Thursday, February 20, 2020

4496. DAKWAH TAFSIR AL-QURAN


DAKWAH TAFSIR AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Al-Quran adalah mukjizat sebagai bukti kebenaran Rasulullah Muhammad, dan petunjuk untuk  semua manusia.
2.    Al-Quran memiliki berbagai macam keistimewaan.
3.    Salah satu keistimewaan Al-Quran adalah susunan bahasanya unik dan mempesona, serta mengandung makna yang dapat dipahami siapa pun yang memahami bahasanya, meskipun mereka berbeda tingkat pendidikannya.
4.    Ayat Al-Quran, seperti redaksi yang diucapkan atau ditulis, hanya dapat dijangkau maksudnya secara pasti oleh pemilik redaksi.
5.    Hal ini menimbulkan bermacam-macam penafsiran.
6.    Para sahabat Rasulullah adalah orang yang menyaksikan turunnya ayat Al-Quran dan mengetahui konteksnya, serta memahami secara alamiah struktur bahasa dan arti kosakatanya.
7.    Tetapi para sahabat rasulullah kadang berbeda pendapat dalam memahami maksud ayat Al-Quran.
8.    Tafsir adalah penjelasan tentang arti atau maksud firman Allah sesuai dengan kemampuan musafir.
9.    Kepastian arti suatu kosakata atau ayat tidak mungkin dicapai kalau pandangan hanya tertuju kepada kosakata atau ayat secara berdiri sendiri.
10. Mufasir ialah orang yang menerangkan makna atau maksud ayat Al-Quran.
11. Mufasir adalah orang yang ahli dalam penafsiran.
12. Rasulullah Muhammad bertugas menjelaskan maksud firman Allah.

13. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 43-44.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Kami tidak mengutus sebelummu, kecuali orang-orang pria yang Kami beri wahyu kepada mereka. Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.

14. Semua penjelasan Rasulullah pasti benar.
15. Hal ini dibuktikan adanya teguran Allah dalam Al-Quran kepada Rasulullah tentang sikap dan ucapan Rasulullah yang “kurang tepat”.

16. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 128.


لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ

     Tidak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka atau Allah menerima tobat mereka, atau mengazab mereka. Sesungguhnya mereka orang-orang yang zalim.

17. Al-Quran surah Abasa (surah ke-80) ayat 1-4.
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ
أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ

Muhammad bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?”

18. Rasulullah Muhammad adalah orang yang “maksum”.
19. Artinya Rasulullah dijaga oleh Allah, sehingga tidak akan berbuat kesalahan atau dosa.
20. Penjelasan dan keterangan Rasulullah dalam memahami dan menafsirkan firman Allah sebagai pedoman mutlak.
21. Jangan sampai terjadi penafsiran yang bertentangan dengan penjelasan Rasulullah.
22. Penafsiran Rasulullah beraneka macam dalam segi cara, motif, dan hubungan antara penafsiran beliau dengan ayat yang ditafsirkan.
1)    Misalnya, Rasulullah menafsirkan “salat wustha” dengan “salat Asar”.
2)    Penafsiran itu disebut “muthabiq”, karena maknanya “sama dan sepadan” dengan yang ditafsirkan.
3)    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 238.

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Jagalah segala salat (mu), dan (jagalah) salat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.

23. Rasulullah menafsirkan “perintah berdoa” dengan “beribadah”.
1)    Penafsiran ini disebut “talazum”, karena setiap doa pasti ibadah dan setiap ibadah mengandung doa.
2)    Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40) ayat 60.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
     
Tuhanmu berfirman,”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akanAku kabulkan. Sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”.

24. Rasulullah menafsirkan “akhirat” dengan “kubur”.
1)    Penafsiran semacam ini disebut “tadhamun”, karena kubur adalah sebagian dari akhirat.
25. Penjelasan Rasulullah tentang arti dan maksud ayat Al-Quran tidak banyak yang kita ketahui, karena riwayat yang diterima generasi setelah Rasulullah tidak banyak.
26. Sebagian riwayat tidak dapat dipertanggungjawabkan keautentikannya.
27. Rasulullah sendiri tidak menafsirkan semua ayat Al-Quran.
28. Sehingga para ulama terpaksa  berusaha memahami ayat Al-Quran berdasarkan kaidah disiplin ilmu tafsir, kemampuan, dan persyaratan tertentu.
29. Allah memerintahkan merenungkan ayat Al-Quran dan mengecam orang yang sekadar mengikuti pendapat atau tradisi lama tanpa suatu dasar.
30. Al-Quran diturunkan untuk semua manusia kapan pun dan di mana pun.
1)    Maka  semua manusia pada zaman kapan pun dituntut memahami Al-Quran seperti tuntutan yang pernah ditujukan kepada masyarakat pada zaman Rasulullah.
2)    Pemikiran seseorang dipengaruhi tingkat kecerdasannya, disiplin ilmu yang ditekuni, pengalaman, penemuan ilmiah, kondisi sosial, politik, dan faktor lainnya.
3)    Sehingga hasil pemikiran setiap orang berbeda.
4)    Setiap orang dianjurkan merenungkan, memahami, dan menafsirkan ayat Al-Quran sesuai dengan kemampuannya.
5)    Hal itu perintah Al-Quran sendiri, meskipun hasilnya berbeda dengan pendapat lain, harus ditampung.
6)    Semuanya konsekuensi logis dari perintah Al-Quran, selama pemahaman dan penafsiran dilakukan dengan sadar dan penuh tanggung jawab.
7)    Kebebasan yang bertanggung jawab inilah “batasan” dalam menafsirkan Al-Quran.
8)    Seperti “batasan” yang disyaratkan dalam setiap disiplin ilmu.
9)    Mengabaikan pembatasan tersebut dapat menimbulkan polusi dalam pemikiran dan malapetaka dalam kehidupan.
31. Para sahabat Rasulullah kadang berbeda pendapat dalam memahami maksud ayat Al-Quran, sehingga muncul pembatasan dalam penafsiran Al-Quran.
32. Ibnu Abbas adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang paling mengetahui maksud firman Allah.
33. lbnu Abbas berpendapat tafsir Al-Quran terbagi 4 bagian.
1)    ke-1: Yang dapat dipahami secara umum oleh orang Arab berdasarkan pengetahuan bahasa mereka.
2)    Ke-2: Yang dapat diketahui oleh semua orang.
3)    Ke-3: Yang hanya dipahami para ulama.
4)    Ke-4: Yang hanya diketahui Allah dan Rasul-Nya.
34. Menafsirkan berbeda dengan berdakwah berkaitan dengan tafsir ayat Al-Quran.
35. Orang yang tidak memenuhi syarat, boleh menyampaikan uraian tafsir berdasarkan pemahaman para ahli tafsir.
36. Orang yang membaca kitab, kemudian menyampaikan kesimpulan yang dibacanya, bukan berfungsi menafsirkan ayat, tetapi berdakwah.


Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment