DOA
ORANG KAFIR BISA DIKABULKAN ALLAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Dalam
Al-Quran ada perintah melakukan salat atau doa disertai dengan ketabahan
sebagai sarana meraih suatu kebutuhan.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 45.
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Dan
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk.
Berdoa
saja tanpa ketabahan dalam berusaha, belum menjadi jaminan terpenuhinya harapan
sebuah doa.
Tetapi
ada juga janji Allah yang menyatakan,
”Aku
perkenankan doa yang bermohon jika dia mohon kepada-Ku”.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ
دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan
jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Kalimat
“Apabila dia bermohon” adalah syarat dan isyarat.
Bahwa
ada orang yang mengangkat tangan dan menengadah ke langit.
Tetapi
dia tidak berdoa mohon kepada Allah.
Padahal
doa orang mukmin yang tulus pasti dikabulkan oleh Allah.
Doa
orang kafir, bahkan Iblis sekalipun, doanya bisa dikabulkan oleh Allah.
Al-Quran
surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 36-37.
قَالَ
رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ
الْمُنْظَرِينَ
Berkata
iblis,”Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari
(manusia) dibangkitkan”.
Allah
berfirman,”(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
diberi tangguh”.
Alexis
Carrel, sahli bedah Prancis yang meraih 2 kali hadiah Nobel, menegaskan.
Manfaat
doa bisa dibuktikan secara ilmiah.
Sama
kuatnya dengan pembuktian di bidang fisika.
Oliver
Lodge secara halus menyindir mereka yang tidak melihat manfaat doa.
“Kekeliruan
mereka, karena menduga doa berada di luar fenomena alam.
Padahal
doa harus diperhitungkan seperti memperhitungkan faktor lain yang bisa
melahirkan suatu peristiwa.”
Di
Indonesia upacara resmi dan acara keagamaan sering dilengkapi berdoa.
Hanya
saja sebagian dari permohonan kita itu mungkin tidak memenuhi syarat doa.
Karena
bagaikan berpidato di hadapan Allah.
Padahal
kita diperintahkan agar “bermohon dengan perasaan merendahkan diri dan dengan
suara yang lembut”.
Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 55.
ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdoalah
kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Pada
acara keagamaan, ada kecenderungan menghimpun semua doa.
Yang
diketahui dan yang pernah dipanjatkan oleh makhluk Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi.
Sehingga
doa terasa membosankan.
Dan
kata “amin” diucapkan sebagai isyarat kepada si pendoa agar menyudahi doanya.
Dalam
khotbah Jumat masih terdengar doa yang pernah dipanjatkan pada masa silam
ketika umat Islam sedang berperang.
”Ya
Allah binasakan orang-orang kafir dan musyrik”.
Nabi
berdoa,
”Ya
Allah, berikan petunjuk kepada kaumku karena mereka tidak mengetahui”.
Ketika
Nabi ditolak oleh kaumnya.
Nabi
pernah melakukan “qunut nazilah”.
Yaitu
doa qunut mendoakan kejelekan selama 1 bulan penuh.
Saat
70 sahabat pilihan yang “ahli qurra” (ahli Al-Quran) dikhianati dan dibunuh pemberontak.
Para
ulama berpendapat umat Islam masih perlu belajar berdoa.
Dimulai
dari keharusan berdoa disertai dengan ketabahan berusaha.
Sampai
pada etika berdoa dan materi harapan yang dipanjatkan.
Umat
Islam perlu mawas diri dan mengoreksi dirinya sendiri.
“Mengapa
doa kita agar Allah memuliakan Islam dan umat Islam serta memenangkannya di
seluruh penjuru dunia.
Belum
juga terkabulkan oleh Allah sampai sekarang?”
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai
Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
0 comments:
Post a Comment