Sunday, June 13, 2021

9912. API MENYALA DI BAWAH LAUT MENURUT AL-QURAN

 




API MENYALA DI BAWAH LAUT MENURUT AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Ada api di dasar lautan terbukti dalam Al-Quran.

 

 

Al-Quran memang bukan kitab suci yang menjelaskan secara spesifik tentang ilmu pengetahuan (sains).

 

 

Tetapi, hampir semua penemuan ilmiah abad terakhir sudah disebut dalam Al-Quran.

 

 

Salah satunya seperti fenomena api ynag menyala di dasar lautan.

Al-Quran surah At-Thur ( surah ke-52) ayat 1-6.

 

 

وَالطُّورِ

      وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ

فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ

وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ

وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

 

 

Demi bukit, dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Makmur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api.

 

 

Pada zaman dahulu, ketika Al-Quran diturunkan.

 

 

Bangsa Arab belum bisa memahami isyarat sumpah Allah:

 

 

Demi lautan yang di dalam tanahnya ada api.

 

 

Ketika itu, mereka hanya mengetahui.

 

Makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih.

 

 

Dalam persepsi mereka.

 

 

Air dan panas adalah dua hal bertentangan.

 

 

Air mematikan panas.

 

Dan panas menguapkan air.

 

 

Tidak mungkin kedua hal ini dapat berdampingan dalam ikatan kuat.

 

 

Tanpa ada yang rusak salah satunya.

 

 

 

Sejumlah ahli tafsir pun meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara”.

 

 

Selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas.

 

 

Makna dan arti lain dari kata “sajara,” yaitu “mala’a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan).

Fenomena api di dasar lautan ini pun mulai terbukti secara ilmiah.

 

 

Ketika ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov.

 

 

Bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint.

 

 

Meneliti kerak bumi dan patahannya di dasar laut pada pertengahan tahun 1990-an.

 

 

Mereka menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami.

 

 

Sbagovich dan kedua rekannya memakai kapal selam canggih.

 

 

Yang kemudian mereka istirahat di batu karang dasar laut.

 

 

 

Di dasar laut mereka terkejut.

 

 Adanya fenomena air sangat panas mengalir ke arah retakan batu.

 

 

Kemudian aliran air disertai semburan lava cair panas menyembur layaknya api di daratan.

 

 

Disertai debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan.

 

 

Tidak tanggung-tanggung.

 

 

Panasnya suhu api vulkanis di dalam air itu mencapai 231 derajat Celcius.

 

 

 

Mereka menemukan fakta fenomena alam itu terjadi.

 

 

Akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar laut.

 

 

Seperti gunung api di daratan.

 

 

 

Dan mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif di bawah laut.

 

 

Yang tersebar di seluruh lautan.

 

 

Selain itu, penjelasan terkait fenomena ini juga muncul.

 

 

Ketika para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera.

 

 

Dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang.

 

 

Mereka dikejutkan rangkaian gunung berapi yang membentang puluhan ribu kilometer.

 

 

 Di tengah seluruh samudera bumi.

 

 

 Yang kemudian mereka sebut 'gunung-gunung tengah samudera'.

 

 

Dengan mengkaji rangkaian gunung tengah samudera ini.

 

 Tampak jelas gunung tengah samudera itu sebagian besar terdiri atas bebatuan berapi.

 

 Yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat.

 

 

Melalui jaring retak yang sangat besar.

 

 

Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi.

 

 Dan melingkupi bola bumi.

 

 Secara sempurna dari segala arah.

 

 Dan terpusat di dalam dasar samudera.

 

Dan beberapa lautan yang dalamnya  65 km.

 

 

Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh.

 

 Hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ke-3).

 

 Yang punya unsur bebatuan sangat elastis, semi cair.

 

Dan punya tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

 

 

Bebatuan lunak ini didorong arus muatan yang panas.

 

 

Ke dasar semua samudera dan beberapa lautan.

 

 

Semacam Laut Merah dengan suhu panas melebihi 1.000 derajat Celcius.

 

 

Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini.

 

 

Mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri.

 

 

Yang disebut para ilmuwan dengan "fenomena perluasan dasar laut dan samudera."

 

 

Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini.

 

 

Maka wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itu penuh dengan magma bebatuan.

 

 

Yang menimbulkan pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.

 

 

Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini.

 

 

Yaitu meskipun begitu banyak air laut atau samudera.

 

 Tetapi tidak mampu memadamkan bara api magma itu.

 

 

Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera.

Keseimbangan dua hal yang berlawanan.

 

 

Air dan api di atas dasar samudera bumi.

 

 

Termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan.

 

 

Dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah.

 

 

Fenomena retakan di dasar lautan mengeluarkan lava.

 

 

Lava itu menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari 1.000 derajat Celcius.

 

 

Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya.

 

 

Tapi tidak bisa membuat air laut menguap.

 

 

Dan meskipun air laut ini berlimpah-ruah.

 

 

Tapi tidak bisa memadamkan api.

Sesungguhnya, Al-Quran  menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun lalu.

 

 

 

Al-Quran menjelaskan api di dalam lautan dengan istilah “Masjur.”

 

 

Dalam bahasa Arab, “Masjur,” dimaknai sesuatu yang di atas.

 

 

Dipanaskan dari bawahnya.

 

 

Nabi Muhammad bersabda,

 

“Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang berhaji, berumrah atau orang berperang di jalan Allah.

 

Sesungguhnya di bawah lautan ada api.

 

 

Dan di bawah api ada lautan.”

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.   Internet.

2.   Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.   Tafsirq.com online

 

 

0 comments:

Post a Comment