PERINTAH MENJAGA MATA, TELINGA, DAN HATI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Keluarga Muhammad Ali
tinggal di Panjunan, Sukodono, Sidoarjo.
Mereka punya seekor
kucing yang cantik.
Kucingnya
dipanggil “si Meong”.
Si Meong berbulu indah,
lucu, dan menggemaskan.
Hanya 4 kata yang
dilatihkan kepada si Meong, yaitu:
1.
Meong.
2.
Berdiri.
3.
Pergi.
4.
Tidur.
Setiap dipanggil
namanya, si Meong datang dengan berlari.
Setiap disebutkan kata
yang sudah diajarkan, si Meong mengikutinya sesuai perintah.
Keluarga Muhammad Ali
sangat mencintai si Meong, seolah si Meong adalah bagian keluarganya.
Jika bepergian si
Meong sering diajak ikut.
Keluarga Muhammad Ali
dan si Meong seakan tidak terpisahkan.
Bayangkan, hanya
menguasai 4 kata saja, si Meong mendapat tempat istimewa dalam keluarga itu.
Bagaimana dengan
manusia yang mengenal banyak kosakata?
Si Meong punya mata,
telinga, dan hati, tetapi si Meong tetap hewan peliharaan.
Si Meong tetap seekor
binatang biasa yang punya daya emosional dari rangsangan atau stimulus yang
diberikan.
Perintah yang
diberikan kepada Si Meong hanya searah.
Dan tidak terjadi
komunikasi timbal balik.
Hal itu yang
membedakan manusia dengan binatang.
Manusia lebih utama
dibanding binatang.
Tetapi manusia bisa
turun derajatnya menjadi lebih rendah daripada hewan.
Manusia yang tidak
pandai bersyukur dengan nikmat mata, telinga, dan hati yang diberikan oleh
Allah.
Maka derajatnya anjlok
menjadi lebih rendah daripada binatang ternak.
Al-Quran surah
Al-A’raf (surah ke-7) ayat 179.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا
يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ
كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka punya hati, tetapi tidak dipergunakan
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka punya mata (tetapi) tidak
dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka punya
telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka
itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itu orang
yang lalai.
Si Meong memanfaatkan
mata, telinga, dan hatinya hanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya belaka.
Kebutuhan biologis
hanya merasakan enak atau tidak enak, puas atau tidak puas, senang atau tidak
senang.
Jika kebutuhan
biologisnya tidak terpenuhi, maka hewan akan merusak.
Manusia diberi mata,
telinga, dan hati untuk melihat, mendengar, dan memahami kebesaran Allah.
Lalu mensyukurinya
dengan beribadah kepada Allah.
Manusia yang tidak
bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
Maka derajatnya sama
dengan hewan.
Bahkan lebih rendah
lagi.
Al-Quran surah Al-Haj
(surah ke-22) ayat 46.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ
يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى
الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Al-Quran surah
Al-Mukminun (surah ke-23) ayat
78.
وَهُوَ
الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا
تَشْكُرُونَ
Dan Allah yang telah menciptakan bagimu sekalian, pendengaran,
penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
Mata, telinga, dan
hati manusia perlu dilatih, dirawat, dan diasah agar semakin tajam dan sensitive.
Sehingga mudah
bersyukur atas semua nikmat dan karunia Allah.
Salah satu
cara memperkaya perasaan syukur adalah dengan mengunjungi orang sakit.
Rasulullah bersabda,
”Agar kalian menjadi
manusia gampang bersyukur, maka berkunjunglah ke saudaramu yang sakit.”
Dengan sering
mengunjungi orang yang sakit.
Dan mengantarkan
jenazah orang yang meninggal dunia.
Maka manusia akan
mudah bersyukur dengan semua nikmat kesehatan yang diperoleh selama ini.
Daftar Pustaka
1. Triono, Bambang.
Inspiring Moslem entrepreneur. Penerbit Kayu Tangan. Malang 2009.
2. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online.




0 comments:
Post a Comment