ISRA’ MIKRAJ
(Seri ke-1)
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

1. Isra mikraj adalah peristiwa perjalanan Nabi
Muhammad dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsa (Palestina), langsung ke Sidratul
Muntaha (langit ke-7) pada malam hari untuk menerima perintah salat 5 waktu.
2. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
1.
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا
مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ
لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam dari Masjidil-Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam dari Masjidil-Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
3. Isra’ mikraj adalah perjalanan Nabi
Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke Baitul Maqdis di
Palestina.
4. Kemudian naik ke Sidratul Muntaha, bahkan
melampauinya, dan kembali ke Mekah dalam
waktu sangat singkat.
5. Peristiwa isra mikraj adalah tantangan
terbesar dari Allah kepada umat manusia.
6. Peristiwa ini membuktikan ilmu dan kekuasaan
Allah meliputi, menjangkau, serta
mengatasi segala waktu dan ruang yang terbatas maupun yang tidak terbatas.
7. Kaum empirisis dan rasionalis, yang
melepaskan diri dari bimbingan wahyu, bisa berkata,”Bagaimana mungkin kecepatan
yang melebihi kecepatan cahaya, yang merupakan batas kecepatan tertinggi dalam kontinum
empat dimensi, dapat terjadi?”
8. Bagaimana mungkin lingkungan material
yang dilalui Nabi Muhammad tidak mengakibatkan gesekan panas yang merusak tubuh
Nabi?
9. Bagaimana mungkin Nabi dapat melepaskan
diri dari daya tarik bumi?
10. Mereka berpendapat hal Ini tidak mungkin
terjadi.
11. Karena tidak sesuai dengan hukum alam,
tidak dapat dijangkau oleh pancaindera, bahkan tidak dapat dibuktikan oleh
patokan logika.
12. Untuk memahami peristiwa isra’ mikraj yang
tepat dengan pendekatan iman.
13. Abu Bakar Sidik berkata,”Apabila Nabi Muhammad
yang memberitakannya, pasti benarlah adanya.”
14. Uraian ini berusaha untuk memahami
peristiwa isra mikraj berdasarkan bukti ilmiah yang dikemukakan Al-Quran.
15. Salah satu hal yang menjadi pusat
pembahasan Al-Quran adalah masa depan rohani manusia demi mewujudkan
keutuhannya.
16. Uraian Al-Quran tentang isra’ mikraj salah
satu cara pembuatan skema rohani tersebut.
17. Para ulama berpendapat pengantar uraian
dalam Al-Quran terdapat dalam surah sebelumnya, yaitu surah Al-Nahl (surah
ke-16).
18. An-Nahl artinya lebah.
19. Mengapa lebah?
20. Makhluk ini memiliki banyak keajaiban.
21. Keajaiban lebah bukan hanya terlihat pada
jenisnya, yang jantan dan betina, tetapi juga yang bukan jantan dan bukan
betina.
22. Keajaiban
lebah terlihat pada sarangnya yang tersusun dalam bentuk lubang yang sama
bersegi 6 kongruen (heksagonal).
23. Diselubungi selaput sangat halus menghalangi
udara atau bakteri menyusup ke dalamnya.
24. Madu yang dihasilkan menjadi makanan dan obat
banyak penyakit.
25. Keajaiban lebah mencakup itu semua.
26. Mencakup sistem kehidupannya yang disiplin
dan dedikasi dipimpin seekor “Ratu Lebah”, yang memiliki keajaiban dan
keistimewaan.
27. Sang Ratu mempunyai rasa malu yang dijaganya.
28. Sang Ratu enggan berhubungan seksual
dengan salah satu anggota masyarakatnya yang jumlahnya dapat mencapai 30.000
ekor lebah.
29. Keajaiban lebah juga tampak pada bentuk
bahasa dan cara mereka berkomunikasi, yang telah dipelajari mendalam oleh ilmuwan.
30. Lebah dipilih Allah untuk menggambarkan
keajaiban ciptaan-Nya.
31. Menjadi pengantar keajaiban peristiwa
Isra' mikraj, dan pengantar menjelaskan manusia seutuhnya.
32. Rasulullah bersabda, “Orang mukmin bagai
lebah, yang dikonsumsi hanya yang baik dan indah, misalnya bunga harum semerbak,
dan menghasilkan yang baik dan berguna seperti madu”.
33. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat
1.
أَتَىٰٓ أَمْرُ ٱللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ
وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
34. Ketetapan Allah adalah hari kiamat yang
telah diancamkan kepada orang musyrikin.
35. Dunia
belum kiamat, tetapi mengapa Allah mengatakan kiamat telah datang?
36. Al-Quran menyatakan, “Telah datang
ketetapan Allah”, dan dinyatakan juga, “Jangan meminta agar disegerakan
datangnya?”
37. Hal ini memberikan isyarat dan pengantar Allah
tidak mengenal ruang dan waktu untuk mewujudkan sesuatu.
38. Hari ini, esok, atau kemarin, adalah
perhitungan makhluk bernama manusia.
39. Allah tidak terikat ruang dan waktu.
40. Allah Yang Menguasai ruang dan waktu.
41. Allah tidak membutuhkan batasan untuk ruang
dan waktu mewujudkan sesuatu.
42. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat
40.
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَىْءٍ إِذَآ أَرَدْنَٰهُ أَن
نَّقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu, apabila Kami menghendaki, Kami hanya mengatakan kepadanya, “Kun (jadilah)”, maka jadilah dia.
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu, apabila Kami menghendaki, Kami hanya mengatakan kepadanya, “Kun (jadilah)”, maka jadilah dia.
43. Para ilmuwan menjelaskan sistem gerak
mempunyai perhitungan waktu yang berbeda dengan sistem gerak yang lain.
44. Misalnya, benda padat butuh waktu lebih lama untuk bergerak dibanding suara.
45. Suara perlu waktu lebih lama untuk
bergerak dibanding cahaya.
46. Para ilmuwan berkesimpulan akhirnya ada
sesuatu yang tidak butuh ruang dan waktu untuk mencapai sasaran apa pun yang
dikehendaki.
47. Sesuatu itu yang kita namakan Allah Yang
Maha Kuasa.
48. Para ilmuwan meyakini segala sesuatu mempunyai
“sebab”.
49. Tetapi, apakah “sebab” tersebut yang
mewujudkan sesuatu itu?
50. Jawabnya adalah “Tidak”.
51. Menurut Al-Quran, semua yang diketahui para
ilmuwan secara pasti hanya “sebab” yang mendahului atau berbarengan dengan
terjadinya sesuatu.
52. Bahwa “sebab” yang mendahului sesuatu,
itu adalah benar.
53. Tetapi tidak bisa dinyatakan “sebab” itu
yang mewujudkannya.
54. Misalnya, "Cahaya yang terlihat mata,
sebelum terdengar dentuman meriam oleh telinga, bukan penyebab suara tersebut
dan bukan pula penyebab telontarnya peluru”.
55. Imam Ghazali berkata,”Ayam yang selalu
berkokok sebelum terbit fajar, bukan penyebab terbitnya fajar.”
56. Isaac Newton berkata, “Bergeraknya
sesuatu dari A ke B, kemudian dari B ke C, lalu dari C ke D, tidaklah dapat
dijadikan dasar untuk menyatakan bahwa pergerakan dari B ke C adalah akibat
pergerakan dari A ke B”.
57. Einstein menjelaskan semua yang terjadi
di alam semesta diwujudkan oleh “Kekuatan nalar yang superior”.
58. Menurut bahasa Al-Quran semua alam
semesta diwujudkan oleh “Al-Aziz Al-Alim” (Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui).
59. Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat
49-50.
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى
ٱلْأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩
Dan kepada Allah saja bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩
Dan kepada Allah saja bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedangkan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
3. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2.
0 comments:
Post a Comment