MATI TAKDIR, KENAPA TAKUT CORONA?
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Mati sudah ditakdirkan,
kenapa takut corona?
2. Demikian ucapan bahkan
ajaran sebagian orang.
3. Eh, Mas, pisau tajam itu
juga bagian dari takdir, kenapa mesti hati hati bawanya?
4. Bahan bakar gas ditakdirkan
mudah terbakar, bensin juga, kenapa kalau di POM Bensin dilarang menggunakan
telpon, atau menyalakan korek atau lainnya?
5. Jika terjadi kebakaran,
maka itu juga bagian dari takdir.
6. Tabrakan itu juga bagian
dari takdir, kenapa di lampu merah pada berhenti?
7. Terus saja, kalau
takdirnya tabrakan ya akan tabrakan, atau bahkan ditabrak, walau Anda patuh
rambu rambu lalu lintas.
8. Di masukkan penjara juga
bagian dari takdir, kenapa pada takut buat tabligh akbar atau kajian?
9. Katanya dakwah harus tetap
berjalan, kenapa berhenti buat kajian?
10. Kalau takdirnya dipenjara
atau ditangkap polisi ya dinikmati saja, kan itu sudah takdirnya.
11. Termasuk ucapan dan
persepsi Anda saya kritisi semacam ini juga bagian dari takdir.
12. Tidak usah sewot, nikmati
saja.
13. Status ini juga bagian
dari takdir, tidak usah dibantah, abaikan saja.
14. Namun bila Anda tetap
geram, ya itu bagian dari takdir.
15. Kalaupun tangan anda
terasa gatal, dan Aanda berkomentar juga bagian dari takdir.
16. Sebagaimana kalau akhirnya
saya abaikan komentar Anda juga bagian dari takdir ndak usah tersinggung.
17. Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15)
ayat 21.
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا
خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada
sisi Kami khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan takdir
atau ukuran yang tertentu.
18. Al-Quran
menjelaskan makhluk remeh dan kecil pun diberikan takdir.
19. Al-Quran
surah Al-A’la (ke-87) ayat 4-5.
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ فَجَعَلَهُ
غُثَاءً أَحْوَىٰ
Dia Allah yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya
rumput-rumput itu kering kehitaman.
20. Rerumputan
tumbuh subur, kemudian layu dan kering, ukuran kadar kesuburan dan
kekeringannya, kesemuanya telah ditetapkan oleh Allah melalui hukum-Nya yang berlaku pada alam semesta.
21. Jika ingin
melihat rerumputan subur menghijau, maka sirami dengan air.
22. Jika
rerumputan dibiarkan tanpa perawatan sehingga diterpa panas matahari terik,
maka rerumputan itu pasti akan mati kering kehitam-hitaman.
23. Demikian
takdir Allah menjangkau seluruh makhluk-Nya.
24. Al-Quran
surah At-Thallaq (surah ke-65) ayat 3.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ
ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.
25. Manusia
mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan oleh Allah
kepadanya.
26. Manusia
tidak bisa terbang seperti burung.
27. Hal
ini adalah salah satu ukuran atau batas kemampuan yang dianugerahkan Allah
kepada manusia.
28. Manusia
tidak mampu melampauinya, kecuali jika manusia memakai akalnya untuk
menciptakan suatu alat.
29. Akal
manusia juga mempunyai ukuran yang tidak mampu dilewati.
30. Manusia
berada di bawah hukum Allah.
31. Segala
yang dilakukan manusia tidak terlepas dari hukum yang telah mempunyai kadar dan
ukuran tertentu.
32. Hukum
Allah untuk manusia cukup banyak.
33. Manusia
diberikan kemampuan untuk memilihnya.
34. Manusia
dapat memilih takdir (ketentuan) yang ditetapkan Allah.
35. Api ditetapkan
Allah bersifat panas dan membakar.
36. Udara dapat
menimbulkan kesejukan atau dingin, itu takdir Allah.
37. Manusia
boleh memilih api yang membakar atau udara yang sejuk.
38. Di
sinilah letak pentingnya ilmu pengetahuan, ilham, atau petunjuk dari Allah.
39. Doa yang
diajarkan oleh Rasulullah, “Ya Allah, jangan Engkau biarkan aku sendiri dengan
pertimbangan nafsu akalku saja, meskipun sekejap."
40. Khalifah
Umar bin Khattab berencana mengunjungi negeri Syam (Syria, Palestina, dan
sekitarnya), tetapi membatalkannya ketika di wilayah tersebut terjangkit wabah
penyakit.
41. Sahabat
Umar bin Khattab bertanya,”Apakah Khalifah lari dan menghindar dari takdir Allah?”.
42. Khalifah
Umar bin Khattab menjawab,”Saya lari dan menghindar dari takdir Allah kepada
takdir Allah yang lain”.
43. Ali
bin Abi Thalib duduk bersandar pada tembok rapuh, beliau lalu pindah ke tempat
yang lain.
44. Penjelasan
Ali bin Abi Thalib hampir sama dengan keterangan Umar bin Khattab bahwa robohnya
tembok adalah takdir Allah.
45. Orang
yang tidak menghindar akan terkena akibatnya.
46. Tetapi
jika orang menghindarinya, maka dia akan luput dari bahaya, itu takdir atau
ketentuan Allah.
47. Kemampuan
manusia untuk berpikir agar menghindar dari bahaya, adalah takdir (ketetapan)
yang dianugerahkan oleh Allah.
48. Semua
manusia tidak dapat luput dari takdir (ketetapan) baik dan buruk.
49. Kesimpulannya,
takdir (ketetapan) tidak menghalangi manusia dalam berusaha sekuat tenaga dan
pikiran untuk menentukan masa depannya sendiri, sambil mohon bantuan dan
bimbingan Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
Daftar Pustaka
1. Internet
Dr. M. Arifin Badri.
2. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
5. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment