Saturday, August 14, 2021

10894. NASIHAT ORANG TUA ZAMAN DULU

 



NASIHAT ORANG TUA ZAMAN DULU

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Nasihat orang tua zaman dulu tentang perbuatan baik, yaitu:

 

1.      Perbuatan baik sering dilakukan dalam periode panjang.

 

2.      Perbuatan baik tetap dikerjakan saat ramai atau sepi.

 

 

 

Orang tua dulu menitipkan hal itu.

 

Agar kita bisa mengetahui 'kebijaksanaan hati'.

 

Wasiat ini menarik untuk dipikirkan.

 

Jangan sedih jika ada orang lain menuduh kita pamer dan ria.

 

Karena ada 2 cara yang bisa membantu membungkamnya.

 

Cara ini efektif menetralisir 'penghakiman' orang lain.

 

1.   Perbuatan baik sering dilakukan dalam periode panjang.

 

Misal, kita memberi sedekah kepada orang miskin.

 

Tidak masalah direkam, divideokan, lantas diposting.

 

TAPI, ini syarat pentingnya: lakukan itu sering-sering.

 

Misal tiap hari donasi kepada orang miskin.

 

Yaitu  selama 10 tahun ke depan.

 

 Tidak pernah luput sehari pun, terus saja dilakukan.

 

 

Dijamin, pada satu titik, kita benar tiba pada pemahaman terbaiknya.

 

 

Yaitu 365 hari kali 10 tahun.

 

Btu berarti 3650 kali kita lakukan donasi, video, posting.

 

 

Sedekah, video, posting.

 

Terus begitu. Lakukan tanpa henti.

 

Karena sering dilakukan, dalam periode panjang.

 

Kita benar menguji diri sendiri memang tidak pamer.

 

 

Kenapa harus tiap hari?

 

Karena namanya juga kebiasaan, harus setiap hari.

 

Makan dan minum tiap hari kita tidak bosan.

 

Kita suka salat tahajud (atau ibadah lain), lantas kita videokan.

 

Boleh, silahkan posting di akun medsos.

Jangan cemas dibilang pamer, dll.

 

 Tapi syarat pentingnya:

Dilakukan tiap malam.

Selama 10 tahun ke depan.

 

Terus tiap malam, salat tahajud, videokan, posting, salat, videokan, posting, terus....

 

Persis di akhir tahun ke-10.

 

Hal itu benar2 bisa menginspirasi orang lain.

 

 

Ingat apa kata kuncinya?

 

Sering.

Terus-menerus.

Dalam periode panjang.

 

Jangan cuma sekali.

Karena kalau cuma sekali, orang lain juga bisa.

 

Setelah genap 10 tahun, jangan berhenti, teruskan.

 

Hingga kita akhirnya meninggal.

 

WAH, itu akan fantastis mengharukan sekali.

 

Yang awalnya donasi hanya utk konten, tahajud hanya untuk konten.

 

Akhirnya keterusan sampai 10 tahun.

 

Akhirnya keterusan dilakukan sampai mati, setiap malam dilakukan.

 

Kalau sudah begini, tidak akan ada lagi orang nyinyir kepada kita.

 

 

2.   Perbuatan baik tetap dikerjakan saat ramai atau sepi.

 

 

Selain sering dilakukan.

 

Cara lain menguji dan menetralisir soal pamer dan ria ini?

 

'Lakukan saat ramai, pun lakukan saat sepi.'

 

Sederhana juga.

 

Misal, jika kita sudah 10 tahun.

 

Tiap hari sedekah kepa orang miskin.

 

Lantas direkam, divideokan, dan diposting.

 

 

Maka tiba latihan berikutnya.

 

Diam2, kita juga melakukan selama 10 tahun.

 

Diam-diam membantu orang2 miskin, donasi.

 

Dan kali ini tidak pakai direkam, divideokan.

 

 

Artinya, ada 3650 kali divideokan.

 

Dan ada 3650 kali tidak divideokan.

 

Jika ada yang mau nyinyir ke kita.

 

Dalam hati kita bisa tersenyum lapang,

 

"Ah, kamu sih tidak tahu.

 

Saya juga 3650 kali sudah donasi diam-diam."

 

Jangan terbalik.

 

Ini diam-diam tidak pernah dilakukan.

 

Donasi juga baru hitungan jari berapa kalinya.

Sudah divideokan, diposting, hebohnya segalaksi bima sakti.

 

Jika kita bisa melakukan 2 hal ini.

 

Maka hati akan tenang.

 

Kita tidak peduli dengan penilaian orang lain saat berbuat baik.

 

Karena kita telah 'terbang mengangkasa' menyentuh pemahaman tertingginya.

 

Kita telah teruji.

 

Tapi jika kesal, membela diri, apalagi sampai marah2.

 

Padahal orang lain hanya menasihati jangan pamer.

 

Artinya masih 'terbenam di bumi'.

 

(Sumber Tere Liye)

 

0 comments:

Post a Comment