PERISTIWA ISRA MIKRAJ MENURUT FISIKA MODERN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Pada tahun 2004 Agus Mustofa
menulis buku: ’Terpesona di Sidratul Muntaha’.
Agus Mustofa melihat peristiwa isra mikraj lewat sudut ilmu
pengetahuan.
TEORI TELEPORTASI
Tubuh Rasulullah diubah oleh Allah menjadi gelombang cahaya.
Dan Rasulullah melakukan perjalanan dengan badan cahaya.
Rasulullah melakukan ‘perjalanan cahaya’ bersama makhluk cahaya.
Yang bernama Jibril dan Buraq.
Jadi, cahaya bergerak berdampingan dengan cahaya.
Secara Fisika modern ini semakin mendapat pengakuan dan pijakan bukti
empiriknya.
Materi bisa dilenyapkan menjadi energi dengan rumus terkenal
Einstein E=MC2.
Bisa dibuktikan dalam laboratorium.
Bahwa saat sebuah partikel ditabrakkan dengan anti partikelnya.
Maka keduanya lenyap dan berubah menjadi berkas cahaya.
Sebaliknya, ketika seberkas cahaya dilewatkan medan inti atom dengan
kekuatan tertentu.
Maka keduanya berubah kembali menjadi pasangan partikel-anti
partikel.
Yang dikenal sebagai reaksi annihilasi.
Atau reaksi pemusnahan.
Dan yang sebaliknya sebagai reaksi pair-production.
Bukti empirik itu baru berada pada tataran laboratorium.
Dan baru pada besaran partikel.
Tetapi sudah menjadi jalan keluar yang jauh lebih berharga.
Untuk memberi penjelasan perjalanan cahaya Rasulullah.
Dari Masjid Haram ke Masjid Aqsa.
lstilah ’buraq’ itu artinya ’kilat’.
Orang zaman dulu menggambarkan Buraq dengan “kuda bersayap”.
Karena transportasi paling cepat zaman itu adalah kuda.
Kemudian ditambah dengan sayap.
Hal itu ciri khas pemikiran abad pertengahan yang belum mengenal
Fisika Modern.
Buraq adalah “barqun” yang artinya kilat.
Artinya, Rasulullah melakukan perjalanan dengan kecepatan kilat.
Atau kecepatan cahaya.
Badan Rasulullah diubah lewat reaksi annihilasi menjelang
keberangkatan.
Sehingga jarak Mekah-Palestina.
Yang sekitar 1.500 km.
Bisa ditempuh dalam waktu 0,05 detik saja.
Yang pada zaman Nabi Sulaiman disebut lebih cepat dibanding kedipan
mata.
Yaitu saat staf ahli Nabi Sulaiman memindah singgasana Ratu Balqis
dari Saba’ ke Palestina.
Masjid Aqsa, bukan masjid sekarang yang ada di Palestina.
Karena masjid ini baru
dibangun zaman Khalifah Umar bin Khathab dari reruntuhan tempat ibadah nabi
sebelumnya.
Masjid Aqsa bermakna
’tempat persujudan yang jauh’.
Hal itu terkait dengan
tempat asal mula berkembangnya Islam yang dibawa Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim menyiarkan
agama Islam mulai dari Palestina sampai di Mekah.
Sehingga keturunan Nabi Ibrahim
sebagian besar berada di Palestina.
Mulai dari Nabi Ishaq
sampai Nabi Isa.
Keturunan lainnya ada di
Mekah.
Yaitu Nabi Ismail dan Nabi
Muhammad.
Pada awalnya, kiblat salat
umat Islam di zaman Nabi Muhammad ke arah Baitul Maqdis di Palestina.
Yaitu ’Tempat persujudan
yang jauh’.
Tempat keturunan Nabi Ibrahim
awalnya menyiarkan Islam.
Dan membangun berbagai
tempat ibadahnya.
Tapi kemudian, Allah memerintahkan
Rasulullah mengubah kiblatnya.
Dari Palestina ke Mekah.
Yaitu ke arah Kakbah di
Mekah.
Yang juga dibangun oleh pendiri
Islam: Nabi Ibrahim.
Karena sesungguhnya, Kakbah
itu rumah ibadah tertua.
Yang lebih tua daripada
yang ada di Palestina.
Perjalanan Isra Mikraj Rasulullah
punya makna napak tilas perjalanan syiar Islam.
Yang bergerak di antara 2
kota paling bersejarah.
Yaitu Mekah dan Palestina.
Peristiwa Isra’ Mikraj untuk
mengangkat semangat Rasulullah yang turun karena perjuangan syiarnya berada di
titik paling berat.
Rasulullah diusir, diancam
bunuh, dan ditinggal wafat paman dan istrinya.
Bahkan, saat Rasulullah syiar
ke kota Thaif malah diusir dan dilempari batu sampai berdarah-darah.
Dengan napak tilas
perjuangan Nabi Ibrahim, Rasulullah bisa merasakan betapa beratnya juga
perjuangan the founding father.
Dan dilanjutkan dengan
perjalanan ke puncak langit, Sidratul Muntaha.
Yaitu untuk menyaksikan
kedahsyatan ciptaan Allah.
Rasulullah memandang alam
semesta raya yang ’berlapis tujuh’ dari puncak tertinggi alam semesta.
Rasulullah sampai
Terpesona di Sidratul Muntaha.
Dan Rasulullah tidak mampu
memalingkan pandangannya dari apa yang dilihatnya.
Al-Quraan surah An-Najm
(surah ke-53) ayat 13-18.
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
Dan sesungguhnya Muhammad
telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ
(yaitu) di Sidratil Muntaha.
عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ
Di dekatnya ada surga tempat
tinggal,
إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya.
مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ
Penglihatannya (Muhammad)
tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ
Sesungguhnya dia telah melihat
sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling hebat.
Perjalanan Mi’raj untuk
menunjukkan kekuasaan Allah yang Maha Dahsyat kepada Rasulullah.
Pada saat Rasulullah sedang terjepit dalam perjuangannya.
Setelah Isra Mikraj,
semangat Rasulullah menjadi terangkat kembali motivasinya.
Kemudian Rasulullah hijrah
dari Mekah ke Madinah.
Dan 8 tahun kemudian Rasulullah menaklukkan kota Mekah tanpa
pertumpahan darah.
(Sumber internet)
0 comments:
Post a Comment