HUKUMNYA
ANAK ANGKAT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
A. Hukumnya
anak angkat.
1. Anak
angkat adalah anak orang lain yang dipelihara dan disahkan secara hukum sebagai
anak sendiri.
2. Anak
adalah buah kasih sayang suami istri dan amanah dari Allah untuk melanjutkan
generasi berikutnya.
3. Allah
melarang manusia berbuat zina agar nasab anak keturunannya jelas dan tidak
bercampur dengan yang lain.
4. Nasab
adalah keturunan (terutama dari pihak bapak) atau pertalian keluarga.
5. Al-Quran
surah An-Nur (surah ke-24) ayat 6-9.
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ أَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ
لَهُمْ شُهَدَاءُ إِلَّا أَنْفُسُهُمْ فَشَهَادَةُ أَحَدِهِمْ أَرْبَعُ شَهَادَاتٍ
بِاللَّهِ ۙ إِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ
وَالْخَامِسَةُ أَنَّ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَيْهِ
إِنْ كَانَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
وَيَدْرَأُ عَنْهَا الْعَذَابَ أَنْ تَشْهَدَ
أَرْبَعَ شَهَادَاتٍ بِاللَّهِ ۙ إِنَّهُ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ
وَالْخَامِسَةَ أَنَّ غَضَبَ اللَّهِ عَلَيْهَا
إِنْ كَانَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Dan
orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai
saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah 4 kali
bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang
benar.
Dan
(sumpah) yang ke-5: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang
yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya 4 kali atas
nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang
dusta, dan (sumpah) yang ke-5: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu
termasuk orang-orang yang benar.
6. Allah
berfirman,”Allah tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu
sendiri.”
7. Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 4.
مَا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِنْ قَلْبَيْنِ
فِي جَوْفِهِ ۚ وَمَا جَعَلَ أَزْوَاجَكُمُ اللَّائِي تُظَاهِرُونَ مِنْهُنَّ أُمَّهَاتِكُمْ
ۚ وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَاءَكُمْ أَبْنَاءَكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ قَوْلُكُمْ بِأَفْوَاهِكُمْ
ۖ وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ
Allah
sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan
Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia
tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang
demikian itu hanya perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang
sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).
8. Ibnu
Katsir menjelaskan ayat ini turun menjelaskan Zaid bin Haritsah (budak Rasulullah)
sebagai anak, sehingga dipanggil “Zaid bin Muhammad”.
9. Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 40.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا
أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ
اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antaramu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
10. Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 5.
ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ
اللَّهِ ۚ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ
ۚ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ
قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Panggillah
mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak mereka; itu lebih adil
pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggillah
mereka sebagai) saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu
terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang
disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
11. Para
ulama menjelaskan status hukum anak angkat.
1)
Anak angkat statusnya tetap anak angkat, bukan
berubah menjadi anak kandung.
2)
Anak angkat tidak berhak menerima warisan dari
orang tua angkatnya.
3)
Anak angkat bukan mahram (agar menjadi mahram,
maka disusukan ketika masih bayi).
4)
Bapak angkat, boleh menikahi bekas istri anak
angkatnya.
12. Untuk
menunjukkan kasih sayang kepada anak angkatnya, boleh memanggil,”Wahai anakku.”
13. Al-Quran
surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 37.
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي
فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ
ۖ فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا
ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan
nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah
terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah", sedangkan kamu menyembunyikan
di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada
manusia, sedangkan Allah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid
telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan
kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini)
istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu
pasti terjadi.
14. Rasulullah
bersabda kepada keturunan Abdul Muthhalib.
15. ”Wahai
anak-anakku, janganlah kalian melontar Jamrah ‘Aqabah, (pada tanggal 10 Zulhijjah) sampai matahari
terbit”.
16. Rasulullah
bersabda,”Aku dan orang-orang yang menyantuni anak yatim kedudukannya di surga
seperti ini”.
17. Rasulullah
menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan beliau dengan
merenggangkan keduanya, untuk menunjukkan kedekatan.
Daftar
Pustaka.
1. Qardhawi,
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam. Alih bahasa: H.
Mu'ammal Hamidy. Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993.
2. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment