Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

1.
Terdapat beberapa ayat Al-Quran yang
berbicara tentang Nabi Muhammad sebelum
dianggkat sebagai rasul.
2.
Al-Quran surah Ad-Dhuha (surah ke-93) ayat 6-8.
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ
وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ
وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ
وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
Bukankah
Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
3.
Yang dimaksud dengan “bingung” adalah kebingungan
untuk mendapatkan kebenaran yang tidak mampu dicapai oleh akal manusia.
4.
Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad
sebagai jalan untuk memimpin umat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
5.
Abdullah bin Abdul Muththalib (ayah Nabi),
wafat umur 25 tahun, ketika Nabi Muhammad belum lahir.
6.
Aminah (ibu Nabi) wafat, Nabi Muhammad berumur 6 tahun, kemudian
beliau dijaga dan dilindungi oleh paman dan kakek beliau.
7.
Nabi Muhammad hidup dalam keresahan dan kebimbangan
melihat sikap masyarakatnya.
8.
Kemudian Allah memberikan petunjuk, dan mengangkatnya sebagai
Rasul.
9.
Nabi Muhammad hidup miskin karena ayahnya hanya
meninggalkan warisan beberapa ekor kambing dan harta lainnya yang tidak berarti.
10. Allah
menganugerahkan Nabi Muhammad hidup berkecukupan, terutama menjelang dan saat hidup
berumah tangga dengan istri beliau (Khadijah binti Khuwailid).
11. Al-Quran
berbicara tentang masa kecil Nabi Muhammad adalah surat Alam Nasyrah (surah ke-94)
ayat 1.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”
12. Kata
“nasyrah” dikaitkan sesuatu bersifat materi artinya “memotong” atau “membedah”.
13. Jika
dikaitkan dengan sesuatu bersifat non-materi, maka kata “nasyrah” artinya “membuka”,
“memberikan pemahaman”, “menganugerahkan ketenangan”, dan semaknanya.
14. Para
ulama mengaitkan dengan hal materi berpendapat ayat ini berbicara tentang “pembedahan”
yang pernah dilakukan para malaikat terhadap Nabi Muhammad saat masih remaja.
15. Dalam
Al-Quran kata “nasyrah” dengan berbagai bentuknya terulang 5 kali.
16. Tidak
satu pun yang digunakan dalam arti harfiah yang maksudnya “memotong” atau
“membedah”.
17. Al-Quran
surah Thaha (surah ke-20) ayat 25-28.
قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى
يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى
يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى
Musa berkata,"Ya Tuhanku,
lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkan untukku urusanku, dan lepaskan
kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
18. Nabi
Musa mohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Raja Fir'aun
yang terkenal kejam.
19. Al-Quran
menegaskan Nabi Muhammad tidak pernah membaca buku dan tidak pernah menulis satu
kata pun, sebelum datangnya wahyu Al-Quran.
20. Al-Quran
surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.
وَمَا كُنتَ تَتْلُوا۟
مِن قَبْلِهِۦ مِن كِتَٰبٍ وَلَا تَخُطُّهُۥ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّٱرْتَابَ ٱلْمُبْطِلُونَ
Dan
kamu (Muhammad) tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Quran) sesuatu Kitab pun
dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; seandainya (kamu
pernah membaca dan menulis), benar-benar ragu orang yang mengingkari (mu).
21. Ayat
Al-Quran ini secara pasti menyatakan Nabi Muhammad tidak pandai membaca dan menulis.
22. Sebagian
ulama berpendapat meskipun kemudian Rasulullah menganjurkan umatnya belajar membaca
dan menulis, tetapi beliau sendiri tidak melakukannya.
23. Allah menjadikan Nabi Muhammad sebagai bukti informasi
yang diperoleh beliau benar-benar bersumber dari Allah.
24. Sebagian
ulama memahami ketidakmampuan Nabi Muhammad membaca dan menulis hanya terbatas sebelum
terbukti kebenaran ajaran Islam.
25. Setelah
kebenaran Islam terbukti, artinya setelah Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah,
beliau sudah pandai membaca dan menulis.
26. Pendapat
ini dikuatkan dengan kata “sebelumnya” yang terdapat pada Al-Quran surah
Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48 tersebut.
27. Kata
“ummi” ditemukan 2 kali dalam Al-Quran, yaitu:
1) Surah
Al-A'raf (surah ke-7) ayat 157 dan 158.
2) Yang
keduanya diturunkan di Mekah dan menjadi sifat Nabi Muhammad.
28. Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 157.
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِىَّ ٱلْأُمِّىَّ ٱلَّذِى
يَجِدُونَهُۥ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِٱلْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَىٰهُمْ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ
ٱلْخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَٱلْأَغْلَٰلَ ٱلَّتِى كَانَتْ عَلَيْهِمْ
ۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلنُّورَ ٱلَّذِىٓ
أُنزِلَ مَعَهُۥٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul,
Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil
yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan
melarang mereka mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala
yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari
mereka beban dan belenggu yang ada pada mereka. Maka orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka orang-orang yang beruntung.
29. Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 158.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ
وَيُمِيتُ ۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِ ٱلنَّبِىِّ ٱلْأُمِّىِّ ٱلَّذِى يُؤْمِنُ
بِٱللَّهِ وَكَلِمَٰتِهِۦ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakan:"Hai manusia sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya,
Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
30. Kata
“ummi” terdapat dalam Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat 2 diturunkan
di Madinah.
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟
عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن
كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Dia yang mengutus kepada kaum yang buta
huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (sunah).
Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
31. Masyarakat
pada zaman Nabi Muhammad menganggap kemampuan membaca dan menulis adalah bukti kelemahan
orang.
32. Alat
dan sarana tulis-menulis amat langka, sehingga masyarakat mengandalkan hafalan.
33. Orang
yang menulis dianggap tidak memiliki kemampuan menghafal, dan ini dinilai kekurangan.
34. Nilai
dalam masyarakat berubah, sesuatu yang dianggap baik sekarang, mungkin sebelumnya
dinilai buruk.
35. Zaman
terus berubah, pada zaman sekarang kemampuan orang untuk menghafalkan sesuatu tidak
sepenting masa lampau.
36. Sekarang,
alat dan sarana prasarana untuk tulis-menulis sangat gampang diperoleh.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah
Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
0 comments:
Post a Comment