Tuesday, February 8, 2022

12496. ORANG MAKRUH TAK MENAMBAH DAN TAK KURANGI APA PUN

 






ORANG MAKRUH TAK MENAMBAH DAN TAK KURANGI APA PUN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Pepatah Jawa.

 

Timun Wungkuk Jaga lmbuh.

 

Arti harfiahnya.

 

Ketimun bengkok (cacat) untuk persiapan bonus tambahan.

 

 

Timun wungkuk.

Yaitu mentimun yang bentuknya bengkok.

Atau tak sempurna.

 

Timun wungkuk bentuknya tidak lurus memanjang.

Tapi melengkung.

 

Bahkan timun wungkuk ada yang bentuknya nyaris melingkar.

 

Jenis timun ini kurang diminati konsumen.

 

Karena rasanya kurang enak.

Dan bentuknya tidak menarik.

 

Biasanya timun wungkuk hanya sebagai bonus tambahan saja.

 

 

Bonus tambahan.

Yaitu jika timbangan untuk pembelian mentimun  baik dan normal.

Ternyata kurang beberapa gram.

 

Maka timun wungkuk akan ditambahkan.

 

Terkadang penambahan.

Dilakukan berlebih daripada seharusnya.

 

Sehingga pembeli merasa diuntungkan.

 

Terkadang meskipun timbangan sudah pas.

 

Tapi timun wungkuk tetap diberikan kepada pembeli.

 

Terkesan penjualnya murah hati.

 

 

Pepatah ini ingin mengajarkan.

 

Tentang sosok orang yang hadirnya pada sebuah komunitas.

 

Atau kegiatan tertentu.

Tidak dianggap terlalu penting.

 

Dia juga sadar.

Bahwa dirinya hanya seperti timun wungkuk.

 

Hanya sebagai pelengkap saja.

 

Dia mirip orang makruh.

Tak menambah dan tak mengurangi apa pun.

 

Dia hanya menghabiskan jatah umur saja.

 

 

Dia akan berguna.

 

Ketika sudah tidak ada orang lain lagi.

Yang bisa berfungsi.

 

Kesadaran semacam ini.

Dalam kacamata Jawa.

 

Sering dianggap bentuk merendahkan diri.

 

Dengan menyatakan.

Bahwa dirinya tidak lebih hebat daripada orang lain.

 

Dia hanya timun wungkuk.

 

Yang hanya bisa dipakai untuk bonus tambahan saja.

 

Meskipun tidak tepat benar.

 

Pepatah ini mirip.

 

Dengan pepatah.

 

Tidak ada rotan, maka  akar pun jadi.

 

(Sumber FB)

0 comments:

Post a Comment