Tuesday, June 4, 2019

2411. MARI TERTAWA YANG WAJAR


MARI TERTAWA YANG WAJAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang tertawa yang wajar?” Dr. Aidh Al-Qarni menjelaskannya.
1.    Tertawa yang wajar itu bagaikan obat bagi kesedihan, dan laksana pil kuat untuk kegalauan.
2.    Pengaruh tertawa yang wajar amat kuat, akan membuat hati bergembira  berbahagia, dan lingkungan menjadi menyenangkan.
3.    Sahabat Nabi berkata, ”Nabi Muhammad kadang kala tertawa, sehingga tampak gigi geraham beliau.”
4.    Tertawa adalah puncak kegembiraan, titik tertinggi keceriaan, dan ujung perasaan kesenangan.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
5.    Al-Quran  surah   An-Naml (surah ke-27) ayat 19.
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

      Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

6.    Salah satu nikmat  yang diberikan oleh  Allah untuk penghuni surga adalah tertawa
7.    Al-Quran surah Al-Mutaffifin (surah ke-83) ayat 34.
8.   فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ

      Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir

9.    Tetapi  jangan tertawa berlebihan, karena Nabi Muhammad bersabda,“Jangan engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hatimu.”
10. Mari kita tertawa yang wajar  saja.
11. Jangan tertawa sinis dan penuh kesombongan, sebagaimana dilakukan orang-orang kafir
12. Al-Quran surah Az-Zukruf (surah ke-43) ayat 47.
13.      فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِآيَاتِنَا إِذَا هُمْ مِنْهَا يَضْحَكُونَ

      Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya.
14. Pada umumnya, semua orang senang dengan wajah yang murah senyum, suka dengan muka yang selalu tampak ceria.
15. Hal itu merupakan cermin kemurahan hati dan kelapangan dada, serta kedermawanan.
16. Pada dasarnya, Islam dibangun berdasarkan prinsip keseimbangan, serta moderat dalam hal akidah, ibadah, budi pekerti, dan perilaku.
17. Islam mengajarkan pertengahan dalam bersikap, tidak mengenal kemuraman yang menakutkan, maupun tertawa lepas tidak beraturan.
18. Islam senantiasa mengajarkan kesungguhan penuh wibawa dan ringan langkah yang terarah
19. Islam menganjurkan perbuatan yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.
20. Imam Gazali melontarkan humor, “Benda apakah yang paling tajam di dunia ini?”
21. Para muridnya menjawab dengan berbagai jawaban, ada yang menjawab: pisau, silet, pedang dan semacamnya.
22. Imam Gazali menjawab, “Betul, semua benda yang kalian sebutkan itu tajam, tetapi ada yang lebih tajam daripada itu semua, yaitu lidah”.
23. Abu Hurairah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau pernah bersenda gurau?”
24. Nabi Muhammad menjawab,” Benar, hanya saya selalu berkata benar.”
25. Nabi Muhammad bergurau, “Naikkan barang-barangmu ke atas punggung anak unta di sebelah sana!”
26. Sahabat Nabi bingung, “Ya Rasulullah, bagaimana anak unta mampu memikul beban yang berat?”
27. Nabi Muhammad bersabda,”Saya tidak bilang anak unta itu kecil, karena semua unta pasti lahir dari ibu unta.”
28. Seorang wanita tua bertanya, “Ya Rasulullah, apakah wanita tua seperti saya layak masuk surga?”
29. Nabi Muhammad bersabda, “Maaf Bu, di dalam surga tidak ada wanita yang tua”.
30. Wanita tua itu langsung menangis, lalu Nabi Muhammad menjelaskan,”Semua orang yang masuk surga, akan menjadi muda kembali.”
31. Mendengar penjelasan Nabi Muhammad, maka wanita tua itu tersenyum gembira.
32. Sungguh, manusia membutuhkan senyuman, memerlukan humor yang menghibur yang tidak menghina siapa pun, dan tidak merendahkan apa pun.
33. Semua orang senang dengan wajah yang selalu berseri-seri, hati yang lapang dalam menerima perbedaan, budi pekerti yang luhur, perilaku yang lembut, dan  pembawaan yang tidak kasar
34. Jadi, janganlah kita bersedih, mari kita lontarkan humor yang cedas
35. Mari kita munculkan humor cerdik yang tidak menyinggung siapa pun, dan tidak menghina apa pun.
36.  Mari kita tersenyum dan tertawa yang wajar, maka kehidupan akan terasa lebih indah, ceria, dan mempesona.

DaftarPustaka
1.    Al-Qarni, Aidh. La Tahzan. Jangan Bersedih. Penerbit Qisthi Press. Jakarta 2007.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
3.    Tafsirq. com online.




Related Posts:

0 comments:

Post a Comment