Saturday, March 16, 2019

2008. PERANG MUKTAH





PERANG MUKTAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Perang Muktah?” Syekh Syafiyurrahman menjelaskannya. 
1.    Jumadil awal tahun 8 Hijriah (Agustus 629 Masehi), terjadi Perang Muktah.
2.    Perang Muktah adalah perang terbesar pada zaman Nabi Muhammad, selain Perang Parit (Perang Khandaq).
3.    Perang Muktah terjadi ketika Rasulullah berumur 61 tahun.
4.    Perang Muktah adalah perang yang menegangkan, mencengangkan, dan pembuka jalan menaklukkan negeri di luar Arab Saudi.
5.    Muktah adalah nama sebuah desa di perbatasan masuk wilayah negeri Syam.
6.    Penyebab Perang Muktah adalah Haris bin Umar (utusan Nabi Muhammad) dibunuh, ketika mengirim surat kepada pemimpin Bushra.
7.    Haris bin Umar dihadang di tengah perjalanan oleh kelompok Syurahbil bin Amr dan  dibawa menghadap Qaishar lalu digorok lehernya.
8.    Nabi Muhammad menyiapkan 3.000 orang pasukan dan Zaid bin Haritsah ditunjuk sebagai Panglima Perang.
9.    Nabi Muhammad bersabda,” Jika Zaid bin Haritsah gugur, digantikan Jakfar bin Abi Thalib. Jika Jakfar bin Abi Thalib gugur digantikan Abdullah bin Rawahah.”
10. Zaid bin Haritsah membawa bendera perang, berupa selembar kain berwarna putih, dengan lafaz bertulisan hitam. “Lailahaillallah, Muhammadarasullullah.” (Tidak ada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah).
11. Pasukan Islam berangkat dari Madinah menuju tempat terbunuhnya Haris bin Umar di Syam.
12. Nabi Muhammad bersabda, ”Dengan nama Allah, perangi di jalan Allah, orang-orang yang kafir kepada Allah. Jangan kalian berhianat, jangan berubah pikiran, jangan membunuh anak-anak, wanita, orang tua renta, dan orang yang menyepi di pertapaan rahib. Jangan menebang pohon dan jangan merobohkan bangunan”.
13.  Pasukan Islam siap berangkat, umat Islam mengerumuni mereka.
14. Abdullah bin Rawahah (salah satu komandan perang) berpamitan kepada masyarakat sambil menangis. ”Mengapa engkau menangis?” tanya seseorang. 
15. Abdullah bin Rawahah berkata, “Demi Allah, aku menangis bukan karena cinta dunia atau rindu kepada kalian, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah  membaca Al-Quran: Dan Tidak ada seorang pun di antara kalian, melainkan mendatangi neraka, hal ini suatu kepastian dari Tuhanmu.”
16. Abdullah bin Rawahah melanjutkan, “Aku tidak tahu, apa yang terjadi denganku, setelah aku meninggal.”
17. Nabi Muhammad mengantarkan pasukan Islam sampai di Tsaniyatul Wada dan mengucapkan selamat jalan.
18. Pasukan Islam bergerak ke utara dan berhenti di Muan (termasuk daerah Syam) di perbatasan dengan Hijaz utara.
19. Pasukan Islam mengetahui Heraklius menyiapkan pasukan sebanyak 200.000 orang sedang menunggu 3.000 pasukan Islam.
20. Pasukan Islam terpana, kaget, dan tercengang, mereka tidak  membayangkan di daerah yang sangat jauh akan berhadapan dengan musuh sebanyak itu.
21. Perang yang aneh dan langka, karena 3.000 pasukan Islam melawan 200.000 ribu pasukan musuh di wilayah Syam, sebuah tempat yang sangat jauh dari Madinah.
22. Pasukan Islam bingung, selama dua hari bermarkas di Muan, sebagian berpikir mengirim surat kepada Nabi Muhammad agar mendapatkan bantuan atau perintah yang lainnya.
23. Tetapi, komandan perang Abdullah bin Rawahah mengobarkan semangat perang,”Wahai semua orang, Demi Allah, apa yang tidak kalian sukai dalam bepergian ini, justru itulah yang kita cari, yaitu mati syahid.”
24. Abdullah bin Rawahah melanjutkan, “Kita tidak berperang dengan manusia, karena jumlahnya,  kekuatannya, dan banyaknya orang. Kita berperang karena agama, Allah akan memuliakan kita.  Mari kita berangkat, di sana ada kebaikan, kita menang atau mati syahid.“  
25. Pasukan Islam maju ke medan perang, berbelok dan bermaskas di Muktah.
26. Sayap kanan dipimpin Qutbah bin Qatada, sayap kiri dipimpin Ubadah bin Malik.
27. Sungguh aneh, 3.000  pasukan Islam berhadapan dengan 200.000 pasukan Romawi, pertempuran yang disaksikan dunia yang sangat langka dan mengherankan.
28. Zaid bin Haritsah membawa bendera perang maju bertempur gagah berani, dia terkena tombak musuh, gugur, mati syahid.
29. Bendera perang dipegang Jakfar bin Abi Thalib, terus maju bertempur luar biasa, dia  gugur, mati syahid.
30. Bendera perang diambil Abdullah bin Rawahah, dan dia pun gugur, mati syahid.
31. Tsabit bin Arqam mengambil bendera perang dan berteriak, “Wahai semua orang, angkatlah seseorang di antara kalian.” ”Kamu saja,” teriak seseorang. “Aku tidak sanggup, “ teriaknya.
32. Akhirnya, Khalid bin walid mengambil bendera perang dan bertempur dengan gagah berani.
33. Kahlid bin Walid bererita seusai perang, “Sembilan pedang patah di tanganku, yang kupegang tinggal satu pedang lebar model Yaman”.
34. Nabi Muhammad berada di Madinah mendapatkan wahyu dari Allah melalui malakiat Jibril.
35. Rasulullah bersabda sambil berlinang air mata,”Zaid bin Haritsah membawa bendera, dia gugur, lalu Jakfar bin Abi Thalib mengambilnya, dia pun gugur, kemudian Abdullah bin Rawahah memegangnya, dia pun gugur”.
36. Nabi Muhammad bersabda, “akhirnya, salah satu pedang Allah (Khalid bin Walid) memegangnya. Allah memberikan kemenangan kepadanya”.
37. Khalid bin Walid mengubah komposisi pasukan, yaitu pasukan depan dipindah ke belakang, pasukan kiri di pindah ke kanan, begitu sebaliknya.
38. Pasukan musuh kaget dan kebingungan karena mereka mengira pasukan Islam memperoleh bantuan.
39. Pasukan Islam mundur teratur dengan posisi tetap berperang, pasukan musuh tidak mau mengejar karena dianggapnya sebuah jebakan.
40. Pasukan Romawi kembali ke negerinya dan pasukan Islam balik ke Madinah dengan selamat.
41. Pamor pasukan Islam naik, semua bangsa Arab kagum.
42. Sejumlah 3.000 tentara Islam, mampu melawan 200.000 tentara Romawi.
43. Banyak suku dan kabilah Arab masuk Islam.
44. Perang Muktah awal dari gerakan pasukan Islam menguasai wilayah yang luas.

  Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment