Friday, August 27, 2021

10664. JENDERAL AFGANISTAN MERASA DIKHIANATI TRUMP BIDEN GHANI

 



JENDERAL AFGANISTAN MERASA DIKHIANATI

TRUMP BIDEN DAN GHANI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Jenderal Afganistan: Kami Dikhianati Trump, Biden dan Ghani.

 

 

Jenderal Afganistan salahkan Trump, Biden dan mantan presiden Ashraf Ghani.

 

Atas kemenangan Taliban.

 

Mantan jenderal top Afghanistan.

 

Menyalahkan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , Presiden Joe Biden.

 

Dan mantan presiden Afganistan Ashraf Ghani atas berhasilnya Taliban  berkuasa.

 

Menurutnya, mereka mengkhianati Afganistan dan menghancurkan negara itu.

 


“Kami dikhianati oleh politik dan presiden,” kata Sami Sadat.

 

Seorang jenderal bintang 3.

 

Yang pernah memimpin pasukan khusus Afganistan.

 

Dalam sebuah opini di The New York Times.



“Ini bukan hanya perang Afghanistan.

 

lni adalah perang internasional.

 

Dengan banyak militer  terlibat.

 

Mustahil bagi satu tentara saja.

 

Untuk mengambil pekerjaan itu dan berperang.

 

Ini adalah kekalahan militer.

 

Tetapi itu berasal dari kegagalan politik,” sambungnya.

 


Jatuhnya Afganistan dimulai jauh sebelum Taliban menyerbu Kabul dalam beberapa pekan terakhir.

 

Pertama, ada perjanjian damai Trump dan Taliban, Februari 2020.

 

Yang “menghancurkan” negara itu.

 

Karena menetapkan syarat untuk penarikan pasukan Amerika.

 

Tanpa pembagian kekuasaan Taliban dan pemerintah Afganistan.



Menurut Sadat, memberi “tanggal kedaluwarsa” pada kehadiran AS di negara itu.

 

Sehingga  Taliban menunggu.

 

Dan merebut kembali negara itu saat mereka pergi.



Pemerintah Biden melanjutkan rencana umum pemerintah Trump.

 

Menarik kembali pasukan dan ribuan kontraktor militer.

 

Yang penting untuk pasokan  pasukan dan teknologi.

 

Seperti helikopter serta drone.

 

Yang menguntungkan  tentara Afganistan atas Taliban.


“Saya sedih melihat Biden dan pejabat Barat menyalahkan Angkatan Darat Afganistan.

 

Karena tanpa menyebutkan alasan mendasar yang terjadi,” tambah jenderal itu dalam artikelnya.



“Perpecahan politik di Kabul dan Washington mencekik tentara.

 

Dan membatasi kemampuan dan pekerjaan kami,” jelasnya.



Presiden Joe Biden  membenarkan keputusannya menarik pasukan Amerika.

 

Dengan alasan AS tidak dapat berjuang mencapai Afganistan yang stabil.



“Pasukan Amerika tidak bisa.

 

Dan tidak seharusnya berperang dalam perang dan mati.

 

Dalam perang yang pasukan Afghanistan sendiri tidak mau berjuang.

 

 

Untuk diri mereka sendiri,” katanya dalam pidatonya pekan lalu.



Taliban Berkuasa, Biden Salahkan Pemimpin dan Tentara Afganistan

Tentara Afganistan sangat menderita selama perang.

 

Sekitar 20 persen total kekuatan tempurnya, 66.000 tewas.

 

Selama 20 tahun terakhir.

 

 

Setara dengan 260.000 tentara Amerika yang sekarat.

 

Mengingat ukuran relatif dua kekuatan militer.



Mantan komandan tertinggi Afganistan itu menyalahkan mantan presiden Afganistan Ashraf Ghani.

 

Dan pemerintahnya atas budaya korupsi.

“Itu benar-benar tragedi nasional kita,” katanya.



Ghani melarikan diri saat Taliban mendekati Kabul.

 

Dan membela diri atas keputusannya.

 

Dengan mengatakan itu perlu agar damai.



“Jika saya tetap tinggal.

 

Banyak orang sebangsa saya akan menjadi martir.

 

Dan Kabul akan hancur,” tulisnya di media sosial.



Ghani tinggal di Uni Emirat Arab (UEA) dengan alasan kemanusiaan.

(Sumber Tribun)

0 comments:

Post a Comment