Tuesday, June 29, 2021

10184. PERINTAH MENJAGA MATA TELINGA DAN HATI

 





PERINTAH MENJAGA MATA, TELINGA, DAN HATI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Keluarga Muhammad Ali tinggal di Panjunan, Sukodono, Sidoarjo.

 

Mereka punya seekor kucing yang cantik.

 

Kucingnya dipanggil “si Meong”.

 

Si Meong berbulu indah, lucu, dan menggemaskan.

 

Hanya 4 kata yang dilatihkan kepada si Meong, yaitu:

 

1.      Meong.

2.      Berdiri.

 

3.      Pergi.

4.      Tidur.

 

Setiap dipanggil namanya, si Meong datang dengan berlari.

 

 

Setiap disebutkan kata yang sudah diajarkan, si Meong mengikutinya sesuai perintah.

 

 

Keluarga Muhammad Ali sangat mencintai si Meong, seolah si Meong adalah bagian keluarganya.

 

Jika bepergian si Meong sering  diajak ikut.

 

Keluarga Muhammad Ali dan si Meong seakan tidak terpisahkan.

 

 

Bayangkan, hanya menguasai 4 kata saja, si Meong mendapat tempat istimewa dalam keluarga itu.

 

 

Bagaimana dengan manusia yang mengenal banyak kosakata?

 

Si Meong punya mata, telinga, dan hati, tetapi si Meong tetap hewan peliharaan.

 

Si Meong tetap seekor binatang biasa yang punya daya emosional dari rangsangan atau stimulus yang diberikan.

 

 

Perintah yang diberikan kepada Si Meong hanya searah.

 

Dan tidak terjadi komunikasi timbal balik.

 

Hal itu yang membedakan manusia dengan binatang.

 

 

Manusia lebih utama dibanding binatang.

 

Tetapi manusia bisa turun derajatnya menjadi lebih rendah daripada hewan.

 

Manusia yang tidak pandai bersyukur dengan nikmat mata, telinga, dan hati yang diberikan oleh Allah.

 

Maka derajatnya anjlok menjadi lebih rendah daripada binatang ternak.

 

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 179. 

 

                 وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

 

       

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka punya hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka punya mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka punya telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itu orang yang lalai.

 

 

Si Meong memanfaatkan mata, telinga, dan hatinya hanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya belaka.

Kebutuhan biologis hanya merasakan enak atau tidak enak, puas atau tidak puas, senang atau tidak senang.

 

 

Jika kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi, maka hewan akan merusak.

 

 

Manusia diberi mata, telinga, dan hati untuk melihat, mendengar, dan memahami kebesaran Allah.

 

Lalu mensyukurinya dengan beribadah kepada Allah.

 

 

Manusia yang tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.

 

 

Maka derajatnya sama dengan hewan.

 

Bahkan lebih rendah lagi. 

 

 

Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 46.

 

             أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

 

       

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

 

 

Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 78.                      

   

      وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

      

Dan Allah yang telah menciptakan bagimu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

 

 

Mata, telinga, dan hati manusia perlu dilatih, dirawat, dan diasah agar semakin tajam dan sensitive.

 

 

Sehingga mudah bersyukur atas semua nikmat dan karunia Allah.

 

 

Salah satu cara  memperkaya perasaan syukur adalah dengan mengunjungi orang sakit.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

”Agar kalian menjadi manusia gampang bersyukur, maka berkunjunglah ke saudaramu yang sakit.”

 

 

Dengan sering mengunjungi orang yang sakit.

 

Dan mengantarkan jenazah orang yang meninggal dunia.

 

Maka manusia akan mudah bersyukur dengan semua nikmat kesehatan yang diperoleh selama ini.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Triono, Bambang. Inspiring Moslem entrepreneur. Penerbit Kayu Tangan. Malang 2009.

2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.    Tafsirq.com online.

 

0 comments:

Post a Comment