MANUSIA
AHSANI TAQWIM DAN ASFALA SAFILIN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Kata
“mutu” dapat diartikan sebagai “tingkat baik dan buruk”.
Atau
“kualitas dari sesuatu”.
Tetapi
tidak mudah mendefinisikan atau menentukan tolok ukur kualitas manusia secara
permanen.
Apa
pun jawaban yang diberikan.
Mirip
dengan beberapa orang buta.
Yang
menyentuhkan tangannya terhadap seekor gajah.
Makin
banyak sentuhan, makin beragam jawaban.
Dan
semuanya dapat benar.
Tetapi
bersifat parsial.
Yaitu
bagian dari keseluruhan.
Al-Quran
menampilkan 2 kutub kualitas manusia, yaitu:
1)
Ahsani taqwim.
Yaitu
sebaik-baik manusia.
2)
Asfala safilin.
Yaitu
sejelek-jelek manusia.
Al-Quran
surah At-Tin (surah ke-95) ayat 4.
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Al-Quran
surah At-Tin (surah ke-95) ayat 5.
ثُمَّ
رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka).
Rasulullah bersabda,
”Sesungguhnya
Allah menciptakan manusia, sesuai dengan gambar Allah”.
Hadis
Nabi ini dapat dipahami:
1)
Adanya
potensi dalam diri manusia yang bisa meniru
dan mencontoh sifat-sifat Allah yang sangat mulia.
2)
Tetapi dalam batas dan kapasitas manusia sebagai makhluk Allah.
Para
ulama berpendapat bahwa orang beragama, yaitu:
1)
Orang yang berusaha untuk menirukan dan mencontoh sifat Allah yang sangat mulia.
2)
Tetapi sesuai dengan kemampuannya sebagai manusia.
Tingkatan
mutu manusia ditentukan:
1.
Tingkatan besarnya semangat.
2.
Tingkatan
kerja kerasnya.
3.
Hasil
usahanya dalam menirukan dan mencontoh sifat Allah yang sangat mulia.
Tetapi sesuai dengan kemampuannya
sebagai makhluk Allah.
Semua
manusia diciptakan oleh Allah dari unsur debu tanah dan roh Allah.
Jika
daya tarik debu tanah mengalahkan daya tarik roh Allah.
Maka
manusia akan jatuh tersungkur.
Sehingga
mencapai tingkat yang serendah-rendahnya.
Bahkan
lebih rendah daripada binatang.
Jika
daya tarik roh Allah mampu mengalahkan daya trik debu tanah.
Maka
manusia akan menjadi seperti malaikat.
Bahkan
derajatnya melebihi malaikat.
Melalui
unsur debu tanah dan roh Allah.
Manusia
dianugerahi oleh Allah dengan 4 daya, yaitu:
1)
Daya tubuh
Yang mengantarkan manusia punya kekuatan fisik.
Termasuk komponen tubuh dan pancaindera.
2)
Daya hidup.
Yang menjadikan manusia mampu mengembangkan.
Dan
menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
Serta mempertahankan hidupnya dalam menghadapi
tantangan.
3)
Daya akal
Yang
memungkinkan manusia punya ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi.
4)
Daya kalbu
Yang
memungkinkan manusia punya moral, merasakan keindahan, kelezatan iman, dan kehadiran
Allah.
Dan
dari daya kalbu ini dapat muncul intuisi dan kemampuan indera ke-6.
Jika
ke-4 daya manusia dipakai dan dikembangkan secara baik.
Maka
kualitas pribadi akan mencapai puncaknya, yaitu:
1)
Pribadi beriman.
2)
Berbudi pekerti luhur.
3)
Punya kecerdasan, ilmu pengetahuan, keterampilan,
keuletan, dan wawasan masa depan.
4)
Fisik sehat.
Al-Quran
menyebutkan kualitas hidup semacam ini istilahnya “al-hayat althayibah”.
Yaitu
kehidupan yang baik.
Dan
untuk mencapainya dengan mengerjakan amal saleh.
Al-Quran
surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 97.
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik (berkualitas tinggi) daripada apa yang
telah mereka kerjakan.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah
Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir
Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment