MANUSIA BISA MEMILIH TAKDIR
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

1. Kata “takdir” (taqdir) terambil dan kata “qaddara”
berasal dari akar kata “qadara” artinya “mengukur”, “memberikan kadar” atau “ukuran”.
2. Allah telah menakdirkan demikian artinya Allah
telah memberikan kadar atau ukuran atau batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan
maksimal makhluk-Nya”.
3. Semua makhluk telah ditetapkan takdirnya
oleh Allah.
4. Semua makhluk tidak dapat melampaui batas
ketetapannya.
5. Allah menuntun dan menunjukkan arah yang
seharusnya dituju.
6. Al-Quran surah Al-A‘la (surah ke-87) ayat
1-3.
سَبِّحِ
اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
Sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang
menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar
(masing-masing) dan memberikan petunjuk,
7. Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat
38.
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ
تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikian takdir atau ketetapan
Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui.
8. Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat
39.
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ
كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah
dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang
tua.
9. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25)
ayat 2.
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ
يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan
bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukurannya
dengan serapi-rapinya.
10. Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat
21.
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ
وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami khazanahnya, dan Kami
tidak menurunkannya melainkan dengan takdir atau ukuran yang tertentu.
11. Al-Quran menjelaskan bahwa makhluk yang
remeh dan kecil pun diberikan takdir.
12. Al-Quran surah Al-A’la (ke-87) ayat 4-5.
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ
Dia Allah yang menumbuhkan rumput-rumputan,
lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu
kering kehitaman.
13. Rerumputan tumbuh subur, kemudian layu
dan kering, ukuran kadar kesuburan dan kekeringannya, kesemuanya telah
ditetapkan oleh Allah melalui hukum-Nya
yang berlaku pada alam semesta.
14. Jika ingin melihat rerumputan subur
menghijau, maka sirami dengan air.
15. Jika rerumputan dibiarkan tanpa perawatan
sehingga diterpa panas matahari terik, maka rerumputan itu pasti akan mati
kering kehitam-hitaman.
16. Demikian takdir Allah menjangkau seluruh
makhluk-Nya.
17. Al-Quran surah At-Thallaq (surah ke-65)
ayat 3.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ
جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa
yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
18. Semua peristiwa yang terjadi di alam semesta,
dalam sisi kejadiannya, kadar atau ukuran tertentu, pada tempat dan waktu
tertentu, itu disebut takdir atau ketentuan.
19. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa
takdir Allah, termasuk manusia.
20. Segala peristiwa atau kejadian apa pun berada
dalam pengetahuan dan ketentuan Allah.
21. lstilah sunatullah sering salah kaprah
disebut hukum alam.
22. Sebagian ulama membedakan sunatullah dengan
takdir.
1) Sunatullah digunakan Al-Quran untuk hukum
Allah yang pasti berlaku bagi masyarakat.
2) Takdir mencakup hukum kemasyarakatan dan
hukum alam.
23. Dalam Al-Quran:
1) Sunnatullah terulang 8 kali.
2) Sunnatina hanya 1 kali.
3) Sunnatul awwalin terulang 3 kali.
4) Semuanya mengacu kepada hukum Allah yang
berlaku pada masyarakat.
24. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33)
ayat 38.
مَا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ
اللَّهُ لَهُ ۖ سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۚ وَكَانَ أَمْرُ
اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah
ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunah-Nya
pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan takdir atau ketetapan Allah adalah
suatu ketetapan yang pasti berlaku.
25. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33)
ayat 62.
سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ
ۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
Sebagai sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu
sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunah
Allah.
26. Al-Quran surah Fathir (surah ke-35) ayat
43.
اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ
ۚ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ ۚ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا
سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ ۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَنْ تَجِدَ
لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Karena kesombongan (mereka) di muka bumi
dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan
menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tidaklah yang mereka nantikan
melainkan (berlakunya) sunah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang
terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan penggantian bagi sunah
Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah.
27. Matahari, bulan, bintang dan seluruh alam
semesta telah ditetapkan oleh Allah yang takdirnya tidak bisa ditawar.
28. Al-Quran surah Fushshilat (surah ke-41)
ayat 11.
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ
فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka
hati”.
29. Ayat Al-Quran ini menjelaskan alam
semesta tidak bisa memilih.
30. Manusia mempunyai kemampuan terbatas
sesuai dengan ukuran yang diberikan oleh Allah kepadanya.
31. Manusia tidak bisa terbang seperti burung.
32. Hal ini adalah salah satu ukuran atau batas
kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
33. Manusia tidak mampu melampauinya, kecuali
jika manusia memakai akalnya untuk menciptakan suatu alat.
34. Akal manusia juga mempunyai ukuran yang
tidak mampu dilewati.
35. Manusia berada di bawah hukum Allah.
36. Segala yang dilakukan manusia tidak
terlepas dari hukum yang telah mempunyai kadar dan ukuran tertentu.
37. Hukum Allah untuk manusia cukup banyak.
38. Manusia diberikan kemampuan untuk memilihnya.
39. Manusia dapat memilih takdir (ketentuan) yang
ditetapkan Allah.
40. Api ditetapkan Allah bersifat panas dan
membakar.
41. Udara dapat menimbulkan kesejukan atau
dingin, itu takdir Allah.
42. Manusia boleh memilih api yang membakar
atau udara yang sejuk.
43. Di sinilah letak pentingnya ilmu pengetahuan,
ilham, atau petunjuk dari Allah.
44. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah, “Ya Allah,
jangan Engkau biarkan aku sendiri dengan pertimbangan nafsu akalku saja, meskipun
sekejap."
45. Khalifah Umar bin Khattab berencana mengunjungi
negeri Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya), tetapi membatalkannya ketika di
wilayah tersebut terjangkit wabah penyakit.
46. Sahabat Umar bin Khattab bertanya,”Apakah
Khalifah lari dan menghindar dari takdir Allah?”.
47. Khalifah Umar bin Khattab menjawab,”Saya
lari dan menghindar dari takdir Allah kepada takdir Allah yang lain”.
48. Ali bin Abi Thalib duduk bersandar pada
tembok rapuh, beliau lalu pindah ke tempat yang lain.
49. Penjelasan Ali bin Abi Thalib hampir sama
dengan keterangan Umar bin Khattab bahwa robohnya tembok adalah takdir Allah.
50. Orang yang tidak menghndar akan terkena
akibatnya.
51. Tetapi jika orang menghindarinya, maka
dia akan luput dari bahaya, itu takdir atau ketentuan Allah.
52. Kemampuan manusia untuk berpikir agar
menghindar dari bahaya, adalah takdir (ketetapan) yang dianugerahkan oleh Allah.
53. Semua manusia tidak dapat luput dari
takdir (ketetapan) baik dan buruk.
54. Tidak elok rasanya, jika kejadian merugikan
manusia dikatakan takdir Allah.
55. Tetapi, peristiwa yang baik dan positif
pun adalah takdir dari Allah.
56. Kesimpulannya, takdir (ketetapan) tidak
menghalangi manusia dalam berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk menentukan
masa depannya sendiri, sambil mohon bantuan dan bimbingan Allah Yang Maha Pengasih
lagi Penyayang.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment