Sunday, March 29, 2020

3996. MANUSIA MIRIP MUNCULNYA BULAN


MANUSIA MIRIP MUNCULNYA BULAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Kata “waktu” (menurut KBBI V) dapat diartikan “seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung”, “lamanya (saat yang tertentu)”, saat yang tertentu untuk melakukan sesuatu”,”kesempatan”, “tempo”, “peluang”, “ketika”, “saat”, “hari (keadaan hari)”, dan “saat yang ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia”.
2.    Relativitas adalah “hal (keadaan) relatif”, dan “kenisbian”.
3.    Para sahabat mengamati bentuk bulan yang sedikit demi sedikit berubah bentuk dari bulan sabit ke bulan purnama.
4.    Bulan kembali berbentuk sabit dan kemudian menghilang.
5.    Mereka bertanya kepada Rasulullah,"Mengapa terjadi demikian?"
6.    Al-Quran menjawab,”Yang demikian adalah waktu-waktu untuk manusia dan untuk menetapkan waktu ibadah haji”.

7.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 189.

۞ يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

      Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakan,”Bulan sabit adalah tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukan kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”.

8.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 189 mengisyaratkan peredaran matahari dan bulan yang menghasilkan pembagian terperinci.
9.    Seperti perjalanan dari bulan sabit ke bulan purnama, harus dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menyelesaikan tugasnya sebagai khalifah.
10. Salah satu tugas harus diselesaikan manusia adalah beribadah.
11. Dalam hal ini dicontohkan dengan ibadah haji.
12. Ibadah haji mencerminkan seluruh rukun Islam, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa Ramadan, dan ibadah haji.
13. Keadaan bulan dapat dipakai menyadarkan keberadaan manusia di bumi, bahwa nasib manusia mirip bulan.
14. Proses keberadaan manusia di bumi.
1)    Manusia pada awalnya tidak tampak di permukaan bumi.
2)    Manusia masih kecil mungil muncul lahir di bumi bagai bulan sabit.
3)    Sedikit demi sedikit membesar sampai dewasa.
4)    Menjadi sempurna seperti bulan purnama.
5)    Manusia menua sampai akhirnya hilang dari pentas bumi ini.

15. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 62.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
     Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.

16. Manusia dapat mengambil pelajaran kejadian masa lampau.
17. Untuk introspeksi menyangkut semua hal yang telah terjadi.
18. Agar manusia melakukan perbaikan dan peningkatan.
19. Bersyukur dalam definisi agama adalah menggunakan segala potensi yang dianugerahkan oleh Allah sesuai dengan tujuan penganugerahannya.
20. bersyukur menuntut upaya dan kerja keras.
21. Banyak ayat Al-Quran berbicara peristiwa masa lampau, diakhiri pernyataan, “Maka ambillah pelajaran dari peristiwa itu”.
22. Al-Quran menyuruh manusia bekerja menghadapi masa depan dan menilai hal yang telah dipersiapkannya untuk masa depannya.
23. Ayat Al-Quran terkenal tentang tema ini adalah, “Wahai orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok”.

24. Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 18.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
      Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
25. Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 18 diawali perintah “bertakwa” dan diakhiri perintah “bertakwa”.
26. Hal ini mengisyaratkan landasan berpikir tempat bertolak menyiapkan masa depan adalah “ketakwaan” dan hasil akhirnya diperoleh “ketakwaan” juga.
27.  Pengertian “hari esok” yang dimaksudkan dalam Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 18 tidak terbatas pengertiannya pada “hari esok di akhirat kelak”, tetapi termasuk “hari esok” ketika masih berada “di dunia sekarang ini”.
28. Kata “ghad” yang diterjemahkan dengan “esok” ditemukan dalam Al-Quran sebanyak 5 kali:
1)    Yang 3 kali secara jelas dalam konteks “hari esok duniawi”.
2)    Yang 2 kali sisanya mencakup “hari esok di dunia dan hari esok di akhirat”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment