PANCASILA HARUS DIPRAKTIKKAN DALAM BERNEGARA
Oleh:Drs.
H. M. Yusron Hadi, M.M.
Haedar Nashir:
Pancasila Jangan Berhenti dalam
Ritual dan Seremonial.
Setiap
tahun, tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Pancasila.
Pancasila
menjadi dasar negara dan ideologi negara adalah konsensus nasional.
Yang
harus dibumikan dalam keseharian.
Kita
memperingati lahirnya Pancasila.
Bukan
hanya ritual, seremonial, jargon, dan retorika saja.
Seluruh warga bangsa berusaha
agar bisa mewujudkan Pancasila dalam keseharian secara proporsional.
Tidak mengabaikan Pancasila.
Tapi sekaligus tidak ekstrem
berlebihan membuat Pancasila melebihi posisinya.
Cara yang bisa ditempuh:
1.
Menerapkan
Pancasila dalam kehidupan bernegara.
Melalui seluruh institusi kenegaraan.
Agar betul-betul menjadikan tiap sila Pancasila sebagai dasar
nilai.
Dasar pijakan mengambil keputusan.
Dan orientasi dalam kebijakan.
Agar tetap berada dalam koridor Pancasila.
Pertentangan sering terjadi.
Karena kebijakan negara tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran,
dan moralitas Pancasila.
2.
Pancasila
harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa.
Termasuk para elit bangsa.
Pancasila tidak cukup hanya
dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran.
Pancasila harus kita praktikkan
dalam berbangsa dan bernegara.
Berpancasila menunjukkan kata
kerja.
Yang artinya bahwa Pancasila
harus dijadikan praktik nyata dalam berbangsa dan bernegara.
Elit bangsa terutama.
Dan warga biasa agar menjadi
contoh teladan dalam mempraktikkan Pancasila.
Yaitu menjadi insan yang
Berketuhanan Yang Maha Esa.
Berperikemanusiaan yang adil dan
beradab.
Berpersatuan Indonesia.
Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Dan Berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3.
Perumusan
bahan sosialisasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara jangan mengulangi
tragedi masa lalu.
Di mana kita atau sebagian kita atau kebijakan secara sadar atau
tidak.
Telah meyimpangkan Pancasila dari sila-silanya yang substansial.
Menjadi hal yang indoktrinatif di luar substansinya.
Usahakan penerapan nilai Pancasila
seobjektif mungkin.
Muhammadiyah mengajak bangsa
Indonesia benar-benar menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara.
Dan tidak mempolitisasi untuk
tujuan lain.
Jauhi politisasi Pancasila untuk
kepentingan apa pun!
Karena kita belajar dari sejarah:
Tiap ada reduksi, penyimpangan,
dan politisasi Pancasila.
Akan menimbulkan tidak percaya
pada Pancasila.
Dan pada kebijakan negara berkaitan dengan Pancasila.
Semuanya
perlu ketulusan, kejujuran, jiwa negarawan, wawasan luas, dan semangat kebersamaan.
Dalam
mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Jangan
membawa Pancasila menjadi sempit.
Dan
jangan juga membawa Pancasila melebihi dirinya.
Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara.
Tempatkan
Pancasila secara proporsoional sebagai dasar dan ideologi negara,” kata Haedar
Nashir.
(Sumber
suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment