ATURAN BERDEBAT DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Dalam KBBI “debat” adalah pembahasan dan pertukaran pendapat.
Tentang suatu hal dengan saling memberi argumen untuk
mempertahankan pendapat masing-masing.
Allah berfirman,
“Debatlah mereka dengan cara yang baik.”
Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 125.
ادْعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ
ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dia yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dia yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk.
Ibnu Kasir menjelaskan “وَجَادِلْهُم .
Yaitu orang berdebat dan membantah hendaklah dilakukan dengan
cara baik dan lemah lembut dalam berbicara.
Al-Quran surah Taha (surah ke-20) ayat 44.
فَقُولَا
لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
Maka bicaralah kamu (Musa) berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata
lemah lembut, semoga dia ingat atau takut.
Ayat itu menceritakan kisah Nabi Musa dengan Fir’aun.
Nabi Musa tetap diperintahkan menyampaikan risalah Allah kepada
Fir’aun.
Dengan memakai tutur kata lemah lembut dan sopan santun.
Meskipun Fir’aun termasuk pembangkang dan sombong terhadap
perintah Allah.
Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya orang paling
dibenci Allah adalah orang yang suka membantah lagi sengit”.
Para ulama menjelaskan bahwa membantah dan berdebat harus dengan
ilmu.
Orang yang membantah tanpa ilmu termasuk orang tercela.
Dilarang memakai kalimat yang jelek dan menyakitkan hati.
Juga dilarang sombong, menghina, emosi, dan merendahkan.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment