MATI MIRIP TIDUR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

1. Al-Quran menguraikan cara pembuktian
tentang kepastian adanya hari akhir dengan menggiring pemahaman agar manusia
merasa ikut berperan dalam menemukan suatu kebenaran.
2. Agar manusia merasa memilikinya dan bertanggung
jawab mempertahankannya.
3. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
49-51.
وَقَالُوا أَإِذَا كُنَّا عِظَامًا وَرُفَاتًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
خَلْقًا جَدِيدًا
۞ قُلْ كُونُوا
حِجَارَةً أَوْ حَدِيدًا
مِمَّا يَكْبُرُ فِي صُدُورِكُمْ ۚ فَسَيَقُولُونَ مَنْ يُعِيدُنَا ۖ قُلِ
الَّذِي فَطَرَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۚ فَسَيُنْغِضُونَ إِلَيْكَ رُءُوسَهُمْ وَيَقُولُونَ
مَتَىٰ هُوَ ۖ قُلْ عَسَىٰ أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا
Dan mereka berkata, “Apabila kami telah
menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, benarkah kami akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?” Katakan, “Jadilah kamu sekalian batu atau besi
atau suatu makhluk dari makhluk yang
tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya, “Siapakah
yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakan, “Yang telah menciptakanmu
pertama kali”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan
berkata, “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakan, “Mudah-mudahan waktu berbangkit
itu dekat”.
4. Al-Quran bermaksud melibatkan manusia
dalam penemuan keyakinan tentang hari kebangkitan ini.
5. Al-Quran tidak menjawab pertanyaan kaum
musyrik tadi dengan jawaban “ya” atau “tidak”.
6. Tetapi, Al-Quran mengajukan masalah baru
yang belum terlintas dalam benak si penanya.
7. Yaitu dengan pernyataan yang
diperintahkan kepada Rasulullah untuk disampaikan kepada penanya.
8. ”Bagaimana seandainya setelah kematian, kamu
tidak menjadi tulang-belulang yang pernah mengalami hidup, tetapi menjadi batu atau
besi atau makhluk lainnya yang aneh yang belum pernah hidup dan menurut kalian
lebih mustahil untuk dihidupkan?"
9. Al-Quran mengajak akal manusia mengajukan
pertanyaan yang mereka ajukan semula.
10. “Siapakah yang akan menghidupkan itu
semua kembali?”
11. Jawabnya adalah, “Dia yang pertama kali
mewujudkannya, karena sebelumnya mereka tidak ada”.
12. Karena mewujudkan sesuatu yang pernah hidup
pasti lebih mudah dibanding mewujudkan sesuatu yang belum hidup dan tidak pernah
berwujud sama sekali.
13. Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat
5-7 menganalogkan hari akhir seperti air hujan yang menimpa tanah gersang.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ
مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ
عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ
ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ
طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ
مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ
وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَىٰ
وَأَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ
اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami
telah menjadikanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antaramu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di
antaramu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi dan
subur yang menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dia yang hak dan
sesungguhnya Dia yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala suatu, dan sesungguhnya
hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya, dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur.
14. Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39)
ayat 42 menjelaskan orang mati mirip dengan orang tidur.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا
وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ
وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berpikir.
15. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 259 mengisahkan orang ditidurkan 100 tahun untuk membuktikan adanya
kebangkitan.
أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ
عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ
اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا
أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ
وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ
ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا
تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri
yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu
100 tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya, “Berapa lama kamu
tinggal di sini?” Dia menjawab, “Saya telah tinggal di sini sehari atau
setengah hari”. Allah berfirman, “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini 100 tahun
lamanya, lihat makanan dan minumanmu yang belum berubah, dan lihat kepada
keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang), Kami akan menjadikanmu tanda
kekuasaan Kami bagi manusia, dan lihat tulang belulang keledai itu, kemudian
Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka
tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati)
dia pun berkata, “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
16. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18)
ayat 9-26:
1) Mengisahkan sekelompok pemuda yang
ditidurkan selama 300 tahun.
2) Gua bekas peninggalan tempat
persembunyian telah ditemukan dekat kota Amman, Yordania.
3) Lokasi itu sekarang menjadi salah satu
objek yang dikunjungi wisatawan dan peziarah.
17. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18)
ayat 9-11.
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang
mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda kekuasaan
Kami yang mengherankan?” (Ingatlah)
tatkala para pemuda mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa,
“Wahai Tuhan kami, berikan rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakan bagi
kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa
tahun dalam gua itu”.
18. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18)
ayat 25-26.
Dan mereka tinggal dalam gua mereka 300
tahun dan ditambah 9 tahun (lagi). Katakan, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di
gua),kepunyaan-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah
terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya, tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka
selain daripada-Nya, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya
dalam menetapkan keputusan”.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment