Saturday, October 27, 2018

1371. CARA BACA AL-QURAN


CARA MEMBACA AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan cara membaca Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Tertib urutan surat dan ayat dalam mushaf Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah hasil susunan Nabi Muhammad berdasarkan bimbingan dari Allah.
2.    Umat Islam membaca mushaf A-Quran mulai surah ke-1 (surah Al-Fatihah) sampai surah ke-114 (surah An-Nas).
3.    Umat Islam membaca Al-Quran seperti membaca sebuah pembahasan.
a.    Melompat dari satu topik ke topik lainnya dengan pendekatan tematik, yaitu yang berkenaan dengan suatu tema/topik tertentu.
b.    Ada pula yang membacanya sesuai dengan urutan kronologis turunnya.
4.    Mengapa kitab mushaf Al-Quran yang ada saat sekarang tidak tersusun seperti urutan kronoligis turunnya?
5.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 121.

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
      Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka orang-orang yang rugi.
6.    Secara keseluruhan, Al-Quran adalah sebuah ilmu, atau sebentuk ilmu yang mengandung nilai ilmiah, yang telah, masih, dan akan dapat terus dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
7.    Banyak orang sudah menemukan pembuktian kebenaran Al-Quran lewat berbagai disiplin bidang keilmuan.
8.    Sekarang kita bisa dapat membaca banyak buku tentang kebenaran Al-Quran di internet.
a.    Tulisan Harun Yahya.
b.    Dr. Zakir Naik.
c.    Maurice Bucaille.
d.    Dan lainnya.
9.    Nilai keilmuan dalam Al-Quran mencakup bidang sains dan filsafat, mengajarkan cara pandang terhadap dunia, konsep kebudayaan atau peradaban, sampai konsep kepribadian atau akhlak.
10. Tujuan utama pengajaran Al-Quran adalah yang bersinggungan dengan konsep filsafat kebudayaan, peradaban, kepribadian, dan akhlak.
11. Sedangkan yang bersinggungan dengan sains dan teknologi hanya ibarat sampiran dalam pantun, yang berfungsi menguatkan pesan inti yang hendak disampaikan.
12. Dalam segi teknik atau cara, atau tepatnya seni penguraian pesan, Al-Quran mempunyai cara atau gaya yang berbeda dari buku ilmiah karangan manusia.
13. Orang yang terbiasa membaca buku ilmiah karangan manusia, pada umumnya merasa heran melihat susunan mushaf dan gaya bahasa Al-Quran.
14. Dalam segi gaya bahasa (uslub), bahasa Al-Quran itu sangat kental warna sastranya, sangat kentara unsur puisinya, sangat jelas konsistensinya dalam menonjolkan ciri sajak persamaan atau persesuaian bunyi pada setiap akhir kalimat dan ayat.
15. Dalam segi ini yang paling sulit dimunculkan dalam terjemahan, sehingga usaha HB Yassin untuk membuat terjemahan Al-Quran yang puitis, dapat dikatakan gagal.
16. Sebagai ilmu, Al-Quran dirancang untuk menjadi pedoman hidup manusia, selain ada nilai sains dan filosofis, Al-Quran jelas mengandung ajaran hidup yang praktis.
17. Kepraktisan Al-Quran dibuktikan dengan cara pengajarannya yang dilakukan secara cicilan dan berangsur-angsur, hal itu adalah keistimewaan Al-Quran untuk memenuhi kebutuhan pragmatis dakwah Nabi Muhammad dan para pendukung awalnya.
18. Al-Quran sebagai sebuah ilmu peradaban yang masuk ke dalam dimensi sejarah, berhadapan dengan gejolak psikologis Nabi Muhammad dan para pengikut awalnya, ditampilkan dalam situasi sosial dan politik sebagai alternatif solusi dari kemelut.
19. Pengajaran Al-Quran dilakukan selama 23 tahun, banyak orang kurang peduli bahwa dalam jangka waktu 23 tahun, seiring dengan pengajaran Al-Quran mengalir sebuah proses dakwah yang berdampak  lokal sampai internasional.
20. Dari proses pengajaran dan dakwah Al-Quran, lahir sebuah agama dunia yang baru, yaitu agama Islam.
21. Setelah Al-Quran selesai diajarkan dan diterapkan secara pragmatis untuk memenuhi kebutuhan zaman dengan segala situasi dan kondisinya, lalu Al-Quran  disusun menjadi sebuah buku.
22. Penyusunan Al-Quran menjadi sebuah buku seperti yang kita dapati sekarang adalah penegasan bahwa Al-Quran secara keseluruhan adalah sebuah ilmu.
23. Sebuah ilmu disusun, dituturkan, dan dituliskan berdasarkan tertib atau susunan rangkaian tertentu, dimulai dengan pembukaan, disusul uraian, dan ditutup dengan kesimpulan.
24. Al-Quran dibukukan dengan surat Al-Fatihah yang artinya “pembuka” diletakkan dalam urutan pertama, setelah itu diletakkan beberapa surat panjang sebagai uraian, dan diakhiri dengan beberapa surat pendek sebagai kesimpulan, susunan buku atau mushaf Al-Quran  yang memenuhi persyaratan ilmiah.
25. Susunan topik Al-Quran yang melompat-lompat dan “kacau” terkandung rahasia tertentu yang menunjukkan bahwa Al-Quran memang istimewa yang berbeda dengan buku karangan manusia.
26. Al-Quran dianugerahkan oleh Allah sebagai teman hidup para umat Islam sepanjang zaman, dan umat Islam  akan selalu membacanya berulang-ulang, seumur hidupnya.
27. Semakin sering membacanya, dan semakin akrab dengan A-Quran, maka semakin mengetahui dan memahami seluk-beluknya.
28. Cara membaca Al-Quran adalh berikut ini.
1)    Jika yang dimaksudkan membaca Al-Quran sebagai ilmu, maka perlakukan Al-Quran sebagai ilmu, yang di dalamnya terdapat: pendahuluan, uraian, dan kesimpulan.
2)    Al-Quran dalam rincian per surah mempunyai susunan yang sama, yaitu ada ayat yang merupakan pendahuluan, yang berisi gagasan inti, uraian, dan simpulan.
3)    Mengacu pada surat Al-Muzzammil, (surah ke-73), membaca Al-Quran dapat dilakukan mulai dari yang mudah, sedang, sampai yang sulit, menurut penilaian pembaca.
4)    Terdapat dalil yang mengatakan bahwa sebagian ayat dan surah dengan bagian yang lain saling menafsirkan.
      Dalil ini memang benar, dalam arti banyak istilah dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh Al-Quran sendiri. Misalnya istilah “al-muttaqin” dijelaskan dalam rangkaian ayat dalam surat Al-Baqarah, ada pula istilah yang penjelasannya ditemukan secara terpisah dalam surah lain.
5)    Membaca Al-Quran secara tematik artinya menurut tema/topik tertentu sangat bagus untuk mencari penjelasan Al-Quran tentang tema/topik tertentu.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment