Saturday, October 27, 2018

1369. UCAPAN SELAMAT NATAL


SELAMAT NATAL MENURUT AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ucapan selamat natal menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.     Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-20.

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا

قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا
     “Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al-Quran, yaitu ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka dia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka dia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”.
      Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanya seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. 
      Maryam berkata, “Bagaimana ada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan tidak pernah ada seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan seorang pezina”.
     Jibril berkata, “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”.
      Maka Maryam mengandungnya, lalu dia menyisihkan diri dengan kandungannya ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa dia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dan berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.
      Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu, dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Apabila kamu melihat seorang manusia, maka katakan, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”.
      Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya,  kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu bukan seorang yang jahat dan ibumu bukan seorang pezina”,
      Maka Maryam menunjuk kepada anaknya, mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” Berkata Isa, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, dan Allah memberiku Al-Kitab (Injil) dan menjadikanku seorang Nabi, dan Allah menjadikanku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Allah memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Allah tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, aku meninggal dan aku dibangkitkan hidup kembali”. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantahan tentang kebenarannya”.
2.    Demikian, cuplikan kisah kelahiran atau natal Nabi Isa dalam Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-34, yang menjelaskan bahwa Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat natal pertama untuk Nabi Isa.
3.    Al-Quran telah memberikan contoh memberikan salam kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga Ilyas, dan para nabi lainnya.
4.    Setiap umat Islam harus yakin dan percaya kepada Nabi Isa, dan kepada Nabi Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah.
5.    Kita memohonkan curahan selawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita mohonkan untuk seluruh para nabi dan rasul.
6.    Nabi Muhammad merayakan hari keselamatan Nabi Musa dari gangguan Raja Firaun dengan berpuasa Asyura, Nabi bersabda, “Umat Islam lebih wajar merayakannya daripada orang Yahudi pengikut Nabi Musa”.
7.    Nabi Muhammad bersabda, “Para Nabi adalah bersaudara hanya ibunya yang berbeda, dan  seluruh umat manusia adalah bersaudara”.
8.    Nabi Isa menunjuk dirinya sebagai seorang “anak manusia”, sedangkan Nabi Muhammad bersabda, “Aku seorang manusia biasa seperti kalian yang mendapatkan wahyu dari Allah”.
9.    Ketika ada orang yang mengira anaknya meninggal, Nabi Isa menyembuhkannya dan berkata, “Dia tidak mati, tetapi tidur”. 
10. Ketika terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya putra Nabi Muhammad, orang-orang berkata, “Matahari mengalami gerhana karena kematian putra Nabi Muhammad”. Nabi bersabda, “Matahari tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seorang.”
11. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 64.

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
      Katakan, “Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami denganmu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Allah dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Apabila mereka berpaling, maka katakan kepada mereka, “Saksikan, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
12. Sebagian ulama MEMBOLEHKAN umat Islam mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan natal.
a.    Asalkan bukan acara ritual agama Kristen.
b.    Agar kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga.
13. Sebagian ulama MELARANG umat Islam mengucapkan selamat natal.
a.    Dapat merusak akidah Islam.
b.    Berdosa apabila kesucian akidah dikorbankan atas nama kerukunan umat beragama.
14. Teks keagamaan yang berkaitan dengan akidah sangat jelas, hal itu untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman.
15. Al-Quran tidak menggunakan satu kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, sehingga  dapat terjamin bahwa kata atau kalimat itu, tidak disalahpahami.
16. Misalnya, kata “Allah”, tidak digunakan oleh Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam.
17. Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat atau pengetahuan tentang seluk-beluk pergeseran arti kata.
18. Kata yang digunakan sebagai ganti “Allah” pada zaman jahiliah  adalah “Rabbuka” artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.
19. Demikian terlihat pada wahyu pertama hingga surah Al-Ikhlas, dan Nabi Muhammad sering menguji pemahaman umat tentang Tuhan, tetapi Nabi tidak pernah bertanya, “Di manakah Tuhan berada?”.
20. Redaksi “Di manakah Allah berada?” dapat menimbulkan kesan keberadaan Allah pada satu tempat tertentu, suatu hal yang mustahil bagi Allah.
21. Dengan alasan serupa, para ulama enggan menggunakan kata “ada” bagi Allah, tetapi para ulama menggunakan “wujud Allah”.
22. Hari Natal, meskipun berkaitan dengan Nabi Isa Al-Masih, manusia agung dan suci, tetapi hari natal yang dirayakan oleh umat Kristen yang berkeyakinan terhadap Nabi Isa berbeda dengan keyakinan Islam.
23. Orang Islam yang mengucapkan, “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal dapat menimbulkan kesalahpahaman yang dapat merusak  akidah Islam.
24. Mengakui Nabi Isa Al-Masih adalah tuhan sangat bertentangan dengan akidah Islam, sehingga muncul  fatwa ulama bahwa haram bagi umat Islam untuk mengucapkan “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal.
25. Bahkan semua kegiatan yang berkaitan dengan Hari Natal adalah haram, termasuk bisnis berjual beli segala keperluan Hari Natal adalah haram.
26. Larangan mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan natal  muncul karena para ulama ingin menjaga akidah umat Islam agar tidak rusak dan bercampur dengan akidah agama Krisiten.
27. Sebagian ulama berpendapat apabila akidah seseorang tidak menjadi rusak dan tidak bercampur dengan keyakinan agama Kristen, maka orang tersebut boleh saja mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen.
28. Mengapa ada ulama yang membolehkan orang Islam mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen? Jawabnya adalah, “Karena orang Islam tersebut mengucapkan selamat natal untuk Nabi Isa sebagai utusan Allah yang mulia, bukan untuk Nabi Isa sebagai tuhan atau anak tuhan”.
29. Setiap orang boleh bertindak atas keyakinanya sendiri, dan masing-masing orang  akan bertanggungjawab di akhirat kelak.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment