SELAMAT NATAL MENURUT AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ucapan selamat natal
menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Al-Quran
surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-20.
وَاذْكُرْ فِي
الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
فَاتَّخَذَتْ
مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا
بَشَرًا سَوِيًّا
قَالَتْ إِنِّي
أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
قَالَ إِنَّمَا
أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
قَالَتْ
أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا
“Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al-Quran, yaitu ketika dia
menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka dia
mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami
kepadanya, maka dia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna”.
Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang
Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (Jibril) berkata, “Sesungguhnya
aku hanya seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang
suci”.
Maryam berkata, “Bagaimana ada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan
tidak pernah ada seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan seorang pezina”.
Jibril berkata, “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman, “Hal itu adalah mudah
bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai
rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”.
Maka Maryam mengandungnya, lalu dia menyisihkan diri dengan kandungannya
ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa dia
(bersandar) pada pangkal pohon kurma, dan berkata, “Aduhai, alangkah baiknya
aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi
dilupakan”.
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih
hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu, dan
goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum, dan bersenang
hatilah kamu. Apabila kamu melihat seorang manusia, maka katakan, “Sesungguhnya
aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”.
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya, kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya
kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun,
ayahmu bukan seorang yang jahat dan ibumu bukan seorang pezina”,
Maka Maryam menunjuk kepada anaknya, mereka berkata, “Bagaimana kami
akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” Berkata Isa, “Sesungguhnya
aku ini hamba Allah, dan Allah memberiku Al-Kitab (Injil) dan menjadikanku
seorang Nabi, dan Allah menjadikanku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Allah memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Allah tidak menjadikanku
seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari aku dilahirkan, aku meninggal dan aku dibangkitkan hidup kembali”. Itulah
Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka
berbantahan tentang kebenarannya”.
2. Demikian, cuplikan kisah kelahiran atau natal
Nabi Isa dalam Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-34, yang menjelaskan
bahwa Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat natal pertama untuk
Nabi Isa.
3. Al-Quran telah memberikan contoh
memberikan salam kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga Ilyas, dan para
nabi lainnya.
4. Setiap umat Islam harus yakin dan percaya
kepada Nabi Isa, dan kepada Nabi Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan
utusan Allah.
5. Kita memohonkan curahan selawat dan salam
untuk mereka berdua sebagaimana kita mohonkan untuk seluruh para nabi dan
rasul.
6. Nabi Muhammad merayakan hari keselamatan Nabi
Musa dari gangguan Raja Firaun dengan berpuasa Asyura, Nabi bersabda, “Umat
Islam lebih wajar merayakannya daripada orang Yahudi pengikut Nabi Musa”.
7. Nabi Muhammad bersabda, “Para Nabi adalah
bersaudara hanya ibunya yang berbeda, dan seluruh umat manusia adalah bersaudara”.
8. Nabi Isa menunjuk dirinya sebagai seorang
“anak manusia”, sedangkan Nabi Muhammad bersabda, “Aku seorang manusia biasa seperti
kalian yang mendapatkan wahyu dari Allah”.
9. Ketika ada orang yang mengira anaknya
meninggal, Nabi Isa menyembuhkannya dan berkata, “Dia tidak mati, tetapi tidur”.
10. Ketika terjadi gerhana matahari pada hari
wafatnya putra Nabi Muhammad, orang-orang berkata, “Matahari mengalami gerhana
karena kematian putra Nabi Muhammad”. Nabi bersabda, “Matahari tidak mengalami
gerhana karena kematian atau kelahiran seorang.”
11. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 64.
قُلْ يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ
بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا
اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakan, “Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami denganmu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Allah dengan sesuatu pun dan
tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah”. Apabila mereka berpaling, maka katakan kepada mereka, “Saksikan, bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
12. Sebagian ulama MEMBOLEHKAN umat Islam mengucapkan
selamat natal dan menghadiri perayaan natal.
a. Asalkan bukan acara ritual agama Kristen.
b. Agar kerukunan umat beragama di Indonesia
tetap terjaga.
13. Sebagian ulama MELARANG umat Islam mengucapkan
selamat natal.
a. Dapat merusak akidah Islam.
b. Berdosa apabila kesucian akidah
dikorbankan atas nama kerukunan umat beragama.
14. Teks keagamaan yang berkaitan dengan akidah
sangat jelas, hal itu untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman.
15. Al-Quran tidak menggunakan satu kata yang
dapat menimbulkan kesalahpahaman, sehingga
dapat terjamin bahwa kata atau kalimat itu, tidak disalahpahami.
16. Misalnya, kata “Allah”, tidak digunakan
oleh Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah
belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam.
17. Semantik adalah ilmu tentang makna kata
dan kalimat atau pengetahuan tentang seluk-beluk pergeseran arti kata.
18. Kata yang digunakan sebagai ganti “Allah”
pada zaman jahiliah adalah “Rabbuka”
artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.
19. Demikian terlihat pada wahyu pertama
hingga surah Al-Ikhlas, dan Nabi Muhammad sering menguji pemahaman umat tentang
Tuhan, tetapi Nabi tidak pernah bertanya, “Di manakah Tuhan berada?”.
20. Redaksi “Di manakah Allah berada?” dapat menimbulkan
kesan keberadaan Allah pada satu tempat tertentu, suatu hal yang mustahil bagi
Allah.
21. Dengan alasan serupa, para ulama enggan
menggunakan kata “ada” bagi Allah, tetapi para ulama menggunakan “wujud Allah”.
22. Hari Natal, meskipun berkaitan dengan Nabi
Isa Al-Masih, manusia agung dan suci, tetapi hari natal yang dirayakan oleh
umat Kristen yang berkeyakinan terhadap Nabi Isa berbeda dengan keyakinan Islam.
23. Orang Islam yang mengucapkan, “Selamat
Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal dapat menimbulkan kesalahpahaman yang
dapat merusak akidah Islam.
24. Mengakui Nabi Isa Al-Masih adalah tuhan sangat
bertentangan dengan akidah Islam, sehingga muncul fatwa ulama bahwa haram bagi umat Islam untuk
mengucapkan “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal.
25. Bahkan semua kegiatan yang berkaitan
dengan Hari Natal adalah haram, termasuk bisnis berjual beli segala keperluan
Hari Natal adalah haram.
26. Larangan mengucapkan selamat natal dan
menghadiri perayaan natal muncul karena para
ulama ingin menjaga akidah umat Islam agar tidak rusak dan bercampur dengan
akidah agama Krisiten.
27. Sebagian ulama berpendapat apabila akidah
seseorang tidak menjadi rusak dan tidak bercampur dengan keyakinan agama
Kristen, maka orang tersebut boleh saja mengucapkan selamat natal kepada
temannya yang beragama Kristen.
28. Mengapa ada ulama yang membolehkan orang
Islam mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen? Jawabnya
adalah, “Karena orang Islam tersebut mengucapkan selamat natal untuk Nabi Isa
sebagai utusan Allah yang mulia, bukan untuk Nabi Isa sebagai tuhan atau anak
tuhan”.
29. Setiap orang boleh bertindak atas
keyakinanya sendiri, dan masing-masing orang
akan bertanggungjawab di akhirat kelak.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment