MANUSIA
BUTUH ATURAN YANG DISEBUT AGAMA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Hidup
bermasyarakat dapat diibaratkan dengan lalu lintas.
Karena
masing-masing orang ingin sampai tujuan dengan cepat dan selamat.
Untuk
keselamatan dan kelancaran perjalanan untuk semua orang.
Maka
perlu adanya peraturan lalu lintas.
Peraturan
dalam kehidupan manusia, harus ditetapkan oleh pihak paling tahu sifat dan
karakternya.
Serta
kebutuhan manusia yang akan terkena peraturan itu.
Juga
agar peraturan akan dipatuhi.
Karena
bersifat manusiawi.
Yang
menetapkan peraturan harus pihak tidak
terlibat.
Atau
tidak punya kepentingan dengan peraturan itu.
Agar
semuanya berjalan dengan fair dan netral.
Dalam
peraturan kehidupan manusia.
Allah
yang paling berhak menetapkan segala peraturan.
Karena
Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah
yang menciptakan segala alam semesta beserta isinya.
Allah
paling mengenal sifat dan watak manusia.
Allah
tidak punya kepentingan apa pun terhadap manusia.
Peraturan
lalu lintas dalam hidup manusia disebut “agama”.
Agama
adalah “peraturan dari Allah untuk manusia sebagai pedoman.
Yang
mengantarkan manusia menuju bahagia dunia dan akhirat”.
Sebagian
ulama berpendapat “agama” artinya “jalan”.
Al-Quran,
hadis Nabi, dan para ahli.
Hampir
selalu memakai kata-kata yang mengacu kepada arti “jalan”.
Untuk
peraturan dan petunjuk agama.
Misalnya:
1.
Syari'ah
(jalan ke sumber air).
2.
Mazhab
(tempat berjalan).
3.
Shiratal
mustaqim” (jalan yang luas lagi lurus).
4.
Sabilillah
(jalan Allah).
5.
Dan
istilah lainnya.
Agama seperti lampu dan rambu
pengaturan lalu lintas.
Yang diperlukan di jalan raya
untuk memperlancar perjalanan.
Bukan untuk menghambat
perjalanan.
Jika lampu dan rambu pengaturan
lalu lintas tidak berfungsi.
Maka akan macet dan semrawut.
Setiap orang harus sadar bahwa
agama sangat perlu dalam hidup manusia.
Sebagai pedoman untuk “rambu
kehidupan”.
Agama akan mengantarkan semua
manusia menelusuri “jalan hidupnya”.
Dengan aman, tertib, dan lancer.
Yang mengantarkan manusia dengan
mudah sampai tujuan.
Sebelum masuk “shiratal
mustaqim” (jalan yang luas lagi lurus).
Ada hambatan dan kesulitan yang harus
dilewati.
Tetapi setelah berjalan beberapa
saat.
Pasti ditemukan kemudahan dan
kenyamanan.
Allah meninjau “peraturan lalu
lintasnya” secara berkala.
Sehingga Allah mengutus para
nabi dan rasul kepada umat manusia.
Berdasar kepentingan manusia.
Akhirnya, Allah mengutus Nabi
Muhammad.
Yang membawa “peraturan lalu
lintas” secara global.
Yaitu ajaran Islam sebagai
pedoman dan petunjuk.
Untuk kepentingan manusia sampai
akhir zaman.
Al-Quran surah Al-Ahzab (surah
ke-33) yat 40.
مَاكَانَمُحَمَّدٌأَبَاأَحَدٍمِنْرِجَالِكُمْوَلَٰكِنْرَسُولَاللَّهِوَخَاتَمَالنَّبِيِّينَ
ۗ وَكَانَاللَّهُبِكُلِّشَيْءٍعَلِيمًا
Muhammad
itu sekali-kali bukan bapak dari seorang laki-laki di antaramu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment