ATURAN PINJAM MEMINJAM
DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
AYAT TERPANJANG DALAM
AL-QURAN BERISI TENTANG UTANG PIUTANG
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 282.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ
بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ
بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ
فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ
وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا
أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ
بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ
يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ
الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ
وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ
صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ
وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ
تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا
تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا
شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ
وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Hai orang-orang
beriman, jika kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah
ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit
pun hutangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah
walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikan dengan dua orang saksi
lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki
dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang
lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) jika mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis
utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu),
kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu,
maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikan
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
ADAB DALAM UTANG
PIUTANG
1. Utang piutang harus
dicatat dengan baik.
2. Pihak yang utang harus
berniat melunasi utangnya.
3. Pihak yang utang harus
punya rasa takut tidak bisa melunasi utangnya.
4. Pihak yang utang tak
boleh merasa tenang selama punya utang.
5. Jangan suka menunda
untuk membayar utang.
6. Pihak yang punya utang
jangan menunggu ditagih baru membayar utangnya.
7. Jangan mempersulit dan
mencari-cari alasan agar tidak membayar utangnya.
8. Jangan meremehkan
utang, meskipun jumlahnya sedikit.
9. Jangan berbohong dalam
masalah utang piutang.
Rasulullah bersabda,
1. “Siapa yang berutang,
sedangkan ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah
sebagai seorang PENCURI.”
(HR. Ibnu Majah,
hasan shohih).
2. “Siapa yang berutang
dan berniat tidak membayarnya, maka Allah akan membinasakannya.”
(HR. Bukhari)
3. “Semua dosa orang yang
mati syahid diampuni oleh Allah, KECUALI utangnya.”
(HR.Muslim)
4. “Barang siapa mati dan
masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang itu akan dilunasi dengan
diambilkan dari amal kebaikannya.”
(HR. Ibnu Majah,
Shohih)
5. “Menunda membayar
utang bagi orang yang mampu membayar termasuk ke-zaliman.”
(HR. Bukhari dan
Muslim)
6. “Sebaik-baik orang
adalah yang paling baik dalam membayar utangnya.”
(HR Bukhari dan Abu
Daud)
7. “Allah akan memasukkan
ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang.”
(HR. Ahmad, an-Nasa’i,
dan Ibnu Majah)
8. “Roh seorang mukmin
itu tergantung kepada utangnya hingga utangnya dibayarkan.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi)
(Sumber Tafsir
Al-Quran)
0 comments:
Post a Comment