Sunday, December 12, 2021

11916. KREATIFNYA PENGURUS MASJID ZAMAN NOW

 

 




KREATIFNYA PENGURUS MASJID ZAMAN NOW

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Masjid Friendly

 

Pagi ini membaca spanduk berbeda.

 

Di  Musalla Al-Ghoffar.

Jalan Raya Losari 86.

Singosari, Malang, Jawa Timur.

.

 

Beredar di media sosial dan menarik.

 

Kalimatnya kira-kira begini:

 

“Mampir salatnya di sini saja.

 

Bisa mandi gratis.

Toiletnya bersih.

 

Bisa ngecas HP gratis.

 

Ada kopi, teh seduh, air mineral.

Dan makanan kecil.

 

Semuanya  gratis.

 

Boleh menumpang untuk istirahat.

 

Ada sarung, baju takwa.

Mukena, sajadah.

 

Semuanya bersih.

Dan sering dicuci.

 

Sedia loker barang.

Agar bawaan aman.

 

Salat tenang, hati pun riang.

 

Siapa pun boleh mampir.

 

Seperti: musafir, anak kecil, kurir, ojek online, pemulung, sales.

 

Bahkan pengemis, pengamen.

 

Siapa pun boleh.

Asalkan muslim beriman.”

 

Juga ada pendahulunya.

 

Seperti Masjid Raya Al-Insan.

Patal Senayan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

 

Yang bertransformasi menjadi Masjid Friendly.

 

Dewan Kemakmuran Masjid, membuka masjidnya 24 jam.

 

Untuk tamu Allah.

Masjid ramah untuk Backpacker dan Musafir.

 

Pengurus masjid menyebarkan info di media social.

 

Seperti ini:

 

“Untuk sahabat salih semua.

Yang butuh tempat bermalam.

Di sekitar Jakarta Selatan.

 

Khususnya wilayah dekat Kebayoran Lama.

Senayan, Palmerah.

 

Dan Sekitarnya.

 

Dapat menghubungi Pengurus Masjid Raya Al-Insan.

 

Panitia masjid menyiapkan:

 

1.      Tenda jaring anti nyamuk .

2.      Kasur busa untuk tidur.

 

3.      Loker penyimpanan barang dan kuncinya.

4.      MCK dan toilet bersih..

 

Cukup menghubungi pengurus Masjid.

Menyerahkan kartu Identitas.

 

Bisa langsung bermalam di Masjid.

Maksimal 2 malam.”

 

Nara Hubung:

1.      Rudy Priyanto

087875662400

 

2.      Ari Kuncoro

08987899727

 

Makin banyak masjid friendly.

 

Ada Masjid Jogokariyan.

Yang terkenal dengan saldo kasnya NOL.

 

Dan berbagai masjid.

Yang telah lebih dulu inisiatif.

 

Konsep lama pengelolaan masjid.

 

Yang berlomba membangun masjid megah.

 

Mulai bergeser.

 

Menjadi masjid makmur dan megah.

Saldo kas masjid ratusan juta di deposito.

 

Secara bertahap bergulir kembali kepada para jamaah.

 

Masjid terkunci rapat.

Hanya buka waktu  salat saja.

 

Terkadang jamaah masbuk.

 

Di tunggu pengurus masjid.

 

Agar  cepat selesai salatnya.

Karena masjid dikunci lagi.

 

Ada pengumuman dilarang bawa anak-anak.

 

Dan berbagai cara dulu.

 

Tampaknya makin kurang relevan.

Dengan perkembangan zaman.

 

Sekarang zamannya.

Pengurus masjid membuka masjidnya seluasnya.

 

Kepada para jamaah.

Dengan pelayanan maksimal.

 

Disediakan sarapan.

Setelah salat Jumat disiapkan nasi kotak.

 

Ada teh, kopi, camilan.

Dan berbagai pelayanan lainnya.

 

Seperti wifi dan semacamnya.

 

Lebih mendekati esensi.

Hadirnya masjid di masyarakat.

 

Yaitu masjid menjadi pusat aktivitas pendidikan.

 

Muamalah dan peradaban.

 

Sebagian jemaah awalnya.

 

Karena motif makanan, minuman,  kenyamanan.

 

Dan lainnya.

 

Seiring berjalannya waktu.

Masjid akan menjadi solusi masyarakat.

 

Menjadi pusat pendidikan, muamalah, dan peradaban.

 

Masjid sebagai pusat ibadah mahdah.

 

Akan menjadi lebih bervariasi.

 

Dengan hadirnya.

Kegiatan muamalah lainnya.

 

Bahkan urusan negara.

Juga bisa dibahas di masjid.

 

Dampak Sosial Ekonomi

 

Secara bertahap.

Aktivitas masjid  akan berdampak besar.

Bagi sosial ekonomi.

 

Masyarakat akan merasakan.

Bahwa masjid adalah solusi.

 

Masjid bisa jadi langkah awal.

 

Kembali guyubnya masyarakat.

Dan keluarga.

 

Saat masjid menjadi pusat pendidikan, muamalah.

Dan peradaban.

 

Maka tingkat iman dan kekeluargaan.

Akan makin kental.

 

Jika ada yang berpikir.

Saat orang makin mudah mendapat tempat menginap.

 

Akan mengancam industri hotel.

 

Justru sebaliknya.

Dengan difungsikan masjid pelayanan prima.

 

Akan muncul segmen baru.

Kunjungan bisnis dan pariwisata.

 

Yang makin mudah dan murah.

 

Industri pariwisata dan hotel perlu selaras ramah muslim.

 

Artinya tidak akan menganggu industri hotel.

 

Menurut Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama.

 

Jumlah masjid di seluruh Indonesia 277.927 unit.

 

Dengan perincian.

1)     1 masjid Negara.

2)     33 masjid raya.

 

3)     423 masjid agung.

4)     4.793 masjid besar.

 

5)     226.152 masjid jamik.

6)     966 masjid bersejarah.

 

7)     45.553 masjid publik.

 

Jika pengelolaan 277.927 masjid.

Makin muslim friendly.

 

Maka ekonomi bergerak makin kencang.

 

Perjalanan makin murah.

Beribadah semakin baik.

 

Mutu perjalanan makin bermakna.

 

Di tunggu kreatifitas.

Dan inovasi pelayanan masjid selanjutnya.

 

Mari jadikan masjid menjadi pusat ibadah.

 

Pendidikan, muamalah dan peradaban.

 

Dengan mudah dan murah.

 

(Sumber Jaharuddin)

Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat.

 

 

0 comments:

Post a Comment