KEINDAHAN
SURGA PEMISALAN UNTUK AKAL MANUSIA
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Al-Quran
surah Muhammad (surah ke-47) ayat 15.
مَثَلُ
الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ
آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ
لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ
كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي
النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
(Apakah) perumpamaan
(penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahanam dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
GAMBARAN
NIKMATNYA SURGA HANYA PERUMPAMAAN SESUAI AKAL MANUSIA
PERUMPAMAAN
surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.
Di
sana ada sungai-sungai yang airnya bersih, tidak berubah rasa dan baunya.
Dan
sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar
(anggur yang memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya.
Di
sana juga ada sungai-sungai madu yang murni tidak tercampur dengan sesuatu
selainnya.
Begitulah
penggambaran surga yang dijabarkan dalam Al-Quran surah Muhammad (surah ke-47)
ayat 15.
Ayat
ini menguraikan ganjaran yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa.
Itu
semuanya hanya perumpamaan.
Para
ulama mengatakan itu hanya perumpamaan sesuai dengan akal pikiran manusia.
Digambarkan
ada sungai yang bersih.
Dan
ada minuman keras di surga yang bagi siapa pun itu berasa lezat jika diminum.
Di
surga digambarkan ada sungai mengalir madu yang sudah jernih.
Pesannya
ialah minuman apa pun yang diberikan di surga terasa lezat.
Begitulah
perumpamaannya.
Tapi,
sebenarnya bukan kenikmatan jasmani seperti itu maksudnya.
Yang
digambarkan ialah keindahannya yang sedemikian rupa.
Sesungguhnya
yang ingin dikatakan ialah surga sangat indah.
Dan
keindahannya tidak terbayang atau terjangkau nalar manusia.
Surga
yang digambarkan dalam ayat itu berupa kenikmatan jasmani.
Ini
semacam kiasan.
Tapi
kenikmatan rohani lebih tinggi dibanding kenikmatan jasmani.
Misalnya,
ada orang tua yang kehausan.
Tapi
dia rela memberikan airnya kepada anaknya yang juga sedang kehausan.
Meskipun
nafsu orang tua itu sedang kehausan, tapi dia rela memberi.
Itu
karena memberi adalah kenikmatan secara rohani.
Kenikmatan
jasmani sebenarnya tidak ada artinya.
Al-Quran
menjelaskan surga itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan rida Allah.
Sesungguhnya,
rida Allah sangat lebih indah daripada surga.
Allah
juga menggambarkan neraka dalam Al-Quran Muhammad (surah ke-47) ayat 15.
Apakah
ganjaran surga yang dijanjikan kepada orang bertakwa sama dengan orang yang
menyekutukan Allah di neraka?
Di
neraka, mereka digambarkan diberi minum dengan air sangat panas.
Bahkan
hingga bisa memotong usus mereka.
"Apakah
samakah, orang yang mendapat kenikmatan surgawi dengan orang yang kekal dalam
neraka.
Mereka
terbakar api neraka yang sangat panas.
Dan
diberi minuman dengan air yang mendidih.
Sehingga
karena panasnya, ususnya terpotong-potong.
Gambaran
itu hanya perumpamaan untuk akal manusia.
Karena
kita tidak mengetahui siksaan paling pedih.
Maka
itulah contoh yang diberikan kepada manusia.
Manusia
kita tidak pernah tahu persis seperti apa siksaannya.
Yang
jelas, surga ialah tempat kesenangan dan neraka tempat siksaan.
Jangan
bertanya bagaimana nikmat dan siksaannya.
Karena
manusia pada hakikatnya tidak tahu.
Sekali
lagi itu hanya perumpamaan.
Karena
itu, kenali Allah memakai hati dengan cara membersihkan kalbu dan nalar.
Pelajari
bukti-bukti kebenaran-Nya melalui argumentasi.
Kita
percaya alam raya ini tercipta tidak mungkin tanpa adanya Sang Pencipta.
Manusia
tidak perlu membuktikannya.
Tetapi
cukup membersihkan hati agar sinar dari Allah dapat kita tangkap.
Jangan
habiskan waktu berdebat dengan ateis yang menganggap 0 tambah 0 bisa sama
dengan 1.
Yang
meyakini alam semesta yang serba teratur dan presisi ini terjadi dengan
sendirinya.
Juga
jangan habiskan waktu berdebat dengan orang yang meyakini 1 ditambah 1 ditambah
1 sama dengan 1.
Kita
percaya bukan dengan mata tertutup, melainkan berdasarkan ilmu.
(Sumber
republika)




0 comments:
Post a Comment