PERANG
MUKTAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon
dijelaskan tentang Perang Muktah?” Syekh Syafiyurrahman menjelaskannya.
1. Jumadil
awal tahun 8 Hijriah (Agustus 629 Masehi), terjadi Perang Muktah.
2. Perang
Muktah adalah perang terbesar pada zaman Nabi Muhammad, selain Perang Parit
(Perang Khandaq).
3. Perang
Muktah terjadi ketika Rasulullah berumur 61 tahun.
4. Perang
Muktah adalah perang yang menegangkan, mencengangkan, dan pembuka jalan
menaklukkan negeri di luar Arab Saudi.
5. Muktah
adalah nama sebuah desa di perbatasan masuk wilayah negeri Syam.
6. Penyebab
Perang Muktah adalah Haris bin Umar (utusan Nabi Muhammad) dibunuh, ketika mengirim
surat kepada pemimpin Bushra.
7. Haris
bin Umar dihadang di tengah perjalanan oleh kelompok Syurahbil bin Amr dan dibawa menghadap Qaishar lalu digorok lehernya.
8. Nabi
Muhammad menyiapkan 3.000 orang pasukan dan Zaid bin Haritsah ditunjuk sebagai
Panglima Perang.
9. Nabi
Muhammad bersabda,” Jika Zaid bin Haritsah gugur, digantikan Jakfar bin Abi
Thalib. Jika Jakfar bin Abi Thalib gugur digantikan Abdullah bin Rawahah.”
10. Zaid
bin Haritsah membawa bendera perang, berupa selembar kain berwarna putih, dengan
lafaz bertulisan hitam. “Lailahaillallah, Muhammadarasullullah.” (Tidak ada
tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah).
11. Pasukan
Islam berangkat dari Madinah menuju tempat terbunuhnya Haris bin Umar di Syam.
12. Nabi
Muhammad bersabda, ”Dengan nama Allah, perangi di jalan Allah, orang-orang yang
kafir kepada Allah. Jangan kalian berhianat, jangan berubah pikiran, jangan
membunuh anak-anak, wanita, orang tua renta, dan orang yang menyepi di
pertapaan rahib. Jangan menebang pohon dan jangan merobohkan bangunan”.
13. Pasukan Islam siap berangkat, umat Islam
mengerumuni mereka.
14. Abdullah
bin Rawahah (salah satu komandan perang) berpamitan kepada masyarakat sambil
menangis. ”Mengapa engkau menangis?” tanya seseorang.
15. Abdullah
bin Rawahah berkata, “Demi Allah, aku menangis bukan karena cinta dunia atau
rindu kepada kalian, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah membaca Al-Quran: Dan Tidak ada seorang pun di
antara kalian, melainkan mendatangi neraka, hal ini suatu kepastian dari
Tuhanmu.”
16. Abdullah
bin Rawahah melanjutkan, “Aku tidak tahu, apa yang terjadi denganku, setelah
aku meninggal.”
17. Nabi
Muhammad mengantarkan pasukan Islam sampai di Tsaniyatul Wada dan mengucapkan
selamat jalan.
18. Pasukan
Islam bergerak ke utara dan berhenti di Muan (termasuk daerah Syam) di perbatasan
dengan Hijaz utara.
19. Pasukan
Islam mengetahui Heraklius menyiapkan pasukan sebanyak 200.000 orang sedang
menunggu 3.000 pasukan Islam.
20. Pasukan
Islam terpana, kaget, dan tercengang, mereka tidak membayangkan di daerah yang sangat jauh akan berhadapan
dengan musuh sebanyak itu.
21. Perang
yang aneh dan langka, karena 3.000 pasukan Islam melawan 200.000 ribu pasukan
musuh di wilayah Syam, sebuah tempat yang sangat jauh dari Madinah.
22. Pasukan
Islam bingung, selama dua hari bermarkas di Muan, sebagian berpikir mengirim
surat kepada Nabi Muhammad agar mendapatkan bantuan atau perintah yang lainnya.
23. Tetapi,
komandan perang Abdullah bin Rawahah mengobarkan semangat perang,”Wahai semua
orang, Demi Allah, apa yang tidak kalian sukai dalam bepergian ini, justru
itulah yang kita cari, yaitu mati syahid.”
24. Abdullah
bin Rawahah melanjutkan, “Kita tidak berperang dengan manusia, karena jumlahnya,
kekuatannya, dan banyaknya orang. Kita
berperang karena agama, Allah akan memuliakan kita. Mari kita berangkat, di sana ada kebaikan, kita
menang atau mati syahid.“
25. Pasukan
Islam maju ke medan perang, berbelok dan bermaskas di Muktah.
26. Sayap
kanan dipimpin Qutbah bin Qatada, sayap kiri dipimpin Ubadah bin Malik.
27. Sungguh
aneh, 3.000 pasukan Islam berhadapan
dengan 200.000 pasukan Romawi, pertempuran yang disaksikan dunia yang sangat langka
dan mengherankan.
28. Zaid
bin Haritsah membawa bendera perang maju bertempur gagah berani, dia terkena
tombak musuh, gugur, mati syahid.
29. Bendera
perang dipegang Jakfar bin Abi Thalib, terus maju bertempur luar biasa, dia gugur, mati syahid.
30. Bendera
perang diambil Abdullah bin Rawahah, dan dia pun gugur, mati syahid.
31. Tsabit
bin Arqam mengambil bendera perang dan berteriak, “Wahai semua orang, angkatlah
seseorang di antara kalian.” ”Kamu saja,” teriak seseorang. “Aku tidak sanggup,
“ teriaknya.
32. Akhirnya,
Khalid bin walid mengambil bendera perang dan bertempur dengan gagah berani.
33. Kahlid
bin Walid bererita seusai perang, “Sembilan pedang patah di tanganku, yang
kupegang tinggal satu pedang lebar model Yaman”.
34. Nabi
Muhammad berada di Madinah mendapatkan wahyu dari Allah melalui malakiat Jibril.
35. Rasulullah
bersabda sambil berlinang air mata,”Zaid bin Haritsah membawa bendera, dia
gugur, lalu Jakfar bin Abi Thalib mengambilnya, dia pun gugur, kemudian Abdullah
bin Rawahah memegangnya, dia pun gugur”.
36. Nabi
Muhammad bersabda, “akhirnya, salah satu pedang Allah (Khalid bin Walid) memegangnya.
Allah memberikan kemenangan kepadanya”.
37. Khalid
bin Walid mengubah komposisi pasukan, yaitu pasukan depan dipindah ke belakang,
pasukan kiri di pindah ke kanan, begitu sebaliknya.
38. Pasukan
musuh kaget dan kebingungan karena mereka mengira pasukan Islam memperoleh
bantuan.
39. Pasukan
Islam mundur teratur dengan posisi tetap berperang, pasukan musuh tidak mau
mengejar karena dianggapnya sebuah jebakan.
40. Pasukan
Romawi kembali ke negerinya dan pasukan Islam balik ke Madinah dengan selamat.
41. Pamor
pasukan Islam naik, semua bangsa Arab kagum.
42. Sejumlah
3.000 tentara Islam, mampu melawan 200.000 tentara Romawi.
43. Banyak
suku dan kabilah Arab masuk Islam.
44. Perang
Muktah awal dari gerakan pasukan Islam menguasai wilayah yang luas.
Daftar Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment