TAKUT
CORONA DAN TAKUT LAPAR
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Para
pekerja bingung antara takut virus corona dengan takut kelaparan.
2. Gelisah
kaum buruh yang harus tetap kerja di tengah pendemi Corona.
3. (SPN
News) Jakarta, para ASN dan pegawai kantoran mulai bekerja dari rumah untuk
mengantisipasi virus corona Covid-19.
4. Para
buruh masih harus terus bekerja di pabrik, berjibaku dengan material mayoritas
impor yang mungkin membawa virus.
5. Sudah
ada edaran dari Menaker atau Disnaker di tiap daerah.
6. Tetapi
sampai berita ini ditulis belum ada pabrik yang meliburkan karyawannya untuk
memutus penyebaran covid-19.
7. Buruh pabrik
dan buruh lain seperti kurir, buruh restoran dan lainnya rentan terpapar virus
corona.
8. Mereka
harus bekerja dan tidak dapat mengisolasi diri selama pandemi.
9. Sebagian
besar para buruh tidak dijamin kesehatannya oleh pemberi kerja.
10. Pilihan
mereka terbatas antara bekerja agar tetap berpenghasilan atau mengkarantina
diri dan menganggur di rumah.
11. Linda,
buruh di salah satu pabrik garmen berorientasi ekspor di Kawasan Berikat
Nusantara Cakung, menyebut perusahaannya tak mengambil kebijakan strategis
untuk mengurangi risiko penularan virus corona.
12. Linda dan
sekitar 900 buruh lain di pabriknya masih terus beraktivitas normal memproduksi
60 potong pakaian per 30 menit selama 8 jam di ruang padat.
13. “Kami sangat
khawatir dan ketakutan, kami kerja berdekatan, tidak ada jarak satu sama lain,”
kata Linda.
14. “Sudah
2 hari ini ada pengecekan suhu tubuh setiap pagi.”
15. “Kami
diberi masker, kami sendiri yang membuatnya menggunakan bahan sisa pabrik,
tetapi tidak menghilangkan kecemasan.”
16. “Kami wajib bekerja semua. Sebelum mat, ya
harus tetap bekerja.”
17. “Jika tidak
masuk, upah kami tidak dibayar, kecuali ada surat keterangan sakit dari
dokter,” ujar Linda.
18. Linda
menuturkan, ia dan para koleganya sudah mendorong perusahaannya melonggarkan
aktivitas produksi selama pandemi virus corona.
19. Namun
kesepakatan batal terjalin.
20. Seperti
saat banjir Jakarta di awal tahun 2020, Linda khawatir libur yang didapat justru
harus ditebus dengan bekerja saat libur akhir pekan dan tanggal merah.
21. “Saya
ingin ada ketegasan pemerintah”.
22. Jika
kami diliburkan, jangan dibiarkan bernegoisasi sendiri tentang upah.
23. Harusnya
soal upah jangan berdasar kesepakatan perusahaan dan buruh,” ujarnya.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment