IMAM MASJIDIL
HARAM DARI INDONESIA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Syekh
Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah orang Indonesia pertama yang menjadi Imam
Besar di Masjidil Haram, Mekah.
2. Syekh
khatib lahir di Sumatera Barat 26 Juni 1860 dan wafat 13 Maret 1916.
3. Bintang.com,
Jakarta. Selama ini kamu mengetahui hanya orang Arab saja yang bisa menjadi
imam besar di Masjidil Haram, Arab Saudi.
4. Ternyata
warga Indonesia tepatnya putra Minangkabau, Sumatera Barat pernah didapuk
sebagai imam, khatib, sekaligus guru besar di Masjidil Haram, Mekah.
5. Dia adalah
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah.
6. Syekh
Khatib menjadi imam besar di Masjidil Haram, Mekah sekaligus mufti bermahzab
Syafi'i.
7. Sykeh
Khatib adalah ulama yang memiliki
wewenang untuk memberikan fatwa pada umat di akhir abad ke-19.
8. Dia
berdarah Koto Gadang, desa yang dikenal memiliki keunikan dan warganya sangat
intelek ada zaman kolonialisme.
9. Syekh
Khatib lahir di Sumatera Barat pada 26 Juni 1860.
10. Beliau
pergi ke Kota Mekah, pada saat usianya masih sangat muda, yaitu 9 tahun.
11. Saat
di Mekah, beliau berguru dengan beberapa ulama terkemuka.
12. Saking
fasihnya, Syekh Khatib adalah tiang tengah dalam mahzab Syafi'i yang mempunyai
banyak murid.
13. Ratusan
ribu orang datang kepada beliau saban hari minta diajarkan fiqih Syafi'i.
14. Dua
diantara muridnya adalah orang yang sangat terkenal, yaitu:
1) Kiai
Haji Hasyim Asy'ari yang mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama.
2) Kiai
Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
15. Selain
menguasai ilmu fiqih, Seikh Khatib juga menguasai sejarah, aljabar, ilmu falak,
berhitung, dan geometri.
16. Syekh
Khatib kecil belajar agama pada ayahnya, yaitu Syekh Abdul Lathif.
17. Sejak
kecil beliau sudah khatam dan hafal beberapa juz dalam Alquran.
18. Syekh
Khatib yang jadi imam besar pertama di Masjidil Haram asal Minangkabau ini
akhirnya menghembuskan nafas selama-lamanya pada 13 Maret 1916.
19. Meski
demikian namanya masih terngiang terutama di kalangan santri dan penerus mazhab
Syafi'i.
20. Kita
sebagai bangsa Indonesia turut bangga dengan nama besar beliau.
21. Apalagi
beliau masih fasih berbahasa daerah asalnya yaitu Minang, meskipun lama tinggal di Mekah.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment