MINAL
AIDZIN WALFAIZIN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beberapa
orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ucapan minal aidzin wal faizin ?” Profesor
Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Minal
Aidzin artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”.
2. Yang
dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau
agama yang benar.”
3. Al-faizin
bermakna “keberuntungan”.
4. Kata
“fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Allah serta kebahagiaan surga.”
5. “Wal faizin” berarti “semoga kita termasuk
orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
6. Minal
aidzin wal faizin artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci,
memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
7. Minal 'aidin
wal-faizin adalah
tradisi yang biasanya diucapkan antara umat Islam di Indonesia
pada saat merayakan Idul Fitri, setelah menunaikan ibadah puasa pada
bulan Ramadan.
8. Minal
aidzin wal faizin dapat diterjemahkan menjadi "semoga kita semua tergolong
orang yang kembali (ke fitrah) dan berhasil (dalam latihan menahan diri).
9. Para ulama menjelaskan bahwa ucapan minal 'aidin wal-faizin ini bukan
berasal dari generasi para sahabat ataupun
para ulama setelahnya.
10. Perkataan ini mulanya berasal dari
seorang penyair Andalusia,
yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya
mengisahkan dendang wanita di hari raya.
11. Ucapan minal 'aidin wal-faizin ini sulit dipahami maknanya oleh
orang Arab, karena kalimat ini tidak ada
dalam kosakata kamus bahasa Arab.
12. Menurut Ibnu Taimiyah,
ucapan selamat hari raya Idul Fitri yang sesuai dengan sunah
dan diucapkan ketika umat Islam bertemu setelah salat Idul Fitri adalah “taqabbalallahu minna wa minkum”.
13. Taqabbalallahu minna wa minkum (Arab: تقبل
الله منا ومنكم) artinya: Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kalian.
14. Ucapan
“taqabbalallahu minna waminkum” yang artinya “semoga Allah menerima amal ibadah
kami dan ibadah kalian semua” yang berisi saling mendoakan tentang kebaikan adalah
ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
15. Pada malam hari 1 Syawal, umat Islam
mengumandangkan takbir di masjid-masjid atau sambil berkeliling jalan kaki atau
naik kendaraan sebagai tanda berakhirnya bulan Ramadan dan bersiap mengerjakan
salat Idul Fitri pada esok pagi harinya.
16. Sebelum salat Idul Fitri, umat Islam harus sudah
mengeluarkan zakat fitrah.
17. Biasanya, setelah salat Idul Fitri
umat Islam saling bersilaturahmi untuk saling memaafkan kesalahan dan mempererat
tali persaudaraan.
18. Silaturahmi adalah ajaran yang
dianjurkan oleh agama Islam.
19. Silaturahmi berasal dari kata “shilat”
dan “rahim”.
20. Shilat artinya “menyambung dan
menghimpun”.
21. Kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan,
atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
22. Menyambung tali yang putus adalah
hakikat silaturahmi.
23. Nabi Muhammad bersabda, “Bukan
silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang
dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
24. Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu”
yang artinya “kelebihan”.
25. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu
yang tidak normal.
26. Orang yang telah berbuat kesalahan berarti
mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang
lain juga mempunyai kelebihan tidak
normal.
27. Semua orang yang mempunyai kelebihan
atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu
untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali.
28. Menurut ajaran Islam, saling memaafkan
tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik.
29. Manusia tidak mengetahui berapa panjang
umurnya dan saling bermaafan setelah salat Idul Fitri adalah kesempatan yang amat
baik.
Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 133-134.
۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَالَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya,
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.”
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment