Wednesday, March 20, 2019

2021. PENULISAN TAFSIR










PENULISAN TAFSIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan sejarah perkembangan penulisan tafsir Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.  
1.    Perkembangan penulisan (kodifikasi) tafsir Al-Quran dapat dibagi dalam tiga periode.
1)    Periode ke-1: Zaman Nabi Muhammad, para sahabat, dan permulaan para tabiin.
a.    Pada zaman itu tafsir Al-Quran belum ditulis. 
b.    Secara umum riwayat tafsir Al-Quran tersebar berdasarkan lisan dari mulut ke mulut.
2)    Periode ke-2: Bermula dengan  penulisan hadis secara resmi zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 99 sampai 101 Hihjriah.
a.    Tafsir Al-Quran saat itu ditulis bergabung dengan penulisan hadis dan dihimpun dalam satu bab seperti bab hadis.
b.    Penafsiran yang ditulis umumnya Tafsir bil Ma'tsur (gabungan tiga sumber), yaitu penafsiran Nabi, para sahabat, dan tabiin, dirangkum menjadi satu disebut Tafsir bil Ma'tsur.
3)    Periode ke-3: Diawali dengan penyusunan kitab tafsir secara khusus dan berdiri sendiri oleh Al-Farra, wafat tahun 207 Hijriah, dengan kitabnya yang berjudul Maani Al-Quran.

2.    Sejarah perkembangan tafsir Al-Quran dapat ditinjau dari sudut metode penafsirannya, meskipun disadari setiap mufasir mempunyai metode berbeda dalam perinciannya dengan mufasir lain.
3.    Mufasir ialah orang yang menerangkan makna atau maksud ayat Al-Quran.
4.    Mufasir adalah orang yang ahli dalam penafsiran.
5.    Secara umum dapat diamati sejak periode ke-3 penulisan kitab tafsir sampai tahun 1960 Masehi, para mufasir menafsirkan ayat Al-Quran ayat per ayat, sesuai dengan susunan dalam mushaf.
6.    Penafsiran berdasarkan perurutan mushaf ini dapat menjadikan petunjuk dalam Al-Quran terpisah, tidak disodorkan kepada pembaca secara utuh dan menyeluruh.
7.    Suatu masalah dalam Al-Quran sering ditampilkan secara terpisah dalam beberapa surah.
a.    Misalnya, tentang masalah riba, yang dikemukakan dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran, dan Al-Rum.
b.    Untuk mengetahui pandangan Al-Quran secara menyeluruh diperlukan pembahasan yang mencakup semua ayat tersebut.  
8.    Para ulama berpendapat meskipun suatu masalah dimunculkan dalam ayat yang berbeda, tetapi terdapat suatu benang merah (sentral yang mengikat dan menghubungkan) semua masalah tersebut.
9.    Januari 1960, Syaikh Mahmud Syaltut menyusun kitab tafsirnya yang berjudul Tafsir Al-Quran Al-Karim dengan metode tafsir maudhui.
10. Tafsir maudhui adalah metode tafsir yang tidak  menafsirkan Al-Quran ayat per ayat, tetapi membahas surat demi surat atau bagian tertentu dalam satu surah,  merangkainya dengan tema sentral yang terdapat dalam suatu surat tersebut.
11. Metode tafsir maudhui belum menjadikan pedoman dan petunjuk dalam Al-Quran dipaparkan dalam bentuk menyeluruh, karena suatu masalah ditemukan dalam berbagai surah.
12. Muncul ide menghimpun semua ayat yang berbicara tentang suatu masalah atau suatu bab tertentu, mengaitkan dengan yang lain, serta  menafsirkannya secara utuh dan menyeluruh.
13. Gagasan ini dikembangkan di Mesir oleh Prof. Dr. Ahmad Sayyid Al-Kumiy pada akhir tahun enam puluhan, pada hakikatnya ide ini kelanjutan metode maudhui model Mahmud Syaltut.
14. Metode maudhui mempunyai dua pengertian.
1)    Ke-1: Penafsiran suatu surah Al-Quran:
a.    Menjelaskan tujuannya secara umum sesuai dengan tema sentralnya.
b.    Menghubungkan masalah yang beraneka ragam dalam surah tersebut, sehingga suatu surah dengan berbagai problemanya menjadi satu kesatuan.

2)    Ke-2: Penafsiran dengan menghimpun semua ayat Al-Quran:
a.    Membahas suatu masalah tertentu yang sedapat mungkin diurutkan sesuai dengan urutan kronologis waktu turunnya.
b.    Menjelaskan pengertiannya secara menyeluruh untuk menarik pedoman dan petunjuk Al-Quran secara utuh.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5.    Tafsirq.com online.      



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment