Wednesday, June 26, 2019

2502. TALAK DALAM ISLAM


TALAK DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang talak?” Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskannya.

1.    Para ulama berpesan kepada suami dan istri untuk sabar dan saling mengalah agar rumah tangganya awet, rukun, dan damai selamanya.
2.    Tidak ada manusia yang sempurna, tak ada suami yang sempurna, dan tak ada istri yang sempurna, sehingga suami dan istri harus saling mengalah, karena sama-sama memiliki kekurangan.
3.    Jika suami dan istri mempunyai sifat tidak mau mengalah, mau menangnya sendiri, dan merasa dirinya selalu benar, sedangkan pihak yang lain selalu salah, maka sulit dipersatukan.
4.    Talak adalah perceraian antara suami dan istri dan lepasnya ikatan perkawinan.
5.    Talak satu adalah penyataan talak yang dijatuhkan sebanyak satu kali dan memungkinkan suami rujuk kepada istrinya sebelum selesai idah.
6.    Talak dua adalah penyataan talak yang dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan suami rujuk kepada istrinya sebelum selesai idah.
7.    Talak tiga adalah penyataan talak yang dijatuhkan sebanyak tiga kali dan  tidak memungkinkan suami rujuk kepada istrinya sebelum selesai idah, kecuali bekas istrinya pernah nikah dengan orang lain kemudian diceraikan (tidak dapat dijatuhkan tiga kali berturut-turut atau dijatuhkan sekaligus).
8.    Rujuk adalah kembalinya suami kepada istrinya yag ditalak (talak 1 atau 2), ketika istri dalam masa idah.
9.    Masa idah adalah masa tunggu (belum boleh menikah) bagi wanita yang berpisah dengan suaminya, karena ditalak maupun bercerai mati.
10. Pada zaman jahiliah, suami menalak istrinya dengan cara merugikan pihak wanita.
11.  Suami mentalak istrinya dan rujuk lagi saat idah istrinya hampir habis, kemudian mentalaknya kembali dan rujuk lagi berulang-ulang, sehingga status istrinya  terkatung-katung.
12. Islam datang mengubahnya, talak yang boleh rujuk itu hanya dua kali, setelah itu boleh rujuk, tetapi dengan syarat yang berat.
13. Mazhab Hanafi dan Hanbali berpendapat talak adalah pelepasan ikatan perkawinan secara langsung dengan lafal yang khusus.
14. Mazhab Syafii berpendapat talak adalah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna.
15. Mazhab Maliki berpendapat talak adalah suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.
16. Mazhab Hanafi dan Hanbali berpendapat perceraian belum menghapuskan seluruh iktan nikah sebelum idah istrinya habis. Jika suami jimak dengan istrinya dalam masa idah, maka perbuatan itu sebagai pertanda rujuknya.
17. Mazhab Maliki berpendapat perbuatan apap pun harus dengan niat, jika rujuk harus dengan niat rujuk.
18. Mazhab Syafii berpendapat suami dilarang jimak dengan istrinya yang menjalani masa idah, dan jika rujuk harus dilakukan dengan perkataan dan pernyataan dari suami secara jelas, bukan dengan perbuatan.
19. Rasulullah bersabda,”Saya tidak suka kepada pria maupun wanita yang suka kawin cerai.”
20. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 231.

21.        وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ ۚ وَلَا تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لِتَعْتَدُوا ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ ۚ وَلَا تَتَّخِذُوا آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

     Apabila kamu menalak istri-istrimu, lalu mereka mendekati akhir idahnya, maka rujuki mereka dengan cara yang makruf, atau ceraikan mereka dengan cara yang makruf (pula). Jangan kamu rujuki mereka untuk memberi kemudaratan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Jangan kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan. Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Kitab (Al-Quran) dan Hikmah (Sunah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

22. Al-Quran surah At-Talaq (surah ke-65) ayat 1.

23.        يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا الْعِدَّةَ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ ۖ لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ ۚ لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَٰلِكَ أَمْرًا



      Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Jangan kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru.

24. Al-Quran surah At-Talaq (surah ke-65) ayat 2.

25.        فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا


     Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskan mereka dengan baik dan persaksikan dengan dua orang saksi yang adil di antaramu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikian diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.


26. Al-Quran surah At-Talaq (surah ke-65) ayat 4.

27.        وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ ۚ وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا


      Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

28. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 241.

29.        وَلِلْمُطَلَّقَاتِ مَتَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ


     Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut`ah menurut yang makruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang takwa.

30. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 232.

وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ أَنْ يَنْكِحْنَ أَزْوَاجَهُنَّ إِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالْمَعْرُوفِ ۗ ذَٰلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۗ ذَٰلِكُمْ أَزْكَىٰ لَكُمْ وَأَطْهَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

      Apabila kamu menalak istri-istrimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang makruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antaramu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

31. Para ulama menjelaskan bahwa perceraian antara suami dan istri hukumnya halal, tetapi tidak disukai oleh Allah.

Daftar Pustaka.
1.    Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3.    Tafsirq.com online.



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment