Sunday, October 14, 2018

1115. MATEMATIKA IMAM SYAFII


MATEMATIKA IMAM SYAFII
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.


1.    Ajaran Islam bersumber kepada Al-Quran dan sunah (hadis Nabi) yang memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya ilmu fikih (ilmu yang mempelajari tentang Hukum Islam).
2.    Dunia Islam mengenal 4 mazhab terbesar, yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
3.    Masing-masing mazhab mempunyai karakter/keistimewaan tersendiri.
4.    Mazhab Hanafi didirikan oleh Nukman bin Tsabit (lahir tahun 89 Hijriah dan wafat tahun 150 Hijirah). Nukman bin Tsabit seorang guru besar ilmu fikih di Irak.
5.    Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas (lahir tahun 93 Hijriah dan wafat tahun 179 Hijriah). Imam Malik bin Anas berasal dari Madinah.
6.    Mazhab Syafii didirikan oleh Muhammad bin Idris (lahir tahun 150 Hijriah dan wafat tahun 200 Hijirah). Muhammad bin Idris berasal dari Gaza, Palestina.
7.    Mazhab Hambali didirikan oleh Ahmad bin Hambal (lahir tahun 164 Hijriah dan wafat tahun 241 Hijriah). Ahmad bin Hambal berasal dari Baghdad, Irak.

MATEMATIKA IMAM SYAFII
1.    Khalifah Harun Rasyid sangat mencintai dan mengagumi Imam Syafii, tetapi para ulama yang lain ingin menguji kemampuan Imam Syafii.
2.    Para ulama yang lain mengajukan beberapa pertanyaan bersifat teka teki matematika untuk menguji kecerdasan Imam Syafii dalam hokum Islam.
3.    Masalah kasus hukum Islam yang ditanyakan adalah berikut ini.
1)    Seorang lelaki menyembelih seekor domba, lalu dimasaknya sehingga siap dimakan. Dia keluar rumah untuk suatu keperluan, beberapa waktu kemudian, dia kembali pulang dan berkata kepada keluarganya,”Makanlah dombanya, karena domba itu haram untuk saya.”  Keluarganya menjawab,”Domba itu juga haram untuk kami.”
      Jawaban Imam Syafii, “Lelaki itu seorang musyrik. Dia menyembelih domba atas nama berhala, lalu dia keluar rumah untuk beberapa kepentingan.  Allah memberinya hidayah, kemudian dia masuk Islam, maka domba itu haram baginya. Keluarganya ikut masuk Islam, maka domba itu haram bagi mereka.”
2)    Terdapat dua orang muslim, merdeka, dan waras. Keduanya minum khamar. Orang pertama dihukum pidana, tetapi orang kedua dibebaskan, tidak  dihukum.
     Jawaban Imam Syafii,”Orang yang pertama sudah balig, sedangkan orang yang kedua belum balig.”
3)    Terdapat seorang lelaki dan seorang wanita dewasa.  Keduanya bertemu dua anak kecil di jalan, lalu mereka menciumnya. Tatkala ditanyakan kepada mereka, lelaki dewasa menjawab,”Bapakku adalah kakek mereka, sedangkan saudaraku adalah paman mereka, dan istriku ialah istri bapak mereka. Wanita dewasa menjawab,”Ibuku adalah nenek mereka, sedangkan saudaraku adalah bibi mereka, dari pihak ibunya.”
      Jawaban Imam Syafii,”Lelaki dan wanita dewasa itu adalah ayah dan ibu mereka.”
4)    Terdapat dua orang wanita dewasa, dan dua anak. Keduanya berkata,”Selamat datang untuk anak kami, yang sekaligus suami dan anak suami kami.”
      Jawaban Imam Syafii,”Dua anak tersebut merupakan anak dua wanita itu. Masing-masing wanita, menikah dengan anak temannya. Kedua anak itu menjadi anak mereka, menjadi suami dan anak dari suami mereka.”
5)    Seorang lelaki mengambil segelas besar air untuk diminum. Dia minum setengah gelas dengan halal, tetapi setengah gelas lagi menjadi haram.
     Jawaban Imam Syafii, “Lelaki itu minum setengan gelas.  Lalu dia mimisan, darahnya masuk ke dalam gelas sisanya, maka setengah gelas sisanya menjadi haram.”
6)    Lima lelaki berzina dengan wanita. Orang yang pertama dihukum bunuh, orang  kedua dihukum rajam, orang ketiga dihukum cambuk, orang keempat dihukum setengah pidana, tetapi orang kelima dibebaskan.”
     Jawaban Imam Syafii,”Orang yang pertama menganggap zina halal, maka dia dibunuh. Orang kedua, sudah menikah, maka dia dirajam. Orang ketiga, belum menikah, maka dia dicambuk. Orang keempat, seorang budak, maka dia dihukum setengah pidana. Sedangkan orang yang kelima, seorang gila, maka dia dibebaskan”.
7)    Seorang lelaki memberi istrinya sebuah kantung berisi sesuatu yang disegel. Dia minta istrinya mengosongkan isinya dengan syarat tidak boleh dibuka, dilubangi, atau dirusak segelnya.
      Jawaban Imam Syafii,”Kantung itu berisi gula atau garam, kantung itu hanya perlu direndam dalam air, maka isinya sudah mencair.”

Daftar Pustaka
1.    Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013. 
2.    Daftar Pustaka
3.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
4.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
5.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
6.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7.    Tafsirq.com online.




Related Posts:

0 comments:

Post a Comment