HORMAT
BUDAYA LAIN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. BACK
BITING
2. Oleh
Prof Dr Moh. Ali Aziz, M.Ag.
3. Ini sangat
dibenci orang Chicago.
4. Back
biting secara bahasa berarti penggigitan dari belakang.
5. Yaitu
membicarakan kekurangan orang kepada orang lain, tidak mau menegur secara
langsung.
6. Hampir
mirip istilah Al Qur’an menyebut tindakan lebih ekstrim, “ya’kul lahma akhihi
mayta” (mengunyah daging mayat).
7. Allah
berfirman, “Dan janganlah kamu mencari-cari kejelekan orang, dan jangan (pula)
menggunjing satu sama lain. Apakah seorang di anatara kamu suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Pastilah kamu jijik (melakukan) kepadanya.” (QS.
49:12).
8. Mengapa
tingkat back biting di Indonesia lebih tinggi daripada Chicago?
9. Jangan
kaget, ini bukan hasil riset, tapi dugaan saya sendiri.
A. Ke-1:
Budaya masyarakat Chicago yang bicara terus terang kepada orang yang melakukan
sesuatu yang tidak baik atau tidak disuka.
1. Misalnya,
“I don’t like the way you do.” (Saya tidak suka cara Anda melakukan hal itu).
2. Lalu
ditambahkan, “Menurut saya, sebaiknya, kamu begini….begini…”
3. Dengan
cara ini, pengritik tidak lagi menyimpan sakit hati, dan penerima kritik segera
mengetahui apa yang seharusnya tidak boleh diulang pada pergaulan berikutnya.
4. Tidak
hanya mengritik, tapi memberi solusi dan masukan.
5. Ini
sejatinya ajaran Al Qur’an.
6. “Demi
masa, sungguh manusia akan merugi besar, kecuali orang-orang yang beriman,
mengerjakan kebaikan, dan saling memberi kritik dalam kebaikan dan kritik untuk
kesabaran.” (QS. 103: 1-3).
7. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering membicarakan kekurangan imam salat yang
kurang bagus dalam hal bacaan Al-Qur’an dibanding memberi masukan letak
kekurangannya.
8. Atau
kita hanya menyimpan dalam hati dengan kedongkolan, tidak berani mengungkapkan
secara terus terang kepada kawan kantor yang sering tertawa terbahak-bahak
dalam ruangan atau banyak bermain HP pada saat melayani publik, atau merokok
dalam ruangan.
9. Yang
bersangkutan tidak mengerti kesalahan dirinya, sehingga mengganggu kenyamanan
kita.
10. Kita
mendongkol sambil sesekali menebar kekurangannya kepada banyak orang.
11. Saat
itu kita berdosa sekaligus bunuh diri pelan-pelan.
12. Setiap
kedongkolan merusak sistem tubuh yang mengurangi imunitas, dan mempercepat
kematian.
13. Allah berfirman, “Matilah kamu dengan
kemarahanmu itu. Sungguh Allah mengetahui isi hati orang.” (QS. 03:119).
14. Perusahaan
multinasional Chicago, manajer memberi award tiap bulan kepada karyawan paling
banyak memberi kritik kepada teman atau pimpinan disertai alternatif solusinya.
15. Komputer
kantor secara otomatis memaparkan laporan bulanan data tersebut.
16. Dalam
perspektif QS. 103: 1-3 di atas, berarti orang tawashaw (senang memberi dan
menerima kritik), promosinya lebih cepat dan tidak terpuruk (la fi husrin) karir dan ekonominya.
17. Melalui
kririknya, ia mendapat bonus.
18. Melalui
kritik orang lain, ia bisa meningkatkan kualitas dirinya serta tidak mengulang
kesalahan yang sama.
19. Dalam
perjalanan pulang dari preview Terapi Shalat Bahagia di North Side of Milwaukee
(Jum’at 10-03- 2017), Pak Joko Suprayitno, salah satu redaktur Jurnal Indonesia
Focus meneceritakan pengalamannya sebagai pengelola jurnal.
20. Semua
penulis harus presentasi hasil penelitiannya sebelum dimasukkan dalam jurnal.
21. Seorang
profesor yang mendapat kririk bertubu-tubi, bahkan sampai pada substansi penelitiannya,
ia tetap menanggapinya dengan santai dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.
22. Bahkan,
usai acara, ia mendatangai para pengritik yang paling tajam untuk meminta
tambahan kritik untuk revisi papernya sebelum dikirim kembali ke jurnal.
23. Dua
hari setelah itu (Ahad 12-3-2017), saya diuji untuk meniru ketulusan hati
profesor di Indiana University of Pensylvania tersebut.
24. Usai
memimpin salat Subuh, Harits Rodhin Danusubroto (23 tahun), calon doktor
Psikologi Bisnis di Chicago School menghampiri saya.
25. “Mohon
maaf, bacaan Al-Qur’an Bapak perlu dibetulkan, khususnya qalqalah pada huruf
dal yang kurang benar menurut petunjuk guru mengaji saya dari Mesir.”
26. Pemuda
kelahiran Amerika dan hafal Al-Qur’an juz 30 itu juga membetulkan pengucapan
bahasa Inggris saya pada ceramah di ICC (Indonesia Cultural Center) di jantung
kota Chicago sehari sebelumnya.
27. Benar-benar
indah.
28. Allah
mengirim saya ke AS, tebukan hanya memberi pelatihan salat.
29. Tetapi
justru paling penting memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya.
30. Ternyata
belajar Al-Qur’an tidak selalu harus di Saudi Arabia atau negara-negara timur
tengah lainnya.
31. Termasuk
belajar praktik surah Al ‘Ashr tentang keluasan hati umenerima sebuah kritik.
B. Ke-2:
Masyarakat Chicago tidak banyak memperhatikan hal bersifat pribadi.
1. Mereka
tidak mempersoalkan baju orang terbalik
atau tidak, bagian bawah celananya agak tinggi atau melebihi tumitnya, rambutnya
gundul total atau hanya seperempat, dan pasangannya sah atau kumpul kebo.
2. Saya
tahu, bahwa ini tidak sepenuhnya benar, tapi sikap demikian dapat mengurangi
secara drastis penggunjingan.
3. Betapa
konyolnya, jika seorang muslim memandang sinis kawannya hanya karena potongan celananya tidak sama dengan
dirinya, atau cara salatnya yang berbeda dengan shalatnya.
4. Lebih
fatal lagi, keunikan pribadi itu kemudian difoto tanpa seijin yang bersangkutan
lalu disebar ke penjuru alam, sampai malaikat di langit ikut membacanya.
5. Kadang
kita menilai orang dengan ukuran perasaan atau budaya sendiri.
6. Orang
berteriak mengritik kehidupan suatu negara dimana seorang anak mengirimkan
orang tuanya ke sebuah panti.
7. Tahukah
Anda, dalam pandangan masyarakat Chicago, tanda bakti anak kepada orang tuanya
adalah mengirimkan orang tuanya ke panti.
8. Di panti
fasilitasnya melebihi fasilitas di rumah sendiri.
9. Sehingga
biayanya mahal.
10. Si
anak bangga dan orang tuanya happy tinggal dalam panti nyaman.
11. Menurut budaya Anda, pengiriman orang tua ke
panti adalah kedurhakaan terkutuk, sama dengan membuang mereka dari rumah, dan
seolah tidak mau lagi mengurusnya.
12. Substansi
bakti kepada orang tua dalam Islam adalah memberikan hormat dan kebahagiaan
kepada mereka.
13. Teknisnya
diserahkan kepada masing-masing keluarga berdasarkan kearifan lokal.
14. Selama
di Houston, Bang Aji Wibowo, pagawai Konsul Jenderal RI menceritakan kisah unik
perbedaan budaya tersebut.
15. Masyarakat
Houston memandang gadis masih perawan berarti gadis tidak menarik, berarti ia
tidak banyak diminati orang.
16. Masyarakat
kita memandang sebaliknya.
17. Pak
Joko Suprayitno, doktor dan pekerja di General Elecric, asal Ngawi Jawa Timur
menambahkan, suami istri di Chicago yang makan di restoran akan membayar
sendiri-sendiri, dan bagi mereka hal biasa dan happy saja.
18. Justru
yang menderita adalah Anda sendiri, karena heran, menggerutu dan mengritiknya
berdasar ukuran budaya Anda.
19. (Chicago,
12-3-2017).
(Sumber:
internet Prof Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag)
0 comments:
Post a Comment