Wednesday, June 2, 2021

9773. PANCASILA JANGAN HANYA RITUAL DAN SEREMONI SAJA

 


PANCASILA JANGAN HANYA RITUAL DAN SEREMONI SAJA

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

Haedar Nashir:

 

Pancasila Jangan Berhenti dalam Ritual dan Seremonial.

 

Setiap tahun, tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Pancasila.

 

 

Pancasila menjadi dasar negara dan ideologi negara adalah konsensus nasional.

 

 

Yang harus dibumikan dalam keseharian.

 

 

Kita memperingati lahirnya Pancasila.

 

 

Bukan hanya ritual, seremonial, jargon, dan retorika saja.

 

 

Seluruh warga bangsa berusaha agar bisa mewujudkan Pancasila dalam keseharian secara proporsional.

 

Tidak mengabaikan Pancasila.

 

Tapi sekaligus tidak ekstrem berlebihan membuat Pancasila melebihi posisinya.

 

Cara yang bisa ditempuh:

1.      Menerapkan Pancasila dalam kehidupan bernegara.

 

Melalui seluruh institusi kenegaraan.

 

Agar betul-betul menjadikan tiap sila Pancasila sebagai dasar nilai.

 

Dasar pijakan mengambil keputusan.

 

Dan orientasi dalam kebijakan.

 

Agar tetap berada dalam koridor Pancasila.

 

Pertentangan sering terjadi.

 

Karena kebijakan negara tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran, dan moralitas Pancasila.

 

2.      Pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa.

 

Termasuk para elit bangsa.

 

Pancasila tidak cukup hanya dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran.

 

Pancasila harus kita praktikkan dalam berbangsa dan bernegara.

 

Berpancasila menunjukkan kata kerja.

 

 

Yang artinya bahwa Pancasila harus dijadikan praktik nyata dalam berbangsa dan bernegara.

 

 

Elit bangsa terutama.

 

 

Dan warga biasa agar menjadi contoh teladan dalam mempraktikkan Pancasila.

 

 

Yaitu menjadi insan yang Berketuhanan Yang Maha Esa.

 

Berperikemanusiaan yang adil dan beradab.

 

Berpersatuan Indonesia.

 

 

Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

 

 

Dan Berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

 

3.      Perumusan bahan sosialisasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara jangan mengulangi tragedi masa lalu.

 

Di mana kita atau sebagian kita atau kebijakan secara sadar atau tidak.

 

 

Telah meyimpangkan Pancasila dari sila-silanya yang substansial.

 

 

Menjadi hal yang indoktrinatif di luar substansinya.

 

 Usahakan penerapan nilai Pancasila  seobjektif mungkin.

 

 

Muhammadiyah mengajak bangsa Indonesia benar-benar menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara.

 

 

Dan tidak mempolitisasi untuk tujuan lain.

 

 

Jauhi politisasi Pancasila untuk kepentingan apa pun!

 

Karena kita belajar dari sejarah:

 

Tiap ada reduksi, penyimpangan, dan politisasi Pancasila.

 

 

Akan menimbulkan tidak percaya pada Pancasila.

 

Dan pada kebijakan negara  berkaitan dengan Pancasila.

 

 

Semuanya perlu ketulusan, kejujuran, jiwa negarawan, wawasan luas, dan semangat kebersamaan.

 

 

Dalam mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara.

 

 

Jangan membawa Pancasila menjadi sempit.

 

 

Dan jangan juga membawa Pancasila melebihi dirinya.

 

 

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

 

 

Tempatkan Pancasila secara proporsoional sebagai dasar dan ideologi negara,” kata Haedar Nashir. 

 

 

(Sumber suara.muhammadiyah)

 

0 comments:

Post a Comment