Wednesday, March 18, 2020

3893. IMAM MASJIDL HARAM DARI INDONESIA


IMAM MASJIDIL HARAM DARI INDONESIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah orang Indonesia pertama yang menjadi Imam Besar di Masjidil Haram, Mekah.
2.    Syekh khatib lahir di Sumatera Barat 26 Juni 1860 dan wafat 13 Maret 1916.
3.    Bintang.com, Jakarta. Selama ini kamu mengetahui hanya orang Arab saja yang bisa menjadi imam besar di Masjidil Haram, Arab Saudi.
4.    Ternyata warga Indonesia tepatnya putra Minangkabau, Sumatera Barat pernah didapuk sebagai imam, khatib, sekaligus guru besar di Masjidil Haram, Mekah.
5.    Dia adalah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimahullah.
6.    Syekh Khatib menjadi imam besar di Masjidil Haram, Mekah sekaligus mufti bermahzab Syafi'i.
7.    Sykeh Khatib  adalah ulama yang memiliki wewenang untuk memberikan fatwa pada umat di akhir abad ke-19.
8.    Dia berdarah Koto Gadang, desa yang dikenal memiliki keunikan dan warganya sangat intelek ada zaman kolonialisme.
9.    Syekh Khatib lahir di Sumatera Barat pada 26 Juni 1860.
10. Beliau pergi ke Kota Mekah, pada saat usianya masih sangat muda, yaitu 9 tahun.
11. Saat di Mekah, beliau berguru dengan beberapa ulama terkemuka.
12. Saking fasihnya, Syekh Khatib adalah tiang tengah dalam mahzab Syafi'i yang mempunyai banyak murid.
13. Ratusan ribu orang datang kepada beliau saban hari minta diajarkan fiqih Syafi'i.
14. Dua diantara muridnya adalah orang yang sangat terkenal, yaitu:
1)    Kiai Haji Hasyim Asy'ari yang mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama.
2)    Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
15. Selain menguasai ilmu fiqih, Seikh Khatib juga menguasai sejarah, aljabar, ilmu falak, berhitung, dan geometri.
16. Syekh Khatib kecil belajar agama pada ayahnya, yaitu Syekh Abdul Lathif.
17. Sejak kecil beliau sudah khatam dan hafal beberapa juz dalam Alquran.
18. Syekh Khatib yang jadi imam besar pertama di Masjidil Haram asal Minangkabau ini akhirnya menghembuskan nafas selama-lamanya pada 13 Maret 1916.
19. Meski demikian namanya masih terngiang terutama di kalangan santri dan penerus mazhab Syafi'i.
20. Kita sebagai bangsa Indonesia turut bangga dengan nama besar beliau.
21. Apalagi beliau masih fasih berbahasa daerah asalnya yaitu Minang,  meskipun lama tinggal di Mekah.

(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment