Friday, March 13, 2020

3840. HORMAT BUDAYA LAIN


HORMAT BUDAYA LAIN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    BACK BITING
2.    Oleh Prof Dr Moh. Ali Aziz, M.Ag.
3.    Ini sangat dibenci orang Chicago.
4.    Back biting secara bahasa berarti penggigitan dari belakang.
5.    Yaitu membicarakan kekurangan orang kepada orang lain, tidak mau menegur secara langsung.
6.    Hampir mirip istilah Al Qur’an menyebut tindakan lebih ekstrim, “ya’kul lahma akhihi mayta” (mengunyah daging mayat).
7.    Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mencari-cari kejelekan orang, dan jangan (pula) menggunjing satu sama lain. Apakah seorang di anatara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Pastilah kamu jijik (melakukan) kepadanya.” (QS. 49:12).
8.    Mengapa tingkat back biting di Indonesia lebih tinggi daripada Chicago?
9.    Jangan kaget, ini bukan hasil riset, tapi dugaan saya sendiri.

A.   Ke-1: Budaya masyarakat Chicago yang bicara terus terang kepada orang yang melakukan sesuatu yang tidak baik atau tidak disuka.
1.    Misalnya, “I don’t like the way you do.” (Saya tidak suka cara Anda melakukan hal itu).
2.    Lalu ditambahkan, “Menurut saya, sebaiknya, kamu begini….begini…”
3.    Dengan cara ini, pengritik tidak lagi menyimpan sakit hati, dan penerima kritik segera mengetahui apa yang seharusnya tidak boleh diulang pada pergaulan berikutnya.
4.    Tidak hanya mengritik, tapi memberi solusi dan masukan.  
5.    Ini sejatinya ajaran Al Qur’an.
6.    “Demi masa, sungguh manusia akan merugi besar, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan kebaikan, dan saling memberi kritik dalam kebaikan dan kritik untuk kesabaran.” (QS. 103: 1-3).
7.    Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membicarakan kekurangan imam salat yang kurang bagus dalam hal bacaan Al-Qur’an dibanding memberi masukan letak kekurangannya. 
8.    Atau kita hanya menyimpan dalam hati dengan kedongkolan, tidak berani mengungkapkan secara terus terang kepada kawan kantor yang sering tertawa terbahak-bahak dalam ruangan atau banyak bermain HP pada saat melayani publik, atau merokok dalam ruangan.
9.    Yang bersangkutan tidak mengerti kesalahan dirinya, sehingga mengganggu kenyamanan kita.
10. Kita mendongkol sambil sesekali menebar kekurangannya kepada banyak orang. 
11. Saat itu kita berdosa sekaligus bunuh diri pelan-pelan.
12. Setiap kedongkolan merusak sistem tubuh yang mengurangi imunitas, dan mempercepat kematian.
13.  Allah berfirman, “Matilah kamu dengan kemarahanmu itu. Sungguh Allah mengetahui isi hati orang.” (QS. 03:119).
14. Perusahaan multinasional Chicago, manajer memberi award tiap bulan kepada karyawan paling banyak memberi kritik kepada teman atau pimpinan disertai alternatif solusinya.
15. Komputer kantor secara otomatis memaparkan laporan bulanan data tersebut.
16. Dalam perspektif QS. 103: 1-3 di atas, berarti orang tawashaw (senang memberi dan menerima kritik), promosinya lebih cepat dan tidak terpuruk  (la fi husrin) karir dan ekonominya.
17. Melalui kririknya, ia mendapat bonus.
18. Melalui kritik orang lain, ia bisa meningkatkan kualitas dirinya serta tidak mengulang kesalahan yang sama.
19. Dalam perjalanan pulang dari preview Terapi Shalat Bahagia di North Side of Milwaukee (Jum’at 10-03- 2017), Pak Joko Suprayitno, salah satu redaktur Jurnal Indonesia Focus meneceritakan pengalamannya sebagai pengelola jurnal.
20. Semua penulis harus presentasi hasil penelitiannya sebelum dimasukkan dalam jurnal.
21. Seorang profesor yang mendapat kririk bertubu-tubi, bahkan sampai pada substansi penelitiannya, ia tetap menanggapinya dengan santai dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.
22. Bahkan, usai acara, ia mendatangai para pengritik yang paling tajam untuk meminta tambahan kritik untuk revisi papernya sebelum dikirim kembali ke jurnal.
23. Dua hari setelah itu (Ahad 12-3-2017), saya diuji untuk meniru ketulusan hati profesor di Indiana University of Pensylvania tersebut.
24. Usai memimpin salat Subuh, Harits Rodhin Danusubroto (23 tahun), calon doktor Psikologi Bisnis di Chicago School menghampiri saya.
25. “Mohon maaf, bacaan Al-Qur’an Bapak perlu dibetulkan, khususnya qalqalah pada huruf dal yang kurang benar menurut petunjuk guru mengaji saya dari Mesir.”
26. Pemuda kelahiran Amerika dan hafal Al-Qur’an juz 30 itu juga membetulkan pengucapan bahasa Inggris saya pada ceramah di ICC (Indonesia Cultural Center) di jantung kota Chicago sehari sebelumnya.
27. Benar-benar indah.
28. Allah mengirim saya ke AS, tebukan hanya memberi pelatihan salat.
29. Tetapi justru paling penting memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya.
30. Ternyata belajar Al-Qur’an tidak selalu harus di Saudi Arabia atau negara-negara timur tengah lainnya.
31. Termasuk belajar praktik surah Al ‘Ashr tentang keluasan hati umenerima sebuah kritik.

B.   Ke-2: Masyarakat Chicago tidak banyak memperhatikan hal bersifat pribadi.
1.    Mereka tidak mempersoalkan  baju orang terbalik atau tidak, bagian bawah celananya agak tinggi atau melebihi tumitnya, rambutnya gundul total atau hanya seperempat, dan pasangannya sah atau kumpul kebo.
2.    Saya tahu, bahwa ini tidak sepenuhnya benar, tapi sikap demikian dapat mengurangi secara drastis penggunjingan.
3.    Betapa konyolnya, jika seorang muslim memandang sinis kawannya hanya  karena potongan celananya tidak sama dengan dirinya, atau cara salatnya yang berbeda dengan shalatnya.
4.    Lebih fatal lagi, keunikan pribadi itu kemudian difoto tanpa seijin yang bersangkutan lalu disebar ke penjuru alam, sampai malaikat di langit ikut membacanya.
5.    Kadang kita menilai orang dengan ukuran perasaan atau budaya sendiri.
6.    Orang berteriak mengritik kehidupan suatu negara dimana seorang anak mengirimkan orang tuanya ke sebuah panti.
7.    Tahukah Anda, dalam pandangan masyarakat Chicago, tanda bakti anak kepada orang tuanya adalah mengirimkan orang tuanya ke panti.
8.    Di panti fasilitasnya melebihi fasilitas di rumah sendiri.
9.    Sehingga biayanya mahal. 
10. Si anak bangga dan orang tuanya happy tinggal dalam panti nyaman.
11.  Menurut budaya Anda, pengiriman orang tua ke panti adalah kedurhakaan terkutuk, sama dengan membuang mereka dari rumah, dan seolah tidak mau lagi mengurusnya.
12. Substansi bakti kepada orang tua dalam Islam adalah memberikan hormat dan kebahagiaan kepada mereka.
13. Teknisnya diserahkan kepada masing-masing keluarga berdasarkan kearifan lokal.
14. Selama di Houston, Bang Aji Wibowo, pagawai Konsul Jenderal RI menceritakan kisah unik perbedaan budaya tersebut.
15. Masyarakat Houston memandang gadis masih perawan berarti gadis tidak menarik, berarti ia tidak banyak diminati orang.
16. Masyarakat kita memandang sebaliknya.
17. Pak Joko Suprayitno, doktor dan pekerja di General Elecric, asal Ngawi Jawa Timur menambahkan, suami istri di Chicago yang makan di restoran akan membayar sendiri-sendiri, dan bagi mereka hal biasa dan happy saja.
18. Justru yang menderita adalah Anda sendiri, karena heran, menggerutu dan mengritiknya berdasar ukuran budaya Anda. 
19. (Chicago, 12-3-2017).

(Sumber: internet Prof Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment