POKOK KEIMANAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang
bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Al-Quran adalah pokok keimanan Islam?”
Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.
Al-Quran secara harfiah artinya “bacaan sempurna” adalah suatu nama
pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tidak ada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lampau dapat menandingi Al-Quran
Al-Karim (bacaan sempurna dan mulia).
2.
Tidak ada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta
orang yang tidak memahami artinya dan tidak bisa menulis aksaranya, bahkan
dihafalkan huruf per huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
3.
Tidak ada bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang
diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat per ayat, dalam
segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab dan waktu turunnya.
4.
Tidak ada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya
susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang
tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya.
5.
Semua hasil pembahasan tentang Al-Quran dituangkan dalam jutaan
jilid buku, dari generasi ke generasi, sesuai dengan kemampuan dan
kecenderungan mereka, dan semuanya mengandung kebenaran.
6.
Al-Quran layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya
menakjubkan yang berlainan ke segala penjuru, yang keindhaanya dapat terlihat sesuai
dengan sudut pandang masing-masing.
7.
Tidak ada bacaan seperti Al-Quran yang diatur tata cara membacanya.
a.
Diatur bacaan yang harus dipendekkan.
b.
Diatur bacaan yang harus panjangkan.
c.
Diatur ucapan yang dipertebal atau diperhalus.
d.
Diatur tempat yang terlarang, boleh, dan harus untuk memulai.
e.
Diatur tempat yang terlarang, boleh, dan harus untuk berhenti.
f.
Diatur lagu dan iramanya.
g.
Diatur adab dan ketika membacanya.
8.
Tidak ada bacaan sebanyak kosakata dalam Al-Quran yang berjumlah
77.439 kata, dengan jumlah 323.015 huruf
yang seimbang jumlah kata-katanya, yang serasi antara kata dengan padanannya, maupun kata
dengan lawan kata dan dampaknya.
a.
Misalnya, kata “hayat” dengan antonimnya (kata yang berlawanan
maknanya) yaitu “maut” terulang masing-masing sebanyak 145 kali.
b.
Kata “akhirat” dengan “dunia” masing-masing terulang 115 kali.
c.
Kata “malaikat” dengan “setan” masing-masing terulang 88 kali.
d.
Kata “thuma’ninah” (ketenangan), dengan “dhijg” (kecemasan)
masing-masing terulang 13 kali.
e.
Kata “panas” dengan “dingin” masing-masing terulang 4 kali.
f.
Kata “infaq” dengan dampak yang ditimbulkannya, yaitu “rida” yang
artinya “kepuasan” masing-masing terulang 73 jkali, serta kata “kikir” dengan
akibatnya yaitu “penyesalan” masing-masing terulang 12 kali.
g.
Kata “zakat” dengan “berkat” yang artinya “kebaikan melimpah” masing-masing
terulang 32 kali, dan masih banyak yang lainnya.
h.
Kata “yaum” yang artinya “hari” terulang 365 kali sebanyak hari
dalam setahun, dan kata “syahr” yang artinya “bulan” terulang 12 kali sejumlah bulan
dalam setahun.
9.
Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 17.
اللَّهُ
الَّذِي أَنْزَلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَالْمِيزَانَ ۗ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ
السَّاعَةَ قَرِيبٌ
Allah yang menurunkan
kitab Al-Quran dengan penuh kebenaran dan keseimbangan. Dan tahukah kamu
mungkin hari kiamat itu (sudah) dekat?
10. Apakah ada suatu bacaan ciptaan
makhluk yang seperti Al-Quran?
11. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17)
ayat 88 memberikan tantangan.
قُلْ لَئِنِ
اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا
الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakan, “Sesungguhnya apabila manusia dan
jin berkumpul untuk membuat yang semacam Al-Quran, niscaya mereka tidak akan
dapat membuatnya, meskipun mereka bekerja sama.
12. Orientalis H.A.R. Gibb menulis, “Tidak
ada seorang pun dalam 1.500 tahun ini yang telah memainkan alat bernada nyaring
yang mampu dan berani, yang sangat luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti
yang dibaca Muhammad yaitu Al-Quran."
13. Al-Quran berisi keindahan bahasa,
ketelitian, dan keseimbangannya, dengan kedalaman makna, kekayaan dan
kebenarannya, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang
ditimbulkannya.
14. Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96)
ayat 1-5.
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Yang mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
15. Perintah pertama yang ditujukan
kepada Nabi Muhammad adalah “iqra” (bacalah), padahal Nabi Muhammad tidak pandai
membaca dan menulis.
16. Kata “Iqra” terambil dari akar kata
yang artinya “menghimpun”, sehingga tidak selalu “iqra” harus diartikan “membaca
teks tertulis dengan aksara tertentu”.
17. Dari “menghimpun” muncul aneka ragam
makna, seperti “menyampaikan”, “menelaah”, “mendalami”, “meneliti”, dan “mengetahui”
ciri sesuatu, serta “membaca teks tertulis maupun tidak”.
18. Perintah “Iqra” maksudnya adalah
bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam,
bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis.
19. Kesimpulannya, objek perintah “iqra”
mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas
Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.





0 comments:
Post a Comment