SIKAP ALLAH TERHADAP NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM
Beberapa orang
bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sikap Allah terhadap Nabi Muhammad?” Profesor Quraish Shihab
menjelaskannya.
1.
Dari penelusuran terhadap semua ayat Al-Quran ditemukan bahwa para
nabi sebelum Nabi Muhammad telah diseru oleh Allah dengan nama-nama mereka,
misalnya, Ya Adam..., Ya Musa..., Ya
Isa...,dan sebagainya.
2.
Tetapi terhadap Nabi Muhammad, Allah sering memanggilnya dengan
panggilan kemuliaan, seperti “Yaayyuhan Nabi..., Ya ayyuhar Rasul..., atau
memanggilnya dengan panggilan mesra, seperti, “Ya ayyuhal muddatstsir, atau “Ya
ayyuhal muzzammil” atau “Wahai orang yang berselimut”.
3.
Memang ada ayat Al-Quran yang menyebut namanya, tetapi langsung dibarengi
dengan gelar kehormatan.
4.
Perhatikan firman Allah dalam.
a.
Surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 144.
b.
Surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 40.
c.
Surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.
d.
Surah Al-Shaff (surah ke-61) ayat 6.
5.
Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 144.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ
قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ
ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي
اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Muhammad tidak lain
hanya seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang
siapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat
kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang
yang bersyukur.
6.
Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 40.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ
وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمًا
Muhammad sekali-kali
bukan bapak dari seorang laki-laki di antaramu, tetapi dia adalah Rasulullah
dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
7.
Al-Quran surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ
أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ
كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ
الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad adalah utusan
Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari
karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud.
Demikian sifat mereka
dalam Taurat dan sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan
kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
8.
Al-Quran surah Al-Shaff (surah ke-61) ayat 6.
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ
وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ
بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika
Isa Putra Maryam berkata, “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan
memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul datang kepada
mereka dengan membawa bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang
nyata.
9.
Dalam konteks ini dapat dipahami ketika Al-Quran berpesan kepada umat
Islam, ”Janganlah kamu menjadikan panggilan kepada Rasul di antaramu, seperti
panggilan sebagian kamu kepada yang lain”.
10. Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24)
ayat 63.
لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ
بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا
ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ
يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Janganlah kamu jadikan
panggilan Rasul di antaramu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian
(yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang
berangsur-angsur pergi di antaramu dengan berlindung (kepada kawannya), maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih.
11. Sikap Allah kepada Nabi Muhammad dapat
juga dilihat dengan membandingkan sikap-Nya terhadap Nabi Musa, ketika bermohon
agar Allah menganugerahkan kepadanya kelapangan dada dan memudahkan segala persoalannya.
12. Al-Quran surah Thaha (surah ke-20)
ayat 25-26.
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
وَيَسِّرْ
لِي أَمْرِي
Berkata Musa,“Ya
Tuhanku, lapangkan untukku dadaku, dan mudahkan urusanku”. Sedangkan Nabi
Muhammad memperoleh anugerah kelapangan dada tanpa mengajukan permohonan.
13. Al-Quran surah Alam Nasyrah (surah
ke-94) ayat 1.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu?.
14. Biasanya orang yang diberikan
sesuatu tanpa bermohon mestinya lebih dicintai daripada orang yang bermohon, padahal
permohonannya belum tentu dikabulkan.
15. Al-Quran surah Al-A’la (surah ke-87)
ayat 8, menjelaskan bahwa Nabi Muhammad akan diberikan jalan yang mudah.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ
Dan Kami akan memberimu
taufik kepada jalan yang mudah.
16. Hal ini bukan berarti bahwa Nabi
Muhammad dimanjakan oleh Allah, sehingga beliau tidak akan ditegur apabila
melakukan sesuatu yang kurang wajar sebagai manusia pilihan.
17. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9)
ayat 43 menjelaskan bahwa Allah menegur Nabi Muhammad ketika mengizinkan orang
munafik tidak ikut berperang.
عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّىٰ
يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ
Semoga Allah
memaafkanmu, mengapa kamu memberikan izin kepada mereka (untuk tidak pergi
berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan
sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
18. Dalam ayat tersebut Allah mendahulukan
penegasan bahwa Nabi Muhammad telah dimaafkan, baru disebutkan kekeliruannya.
19. Teguran keras diberikan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad terhadap ucapan yang mengesankan bahwa beliau mengetahui secara
pasti orang yang diampuni, yang akan disiksa, dan ketika Nabi Muhammad merasa
dapat menetapkan orang yang disiksa.
20. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 128.
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ
عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ
Tidak ada sedikit pun
campur tanganmu dalam urusan mereka atau Allah menerima tobat mereka, atau
mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.
21. Allah menegur dalam surat Abasa (surah
ke-80) ayat 1-2, ketika Nabi Muhammad enggan untuk melayani orang buta yang datang
meminta belajar pada saat Nabi sedang melakukan pembicaraan dengan para tokoh
musyrik Mekah.
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
Dia (Muhammad) bermuka masam dan
berpaling, karena
telah datang seorang buta kepadanya.
22. Teguran ini dikemukakan dengan
rangkaian sepuluh ayat dan diakhiri dengan, “Sekali-kali jangan (demikian), sesungguhnya
ajaran Allah adalah suatu peringatan”.
23. Al-Quran surah Abasa (surah ke-80)
ayat 11.
كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ
Sekali-kali jangan (demikian),
sesungguhnya ajaran Tuhan adalah suatu peringatan.
24. Nabi Muhammad berpaling dan sekadar bermuka masam ketika
seseorang mengganggu konsentrasi dan pembicaraan serius pada saat rapat para
pejabat yang hakikatnya dapat dinilai sudah sangat baik apabila dikerjakan oleh
manusia biasa, tetapi karena Nabi Muhammad adalah manusia pilihan, maka sikap
demikian dinilai kurang tepat, yang dalam istilah Al-Quran disebut “zanb” (dosa).
25. Uraian tentang Nabi Muhammad sangat panjang,
yang dapat diperoleh secara tersirat dan tersurat dalam Al-Quran, serta dari sunah,
riwayat, dan pandangan para pakar yang tidak mungkin dapat dijangkau seluruhnya.
26. Kesimpulannya, bahwa Nabi Muhammad
adalah seorang manusia dan sebaik-baik makhluk Allah dibandingan dengan seluruh
makhluk Allah.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas
Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment