Saturday, June 12, 2021

9897. SUMBER DAYA ALAM UNTUK MANUSIA TAK TERBATAS

 




SUMBER DAYA ALAM UNTUK MANUSIA TAK TERBATAS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 Allah menyiapkan sumber daya alam untuk manusia tak terbatas.

 

  

Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 80.

  

 

الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ

 

 Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.

 

  

Al-Quran surah Al-Waqiah (surah ke-56) ayat 73.

 

نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَمَتَاعًا لِلْمُقْوِينَ

 

 

  

Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.

 

 Sayangnya, umat Islam pada umumnya hanya membaca ayat Al-Quran tanpa menghayati maksudnya.

 

  Bahkan sebagian umat Islam membacanya untuk tujuan tidak sesuai dengan tujuan diturunkannya Al-Quran.

Ayat  Al-Quran di atas berbicara tentang pohon yang hijau.

 

  Atau energi yang diperoleh melalui proses fotosintetis.

 

 Yaitu  proses penggabungan secara bio-kimia oleh tumbuh-tumbuhan dengan memakai sinar matahari.

  

 Dalam istilah ilmiah, pohon hijau disebut dengan “klorofil” (zat hijau daun).

 

 Tetapi istilah dalam Al-Quran lebih tepat.

  

Karena zat itu tidak hanya terdapat pada daun.

 

 Tetapi pada seluruh pohon  berwarna hijau.

 

 

Al-Quran surah Yasin (Surah ke-36) ayat 80di atas menjelaskan bahwa Allah yang menjadikan untukmu pohon hijau.

 

 

Maka serta-merta kamu dapat membakar darinya.

   

Al-Quran surah Al-Waqiah (surah ke-56) ayat 73, setelah menanyakan,

 

 

”Siapakah yang menciptakan pohon hijau itu, apakah Allah atau manusia?”

 

 Kemudian Allah menegaskan bahwa pohon hijau atau energi itu dapat dijadikan sebagai peringatan serta dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar.

  

Cara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita.

 

 Yaitu dengan memakai nikmat itu dengan baik, wajar, dan sesuai tujuan diciptakannya.

 

 Al-Quran surah Al-Waqiah (surah ke-14) ayat 34.

 

 

 

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

 

 Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

 

 Sumber daya alam yang disiapkan oleh Allah untuk manusia sangat melimpah.

 

 Tidak dapat dihitung banyaknya.

  

Dan tidak terbatas.

  

Jika manusia merasa ada keterbatasan.

  

Hal itu karena kesalahan manusia yang bersikap aniaya dan kufur.

  

 

Yaitu mengingkari nikmat Allah.

 

 Termasuk sikap aniaya adalah memboroskan sumber alam dan  menyia-nyiakannya.

  

Serta mengambil jatah porsi makhluk lainnya.

  

Yang mengakibatkan tidak ada pemerataan.

 

 Bersikap kufur adalah tidak mengolah sumber daya alam yang tersedia dengan baik.

  

Sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

  

Salah satu arti “kufur” adalah “menutupi”.

 

 Yaitu menutupi nikmat yang diberikan oleh Allah.

 

 Pemborosan dan berlebihan dalam pemakaian sesuatu  dilarang oleh agama Islam.

 

 Nabi Muhammad bersabda,

  

“Meskipun kamu berwudu di sungai yang airnya mengalir, janganlah kamu memakai air secara berlebihan”.

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.      Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment