ISRA MIKRAJ
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang peritiwa isra’ mikraj dalam Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab
menjelaskannya.
1. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
1.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا
مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا
حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya,
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
2. Isra’ Mikraj adalah perjalanan Nabi
Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah menuju Baitul Maqdis di
Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha, bahkan melampauinya, dan kembali
ke Mekah ditempuh dalam beberapa jam saja.
3. Isra Mikraj adalah tantangan terbesar dari
Allah kepada umat manusia.
4. Peristiwa ini membuktikan bahwa ilmu dan kekuasaan
Allah meliputi, menjangkau, serta mengatasi segala waktu dan ruang yang terbatas
maupun yang tidak terbatas.
5. Kaum empirisis dan rasionalis, yang
melepaskan diri dari bimbingan wahyu, dapat berkata,”Bagaimana mungkin
kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya, yang merupakan batas kecepatan
tertinggi dalam kontinum empat dimensi, dapat terjadi?”
6. Bagaimana mungkin lingkungan material yang
dilalui oleh Nabi Muhammad tidak mengakibatkan gesekan panas yang merusak tubuh
Nabi?
7. Bagaimana mungkin Nabi Muhammad dapat
melepaskan diri dari daya tarik bumi?
8. Mereka berpendapat bahwa hal Ini tidak mungkin
terjadi, karena tidak sesuai dengan hukum alam, tidak dapat dijangkau oleh
pancaindera, bahkan tidak dapat dibuktikan oleh patokan logika.
9. Untuk memahami peristiwa isra’ mikraj
yang tepat adalah dengan pendekatan iman.
10. Abu Bakar Sidik berkata,”Apabila Nabi Muhammad
yang memberitakannya, pasti benarlah adanya.”
11. Uraian ini berusaha untuk memahami
peristiwa isra mikraj berdasarkan bukti ilmiah yang dikemukakan oleh Al-Quran.
12. Salah satu hal yang menjadi pusat
pembahasan Al-Quran adalah masa depan rohani manusia demi mewujudkan
keutuhannya.
13. Uraian Al-Quran tentang isra’ mikraj adalah
salah satu cara pembuatan skema rohani tersebut.
14. Para ulama berpendapat bahwa pengantar
satu uraian dalam Al-Quran adalah uraian yang terdapat dalam surah sebelumnya, sehingga
pengantar uraian peristiwa Isra' mikraj adalah surah Al-Nahl (surah ke-16) yang
artinya lebah, karena makhluk ini memiliki banyak keajaiban.
15. Keajaiban lebah bukan hanya terlihat pada
jenisnya, yang jantan dan betina, tetapi juga jenis yang bukan jantan dan bukan
betina.
16. Keajaiban lebah terlihat pada sarangnya
yang tersusun dalam bentuk heksagonal (lubang yang sama bersegi enam kongruen)
diselubungi selaput sangat halus yang menghalangi
udara atau bakteri untuk menyusup ke dalamnya, juga pada khasiat madu yang dihasilkannya, yang
menjadi makanan dan obat bagi banyak penyakit.
17. Keajaiban lebah mencakup itu semua, dan
mencakup pula sistem kehidupannya yang penuh disiplin dan dedikasi yang
dipimpin oleh seekor ratu lebah, yang memiliki keajaiban dan keistimewaan.
18. Misalnya, bahwa sang ratu mempunyai
perasaan “malu” yang dijaganya, sehingga sang ratu
enggan berhubungan seksual dengan salah satu anggota masyarakatnya yang
jumlahnya dapat mencapai 30.000 ekor lebah.
19. Keajaiban lebah juga tampak pada bentuk
bahasa dan cara mereka berkomunikasi, yang dalam hal ini telah dipelajari
secara mendalam oleh ilmuwan.
20. Lebah dipilih oleh Allah untuk
menggambarkan keajaiban ciptaan-Nya agar menjadi pengantar keajaiban dalam
peristiwa Isra' mikraj, dan pengantar yang menjelaskan manusia seutuhnya.
21. Nabi Muhammad mengambarkan manusia seutuhnya,
“Seorang mukmin bagaikan lebah, yang dikonsumsi hanya yang baik dan indah, misalnya
bunga yang harum semerbak, dan menghasilkan sesuatu yang baik dan berguna
seperti madu”.
22. Dalam cakupan yang lebih kecil lagi, kita
melihat ayat pertama surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 1.
أَتَىٰ أَمْرُ
اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Telah pasti datangnya ketetapan
Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha suci
Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
23. Ketetapan Allah di sini adalah hari
kiamat yang telah diancamkan kepada orang-orang musyrikin, padahal dunia belum
kiamat, tetapi mengapa Allah mengatakan kiamat telah datang?
24. Al-Quran menyatakan, “Telah datang
ketetapan Allah” dan dinyatakan juga, “Jangan meminta agar disegerakan
datangnya?”
25. Hal ini untuk memberikan isyarat dan pengantar
bahwa Allah tidak mengenal ruang dan waktu untuk mewujudkan sesuatu, sedangkan
tentang hari ini, esok, atau kemarin, adalah perhitungan makhluk yang bernama
manusia.
26. Allah tidak terikat ruang dan waktu,
karena Allah Yang Menguasai ruang dan waktu, sehingga Allah tidak membutuhkan
batasan untuk ruang dan waktu mewujudkan sesuatu.
27. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat
40.
إِنَّمَا
قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap
sesuatu, apabila Kami menghendaki, Kami hanya mengatakan kepadanya, “Kun
(jadilah)!”, maka jadilah dia.
28. Para
ilmuwan menjelaskan bahwa sistem gerak mempunyai perhitungan waktu yang berbeda
dengan sistem gerak yang lain.
29. Misalnya, benda padat membutuhkan
waktu lebih lama untuk bergerak dibandingkan
dengan suara, dan suara memerlukan waktu lebih lama untuk bergerak dibandingkan
dengan cahaya.
30. Para ilmuwan berkesimpulan bahwa pada
akhirnya ada sesuatu yang tidak membutuhkan ruang dan waktu untuk mencapai
sasaran apa pun yang dikehendaki, sesuatu itulah yang kita namakan Allah Yang
Maha Kuasa.
31. Para ilmuwan meyakini bahwa segala
sesuatu mempunyai “sebab”, tetapi apakah “sebab” tersebut yang mewujudkan
sesuatu itu? Jawabnya adalah “Tidak”.
32. Menurut Al-Quran, semua yang diketahui
oleh para ilmuwan secara pasti hanya “sebab” yang mendahului atau berbarengan
dengan terjadinya sesuatu.
33. Bahwa “sebab” yang mendahului sesuatu,
itu adalah benar, tetapi tidak dapat dinyatakan bahwa “sebab” itulah yang mewujudkannya.
34. Misalnya, "Cahaya yang terlihat mata,
sebelum terdengar suatu dentuman meriam oleh telinga, bukan penyebab suara
tersebut dan bukan pula penyebab telontarnya peluru”.
35. Imam Ghazali berkata,”Ayam yang selalu
berkokok sebelum terbit fajar, bukan penyebab terbitnya fajar.”
36. Isaac Newton berkata, “Bergeraknya sesuatu
dari A ke B, kemudian dari B ke C, lalu dari C ke D, tidaklah dapat dijadikan
dasar untuk menyatakan bahwa pergerakan dari B ke C adalah akibat pergerakan
dari A ke B”.
37. Einstein menjelaskan bahwa semua yang
terjadi di alam semesta diwujudkan oleh “kekuatan nalar yang superior” atau menurut
bahasa Al-Quran semua alam semesta diwujudkan oleh “Al-Aziz Al-Alim” yaitu Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
38. Inilah yang ditegaskan oleh Allah dalam
surah pengantar peristiwa Isra Mikraj dalam
firman-Nya surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 49-50.
39.
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا
فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩
Dan kepada Allah saja bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di
atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
5.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
6.
Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment