Monday, March 23, 2020

3925. MATI TAKDIR, KENAPA TAKUT CORONA?


MATI TAKDIR, KENAPA TAKUT CORONA?
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Mati sudah ditakdirkan, kenapa takut corona?
2.    Demikian ucapan bahkan ajaran sebagian orang.
3.    Eh, Mas, pisau tajam itu juga bagian dari takdir, kenapa mesti hati hati bawanya?
4.    Bahan bakar gas ditakdirkan mudah terbakar, bensin juga, kenapa kalau di POM Bensin dilarang menggunakan telpon, atau menyalakan korek atau lainnya?
5.    Jika terjadi kebakaran, maka itu juga bagian dari takdir.
6.    Tabrakan itu juga bagian dari takdir, kenapa di lampu merah pada berhenti?
7.    Terus saja, kalau takdirnya tabrakan ya akan tabrakan, atau bahkan ditabrak, walau Anda patuh rambu rambu lalu lintas.
8.    Di masukkan penjara juga bagian dari takdir, kenapa pada takut buat tabligh akbar atau kajian?
9.    Katanya dakwah harus tetap berjalan, kenapa berhenti buat kajian?
10. Kalau takdirnya dipenjara atau ditangkap polisi ya dinikmati saja, kan itu sudah takdirnya.
11. Termasuk ucapan dan persepsi Anda saya kritisi semacam ini juga bagian dari takdir.
12. Tidak usah sewot, nikmati saja.
13. Status ini juga bagian dari takdir, tidak usah dibantah, abaikan saja.
14. Namun bila Anda tetap geram, ya itu bagian dari takdir.
15. Kalaupun tangan anda terasa gatal, dan Aanda berkomentar juga bagian dari takdir.
16. Sebagaimana kalau akhirnya saya abaikan komentar Anda juga bagian dari takdir ndak usah tersinggung.
17. Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 21.

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

      Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan takdir atau ukuran yang tertentu.
18. Al-Quran menjelaskan makhluk remeh dan kecil pun diberikan takdir.
19. Al-Quran surah Al-A’la (ke-87) ayat 4-5.

وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ  فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ

 Dia Allah yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitaman.
20. Rerumputan tumbuh subur, kemudian layu dan kering, ukuran kadar kesuburan dan kekeringannya, kesemuanya telah ditetapkan oleh Allah melalui  hukum-Nya yang berlaku pada alam semesta.
21. Jika ingin melihat rerumputan subur menghijau, maka sirami dengan air.
22. Jika rerumputan dibiarkan tanpa perawatan sehingga diterpa panas matahari terik, maka rerumputan itu pasti akan mati kering kehitam-hitaman.
23. Demikian takdir Allah menjangkau seluruh makhluk-Nya.
24. Al-Quran surah At-Thallaq (surah ke-65) ayat 3.

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

      Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
25. Manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan oleh Allah kepadanya.
26. Manusia tidak bisa terbang seperti burung.
27. Hal ini adalah salah satu ukuran atau batas kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
28. Manusia tidak mampu melampauinya, kecuali jika manusia memakai akalnya untuk menciptakan suatu alat.
29. Akal manusia juga mempunyai ukuran yang tidak mampu dilewati.
30. Manusia berada di bawah hukum Allah.
31. Segala yang dilakukan manusia tidak terlepas dari hukum yang telah mempunyai kadar dan ukuran tertentu.
32. Hukum Allah untuk manusia cukup banyak.
33. Manusia diberikan kemampuan untuk memilihnya.
34. Manusia dapat memilih takdir (ketentuan) yang ditetapkan Allah.
35. Api ditetapkan Allah bersifat panas dan membakar.
36. Udara dapat menimbulkan kesejukan atau dingin, itu takdir Allah.
37. Manusia boleh memilih api yang membakar atau udara  yang sejuk.
38. Di sinilah letak pentingnya ilmu pengetahuan, ilham, atau petunjuk dari Allah.
39. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah, “Ya Allah, jangan Engkau biarkan aku sendiri dengan pertimbangan nafsu akalku saja, meskipun sekejap."
40. Khalifah Umar bin Khattab berencana mengunjungi negeri Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya), tetapi membatalkannya ketika di wilayah tersebut terjangkit wabah penyakit.
41. Sahabat Umar bin Khattab bertanya,”Apakah Khalifah lari dan menghindar dari takdir Allah?”.
42. Khalifah Umar bin Khattab menjawab,”Saya lari dan menghindar dari takdir Allah kepada takdir Allah yang lain”.
43. Ali bin Abi Thalib duduk bersandar pada tembok rapuh, beliau lalu pindah ke tempat yang lain.
44. Penjelasan Ali bin Abi Thalib hampir sama dengan keterangan Umar bin Khattab bahwa robohnya tembok adalah takdir Allah.
45. Orang yang tidak menghindar akan terkena akibatnya.
46. Tetapi jika orang menghindarinya, maka dia akan luput dari bahaya, itu takdir atau ketentuan Allah.
47. Kemampuan manusia untuk berpikir agar menghindar dari bahaya, adalah takdir (ketetapan) yang dianugerahkan oleh Allah.
48. Semua manusia tidak dapat luput dari takdir (ketetapan) baik dan buruk.
49. Kesimpulannya, takdir (ketetapan) tidak menghalangi manusia dalam berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk menentukan masa depannya sendiri, sambil mohon bantuan dan bimbingan Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.

Daftar Pustaka
1.    Internet Dr. M. Arifin Badri.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
3.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6.    Tafsirq.com online



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment