Saturday, October 27, 2018

1370. KEESAAN TUHAN



KEESAAN TUHAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang keesaan Tuhan?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.     Al-Quran surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1-4.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ


     Katakan, “Dia Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak mempunyai anak dan tidak dilahirkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.
2.    Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran menempatkan kata “huwa” untuk menunjuk kepada Allah, padahal sebelumnya tidak pernah disebut dalam susunan redaksi ayat Al-Quran kata yang menunjuk kepada Allah.
3.    Hal ini memberikan kesan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa itu, sangat terkenal dan nyata, sehingga hadir dalam benak setiap orang dan hanya kepada-Nya selalu tertuju segala isyarat.
4.    Kata “ahad” yang diterjemahkan dengan “esa” terambil dari akar kata “wahdat” yang berarti “kesatuan”, seperti kata “wahid” yang berarti “satu”.
5.    Kata “Ahad” dapat berkedudukan sebagai “nama” dan sebagai “sifat” untuk sesuatu.
6.    Jika kata “Ahad” berkedudukan sebagai “sifat”, maka hal itu hanya khusus digunakan untuk Allah.
7.    Dalam surah Al-Ikhlas, kata “ahad” berfungsi sebagai sifat Allah, dalam arti bahwa Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain Allah.
8.    Dari segi bahasa, kata “ahad” meskipun berakar sama dengan “wahid”, tetapi masing-masing memiliki makna dan penggunaan tersendiri.
9.    Kata “ahad” yang artinya “esa/tunggal” hanya digunakan untuk sesuatu yang tidak dapat menerima penambahan apa pun, dalam pikiran dan kenyataan, karena kata “ahad” berfungsi sebagai sifat.
10. Kata “wahid” yang artinya “satu” yang dapat bertambah  menjadi dua, tiga, dan seterusnya, meskipun penambahan itu hanya dalam pikiran pengucap atau pendengarnya.
11. Kata “ahad” terulang  dalam Al-Quran sebanyak 85 kali, tetapi hanya sekali yang digunakan untuk menunjukkan sifat Tuhan, yaitu dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

           Katakan, “Dia Allah, Yang Maha Esa”.
12. Seakan-akan Allah bermaksud untuk menekankan keyakinan tauhid, bukan saja dalam maknanya, tetapi juga dalam bilangan pengulangan lafalnya, serta kandungan lafal itu.
13. Hal ini menggambarkan kemurnian mutlak dalam keesaan, karena kata “wahid” yang artinya “satu”, tetapi dapat berbilang unsurnya, sedangkan kata “ahad” yang artinya “satu” yang mutlak.
14. Allah terkadang juga disifati dengan kata “Wahid” seperti dalam Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

      Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
15. Para ulama berpendapat bahwa kata “wahid” dalam ayat ini menunjuk kepada keesaan Zat-Allah disertai dengan keragaman sifat-sifat-Allah,  bukankah Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuat, Maha Mengetahui, dan sebagainya.
16. Kata “ahad” dalam surat Al-Ikhlas (surah ke-112) mengacu kepada keesaan Zat-Allah saja, tanpa memperlihatkan keragaman sifat-sifat tersebut.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment