kata yang mengikuti) dan man’ut (kata yang diikutinya) dalam sebuah kalimat.

تُصَلِّي مُسْلِمَةٌ صَالِحَةٌ      (tu-shal-li mus-li-ma-TUN shaa-li-ha-TUN) = (Seorang muslimah yang salihah sedang salat)
a.    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “mus-li-ma-TUN”, مُسْلِمَةٌ = muslimah   (berbentuk rofak/dammah dan  mufrad/tunggal)
b.    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “shaa-li-ha-TUN”, صَالِحَةٌ      =  salihah    (juga mengikuti berbentuk rofak/dammah dan mufrad/tunggal).

10. Ketentuan “na’at” (kata yang mengikuti) terhadap “man’ut” (kata yang diikuti).
a.    Na’at harus mengikuti man’ut dalam sisi “kejelasannya” (takyinnya).
b.    Na’at harus mengikuti man’ut dalam sisi ”jumlah bilangannya” (adadnya).
c.    Na’at harus mengikuti man’ut dalam sisi “jenisnya” (nauknya).

11. Contoh na’at (kata yang mengikuti) yang menyesuaikan dengan man’ut (kata yang diikuti) dalam sisi “takyinnya” (kejelasannya).
a.    رَجَعَ طَالِبٌ مَاهِرٌ      (ra-ja-a thaa-li-BUN maa-hi-RUN) = (Seorang pelajar yang pandai telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “thaa-li-BUN”, طَالِبٌ  = pelajar  (berbentuk isim nakirah/belum jelas pelajarnya yang mana)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “maa-hi-RUN”, مَاهِرٌ  =  pandai    (juga mengikuti berbentuk isim nakirah/belum jelas penunjukanya).

b.    رَجَعَ الطَّالِبُ الْمَاهِرُ (ra-ja-a ATH-thaa-li-BU AL-maa-hi-RU) (Seorang pelajar yang pandai ITU telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “ATH-thaa-li-BU”, الطَّالِبُ = pelajar ITU   (berbentuk isim makrifat/sudah jelas pelajarnya)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “AL-maa-hi-RU”, الْمَاهِرُ  =  pandai (juga mengikuti berbentuk isim makrifat/sudah jelas penunjukanya).

12. Contoh na’at (kata yang mengikuti) yang menyesuaikan man’ut (kata yang diikuti) dalam sisi ‘”adadnya” (jumlah bilangannya).

a.    رَجَعَ طَالِبٌ مَاهِرٌ (ra-ja-a thaa-li-BUN maa-hi-RUN)  = (Seorang pelajar yang pandai telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “thaa-li-BUN”, طَالِبٌ  = seorang pelajar    (berbentuk isim mufrad/tunggal, berjumlah 1 orang)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “maa-hi-RUN”, مَاهِرٌ =  pandai (juga mengikuti berbentuk isim mufrad/tunggal).

b.    رَجَعَ طَالِبَانِ مَاهِرَانِ  (ra-ja-a thaa-li-BA-NI maa-hi-RA-NI) =  (Dua orang pelajar yang pandai telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “thaa-li-BA-NI”, طَالِبَانِ   = dua orang pelajar  (berbentuk isim mutsanna/dobel, berjumlah 2 orang)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “maa-hi-RAA-NI”, مَاهِرَانِ ا =  dua orang pandai (juga mengikuti berbentuk isim mutsanna/dobel).

c.    رَجَعَ طُلاَّبٌ مَاهِرُوْنَ (ra-ja-a thul-laa-bun maa-hi-RUU-NA) = (Para pelajar yang pandai telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “thul-la-bun”, طُلاَّبٌ  = para pelajar    (berbentuk jamak taksir/tidak beraturan)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “maa-hi-RUU-NA”, مَاهِرُوْنَ =  mereka pandai (juga mengikuti berbentuk jamak taksir/tidak beraturan)

13. Contoh na’at (kata yang mengikuti) yang menyesuaikan dengan man’ut (kata yang diikuti) dalam sisi “nauknya” (jenisnya).
a.    رَجَعَ طَالِبٌ مَاهِرٌ    (ra-ja-a thaa-li-BUN) = (Seorang pelajar pria yang pandai telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “thaa-li-BUN”, طَالِبٌ   = pelajar pria   (berbentuk jenis pria/mudzakkar)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “maa-hi-RUN”, مَاهِرٌ     =  pandai (juga mengikuti berbentuk jenis pria/mudzakkar).

b.    رَجَعَ طَالِبَةٌ مَاهِرَةٌ (ra-ja-a thaa-li-BA-TUN maa-hi-RA-TUN) = (Seorang pelajar putri yang pandai telah kembali)
1)    Man’utnya (kata yang diikuti) adalah “thaa-li-BA-TUN, طَالِبَةٌ   = pelajar putri   (berbentuk jenis wanita/muannats)
2)    Na’atnya (kata yang mengikuti) adalah “maa-hi-RA-TUN”, مَاهِرَةٌ  =  pandai (juga mengikuti berbentuk jenis wanita/muannats)

14. Ketentuan tambahan untuk na’at (kata yang mengikuti) dan man’ut (kata yang diikuti).
a.    Jika man’ut (kata yang diikuti) berupa isim jamak (kata benda jamak) yang tidak berakal (جَمْعٌ لِغَيْرِ عَاقِلٍ),  maka na’atnya (kata yang mengikuti) boleh berbentuk mufrod/jamak muannats (tunggal/jamak jenis wanita).
b.    Jika terdapat kalimat yang terletak setelah isim nakirah (kata benda belum jelas penunjukkanya), maka dianggap sebagai na’at (kata yang mengikuti untuk sifat).
15. Contoh penggunaan man’ut (kata yang diikuti) berupa isim jamak (kata benda jamak) yang tidak berakal (benda mati), sehingga na’atnya (kata yang mengikuti) boleh berbentuk mufrod/jamak muannats (tunggal/jamak jenis wanita).
a.    اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَةُ   (in-fa-ja-ra-ti al-ji-baa-lu al-‘aa-li-ya-TU) = (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus), berbentuk tunggal jenis wanita.
1)    Kata “al-ji-baa-lu” (banyak gunung),  الْجِبَالُ adalah kata benda jamak yang tidak berakal.
2)    Kata “al-‘aa-li-ya-tu”,     الْعَالِيَةُ  berbentuk mufrad/tunggal jenis wanita.
b.    اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَاتُ (in-fa-ja-ra-ti al-ji-baa-lu al-‘aa-li-YAA-TU) = (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus), berbentuk jamak jenis wanita.
1)    Kata “al-‘aa-li-yaa-tu”,     الْعَالِيَةُ  berbentuk jamak jenis wanita.

      Kedua model kalimat di atas semuanya benar.

16. Contoh kalimat yang terletak setelah isim nakirah (kata benda belum jelas penunjukannya), sehingga dianggap sebagai na’at (kata yang mengikuti).
a.    هَذَا عَمَلٌ يُفِيْدُ    (ha-dzaa ‘a-ma-lun yu-fii-du) = (Ini adalah amalan yang bermanfaat)
1)    Isim nakirahnya adalah “a-ma-lun”,  عَمَلٌ  = amal 
2)    Na’atnya adalah “yu-fii-du”, يُفِيْدُ    = bermanfaat.

b.    مَضَى يَوْمٌ بَرْدُهُ قَارِصٌ   (ma-dhaa ya-u-mun bar-du-hu qaa-ri-shun) = (Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu)
1)    Isim nakirahnya adalah “ya-u-mun”,  يَوْمٌ
2)    Na’atnya adalah “bar-du-hu qaa-ri-shun”, yu-fii-du”,   بَرْدُهُ قَارِصٌ  

Daftar Pustaka.
1.    Tim Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
2.    E-mail: onlinebadar@yahoo.com



0 comments:

Post a Comment